Nurokhim Sag

Nurokhim, S. Ag. S. Kons. adalah seorang Motivator & Trainer Pendidikan, Pembicara Seminar Parenting, Guru Bimbingan Konseling, Dosen, danPenggiat Pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
RENUNGAN TULISAN HARI KE-876  REZEKI YANG BERKAH PENJUAL BAKSO (PART-2)

RENUNGAN TULISAN HARI KE-876 REZEKI YANG BERKAH PENJUAL BAKSO (PART-2)

Oleh: Nurokhim, S. Ag. S.Kons.

“Lantas, saya harus bagaimana Abah Kiyai?” tanya Parjo masih dengan kebimbangan.

Ah, seorang pemuda yang polos, tulus dan penuh keimanan meskipun seorang tukang bakso. Namun di dalam lubuk hatinya terpendam kasih sayang kepada seorang perempuan yang dicintainya. tapi Den Bagus juga melihat kebimbangan yang menyelimuti pikirannya. Kemudian Den Bagus dengan penuh kelembutan berkata;

“ Apa yang Nak Parjo lakukan sudah benar. Ketika Nak Parjo hatinya diliputi kegelisahan dan keresahan, Nak Parjo datang kepada Allah. Bersujud dan memohon ampun atas segala perbuatan yang dilakukan serta dapat meminta kemudahan segala urusan yang Nak Parjo hadapi,” ucap Abah Den Bagus.

“Apapun persoalan dalam hidup alangkah lebih baiknya jika kita mengadu pada Allah yang Maha Besar dan Maha Mengetahui apa yang dirasakan hambanya,” lanjutnya.

“Lalu bagaimana dengan perempuan yang ingin saya nikahi tadi, Abah Kiyai?” ucap Parjo meminta pendapat Den Bagus.

“Setiap makhluk hidup yang Allah SWT ciptakan di Bumi ini, sudah diselipkan kebahagian dan beban untuk mewarnai kehidupannya. Baik itu berupa rezeki, jodoh, maut, masalah dan lainnya, itu semua sudah diatur oleh Allah SWT dengan sebaik baik pengaturan. Oleh karena itu, jangan pernah Nak Parjo merasa hawatir jika rezeki Nak Parjo dan semua yang Allah takdirkan untuk Nak Parjo, termasuk jodoh itu tidak akan tertukar,” ujar Den Bagus.

“Namun perlu juga diingat bahwa perkara jodoh memang harus diusahakan. Tetapi jika perempuan yang akan Nak Parjo nikahi merasa kalau Nak Parjo itu tidak pantas untuk dirinya karena pekerjaan Nak Parjo, cobalah Nak Parjo pikir pikir ulang,” lanjut Abah Den Bagus pada Parjo penuh nasehat.

Parjo nampak tercenung mendengar nasehat Abah Kiyai Den Bagus. Iya ya, apa jadinya bila dia menyukai perempuan jika perempuan yang dia sukai itu tidak bisa menerima dia apa adanya. Bagaimana kalau dia tidak dapat memenuhi tuntutan perempuan itu kalau dia sudah menjadi istrinya. Pikiran Parjo seakan mendapatkan cahaya terang mendengar nasehat Abah.

Setelah menata pikiran dan hatinya yang sudah mulai terbuka, dengan berlahan Parjo perkata; “Iya Abah Kiyai, kalau dipikir-pikir nanti kalau Parjo menikahi perempuan itu bukannya mendatangkan kebahagiaan tetapi malah menimbulkan sakit hati,” sahut Parjo.

“Nah, harusnya perempuan yang akan Nak Parjo nikahi bisa menerima Nak Parjo apa adanya, bukan ada apanya,” ucap Den Bagus dengan candaan agar suasanya mencair.

“Iya Abah Kiyai. Setelah saya renungkan dan pikirkan, rasaya Parjo akan mencari perempuan yang benar-benar tulus menerima Parjo apa adanya. Parjo tidak mau memiliki istri yang hanya memetingkan duniawi dan materi semata. Apa lagi memiliki calon mertua yang juga jelas-jelas menganggap rendah saya sebagai pedagang Bakso,”” sahut Parjo.

“Nah kalau begitu menurut Abah, abaikan saja orang mengatakan kita wong cilik atau orang kecil. Kecil dihadapan manusia namun besar dihadapan Allah,” lagi-lagi nasehat Den Bagus menyejukkan Parjo.

“Iya Abah Kiyai,”

“Ingat Nak Parjo! Pada akhirnya kita yang orang kecil akan meninggal dan orang yang merasa dirinya kaya, punya jabatan dan kedudukan juga akan meninggal. Nanti kita lihat siapa yang kecil dan besar dihadapan Allah,” lanjut Den Bagus.

“Iya Abah Kiyai! Yang penting saya selalu bersyukur mendapat rezeki dari jalan yang halal, meskipun hanya menjadi tukang bakso,” ujar Parjo.

“Nah itu Parjo tahu. Rejeki yang halal dan berkah selalu membuat cukup dalam kehidupan. Seperti sabda Rasulullah SAW dalam hadist yang shahih, "Makanan untuk dua orang kalau diletakkan niatnya untuk memberikan makan orang lain, maka akan cukup untuk tiga orang," terang Sen Bagus.

“Wah, berarti saya harus rajin-rajin bersedekah kalau begitu, ya Abah Kiyai?” ucap Parjo semangat.

“Itu sebabnya setiap orang muslim hendaknya mengejar keberkahan dalam mencari rezeki, apapun pekerjaannya, yang penting berasal dari sumber-sumbernya rezeki di jalan dan tidak lupa untuk selalu ingat kepada Allah SWT.,” kata Den Bagus sambil menepuk pundak Parjo.

“Terima kasih Abah Kiyai semua wejangan dan nasehatnya buat Parjo,” ucap Parjo sambil mengambil dan menarik tangan kanan Den Bagus untuk dicium berulang kali sebagai tanda hormat dan terima kasih. Den Bagus pun membiarkan Parjo yang menciumi tangan kanannya dan melepas kepergian Parjo dengan rasa syukur dan bahagia karena Parjo sudah dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi!

30 Jun
Balas

Aamiin. Terima kasih Pak Dede Saroni komentar positifnya. Sukses juga untuk Pak Dede dengan karya karyanya.

01 Jul

Cakep

30 Jun
Balas

Terima kasih bunda Puspa Lestari selalu hadir memberikan komentar positifnya. Sukses selalu juga buat bunda dengan karya karyanya.

01 Jul

Wow..penjual bakso jadi sebuah karya. Salut Ustadz.

30 Jun
Balas

Terima kasih bunda Fairuzah Dahiyyah kehadiran dan komentar positifnya. Sebuah tulisan yang sempat terpikirkan saat menulis, semoga bisa menginspirasi. Salam sukses selalu.

01 Jul



search

New Post