REJEKIKU

Oleh: Nursakinah

Pada jam istirahat sekolah saya sedang menikmati teh panas dan camilan. Tiba-tiba rekan sejawatku mendatangi mejaku sambil marah-marah. "Seharusnya yang mendampingi Andri itu Bu Rara" nadanya geram. Saya yang tidak mengerti hanya terdiam dan ternganga kebingungan. Kemarahan yang ditunjukkan rekanku tidak aku balas untuk menghindari keributan.

Sepeninggal rekanku, kupanggil Andri ke ruang guru. Dan kutanyakan padanya apa yang terjadi. "Pengumuman lomba Karya Ilmiah Remaja sudah keluar, Bu. Dan saya mewakili propinsi ke tingkat nasional," terang Andri. "Kan selama pembuatan karya ilmiah, Andri konsultasinya ke Ibu, jadi nama Ibu yang tertulis sebagai pembimbing," lanjutnya. Mengertilah saya letak permasalahannya. Memang selama proses pembuatan karya ilmiah, walau pun bukan disiplin ilmuku, Andri selalu ke rumahku untuk konsultasi, kebetulan ketika seleksi awal bertepatan dengan hari libur.

Keesokan harinya, Bu Rara, dengan bijaksana mengatakan padaku, "Bu Nana, silakan dampingi Andri. Itu rejeki Bu Nana, saya tidak apa-apa." Aku menatap Bu Rara dengan kagum. Saya juga tidak tahu siapa yang salah dan benar dalam hal ini. Akhirnya kami pun berangkat ke Jakarta. Dan kami masih harus banyak belajar untuk mencapai hasil yang maksimal.

#Tagur30

#Harike-9