Kisah Dua Orang Sahabat

Kisah dua orang sahabat ini bukan berawal secara tiba-tiba, namun ketahuilah bahwa dua orang sahabat ini sejatinya telah bersama sejak duduk di bangku SMA hingga berlanjut di bangku perkuliahan pada sebuah Perguruan Tinggi Islam Negeri yang kini berubah menjadi sebuah Universitas Islam Negeri di kota Pahlawan Surabaya Jawa Timur. Setelah lulus program studi sarjananya, dua orang sahabat ini putus komunikasi karena kesibukan masing-masing. Singkat cerita seorang sahabat yang satu kini telah berkeluarga dan menjadi seorang pendidik sebuah sekolah negeri di kabupaten kota, sementara seorang sahabat yang satu lagi mengambil keputusan untuk mengabdikan dirinya hanya untuk suami dan anak-anak tercinta.

Alhamdulillah melalui acara reuni yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu komunikasi antar dua sahabat ini sebut saja Nia dan Rini berlanjut kembali. Pertemuan yang memang sudah direncanakan oleh teman-teman dalam ajang reuni akhirnya mampu mempertemukan kembali sosok sabahat karib yang telah lama tidak saling bersua. Mereka banyak bercerita tentang keluarga dan aktifitasnya, hingga tanpa terasa dua orang sahabat ini saling menceritakan bagaimana sebenarnya kondisi yang mereka alami dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Intinya dua orang sahabat ini saling mensupport apapun profesi yang saat ini mereka geluti. Tidak ada yang salah dengan profesi wanita sebagai pendidik atau wanita karier lainnya dan tidak ada yang salah jika seorang wanita yang berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari tugasnya hanya mengurus keluarga.

Tidak ada kata yang bermaksud untuk merendahkan profesi wanita yang hanya sebagai ibu rumah tangga, justru dari sini bisa diambil hikmahnya. Mereka memiliki banyak waktu untuk bisa merawat anak-anak dan mengurus seluruh kebutuhan rumah tangga tanpa kehadiran seorang asisten di rumah tangga dan yakinlah pasti akan mendapatkan bonus pahala langsung dari Yang Maha Kuasa. Demikian juga sebagai wanita karier, tugas kita menjadi double satu sisi kita harus profesional di tempat kerja dan satu sisi kita juga harus loyal dalam urusan rumah tangga dan tetap ingat tanpa izin suami serta tanpa ridlonya maka menjadi penghalang bagi seorang wanita untuk berkarier di luar rumah. Hanya mungkin soal intensitas waktu untuk keluarga yang membedakan kita bisa maksimal mengurus keluarga. Namun apapun yang dilakukan oleh Nia dan Rini dua orang sahabat karib ini adalah sama-sama mulia. Mereka adalah para pejuang rumah tangga, ibu dari anak-anak mereka dan istri yang setia bagi suami yang perlu mendapatkan apresiasi yang luar biasa.

Demikian sekelumit kisah antara Nia dan Rini yang bergelut dalam profesi yang berbeda. Hikmah yang dapat kita ambil adalah rasa ikhlas yang ada di dalam hati menjadi modal utama menuju keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah.