Nurokhim Sag

Nurokhim, S. Ag. S. Kons. adalah seorang Motivator & Trainer Pendidikan, Pembicara Seminar Parenting, Guru Bimbingan Konseling, Dosen, danPenggiat Pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
RENUNGAN TULISAN HARI KE-644 KENANGAN MASA LALU

RENUNGAN TULISAN HARI KE-644 KENANGAN MASA LALU

Karya: Nurokhim, S. Ag. S.Kons.

T-22

Apakah Anda memiliki kenangan masa lalu yang sulit dilupakan? Coba Anda ingat-ingat dan munculkan kembali memori kenangan masa lalu yang pernah anda alami itu. Biasanya seseorang lebih senang mengenang hal-hal yang indah tentang masa lalu dalam hidupnya dibanding hal-hal yang pahit dan menyakitkan. Bahkan, jika memiliki memori buruk sekalipun, Anda akan berusaha menjadikannya hal-hal yang buruk buruk menjadi positif dengan mengambil hikmah dan pelajaran dari perisitwa masa lalunya tersebut.

Memang kenangan indah lebih mudah teringat jelas dibanding yang menyakitkan. Bahkan, seperti yang saya sampaikan, kenangan yang tidak menyenangkan sakalipun tetap dijadikan hal yang positif. Ini menunjukkan, manusia cenderung melihat masa lalu dengan kacamata serba indah dan menyenangkan.

Saya yakin orang yang merasa dirinya waras sudah pasti memiliki kenangan dari masa lalunya. Peristiwa demi perisitiwa atau kejadian yang dialaminya sudah pasti ada yang tersimpan dalam ingatan bahkan ada yang sampai membekas di hati. Oleh sebab itu, seseorang bisa dengan mudah terbawa perasaan saat teringat suatu kenangan. Seseorang bisa tiba-tiba tersenyum saat teringat kenangan bahagia, dan bisa juga tiba-tiba menangis saat teringat kenangan sedih.

Mungkin tidak semua kejadian yang dialaminya menyenangkan, kadangkala hal-hal yang menyedihkan pun jadi bagian dari kenangan yang tak bisa begitu saja dilupakan. Namun jika kita sadari, kenangan-kenangan yang kita tinggalkan di masa lalu akan membuka mata kita bahwa, kenangan itu menjadi hal penting karena bisa memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga.

Masih terngiang Dalam ingatan tentang sebuah kisah seorang khalifah yang bernama Umar Bin Khatab khalifah pertama pengganti Rasulullah. Dalam riwayat disebutkan, Saat Beliau menjabat sebagai khalifah ia pernah dianggap gila atau setidak-tidaknya lupa ingatan. Kala itu, orang menduga-duga, itu akibat dosa-dosa Umar yang bertumpuk semasa muda. Maklum saja, sebelum masuk Islam, Umar dikenal sangat temperamental ditakuti banyak lawan. Dia jago gulat sehingga disegani masyarakat Mekkah.

Begitu Umar masuk islam, Nabi Muhammad dalam berdakwah pun semakin memiliki kekuatan. Keberanian, ketegasan, dan kegarangan Umar menjadi salah satu senjata andalan dalam perjalanan dakwah Nabi. Hingga ia dijuluki sebagai Asadullah atau singa padang pasir.

Nama Umar bin Khattab menjadi momok menakutkan bagi musuh-musuh Islam saat itu. Bahkan, tidak hanya dari golongan manusia, golongan setan juga lari terbirit-birit jika melihat Umar atau sekadar mendengar namanya.

Bahkan ketika Rasulullah dan sahabatnya melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah secara sembunyi-sembunyi, Umar justru mengumumkannya di depan Kakbah.

“Barang siapa yang ingin anaknya menjadi yatim, istrinya menjadi janda dan orang tuanya tak lagi memiliki anak, silakan temui aku di lembah belakang kota Mekkah!” teriak Umar menantang seluruh orang kafir Quraisy. Namun, tidak ada yang berani meladeni tantangannya.

Namun saat menjadi khalifah. Umar sering kedapatan menangis sendirian. Dan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, juga sendirian. Itu sering dilakukan tiap selesai salat. Mungkin karena latar belakang beliau sebelum Islam sangat gemar mengamuk tanpa mengenal perikemanusiaan. Hingga banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban. “Itulah yang mungkin telah menyiksa batinnya sehingga ia ditimpa penyakit jiwa,” pikir orang-orang kala itu.

Abdurrahman bin Auf, sebagai salah seorang sahabat Umar yang paling akrab, merasa tersinggung dan sangat murung mendengar gunjingan itu. Apalagi, hampir semua rakyat Madinah telah sepakat menganggap Umar betul-betul sinting. Dan, sudah tentu, orang sinting tidak layak lagi memimpin umat atau negara.

Tetapi Abdurrahman tidak mau bertindak gegabah, ia harus tahu betul, apa sebabnya Umar berbuat begitu. Maka didatanginya Umar, dan ditanyainya, “Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau nampak sering menangis dan tertawa sendirian selesai melaksanakan salat fardhu?" tanya Abdurrahman bin Auf.

Umar dengan tenang menjawab, "Aku menangis kalau teringat kebiadabanku sebelum Islam. Aku pernah menguburkan anak perempuanku hidup-hidup. Dan aku tertawa jika teringat akan kebodohanku. Kubikin patung dari tepung gandum, dan kusembah-sembah seperti Tuhan."

Itulah kenangan masa lalu seorang Umar bin Khatab yang begitu membekas di hati, sehingga ia terbawa perasaan saat teringat suatu kenangan membuat dirinya bisa tertawa dan menangis jika teringat perisitwa mas lalunya. Itulah pejaran pelajaran yang sangat berharga tentang masa lalu .

Kenangan dapat menghangatkan perasaan kita, sehingga terkadang membuat kita tertawa atau tersenyum jika mengingatnya. Meski kenangan sedih atau menyakitkan juga bisa mengoyak hati, sebelum akhirnya membuat kita meneteskan air mata.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yg informatif

22 Jan
Balas

Tulisan yang diulas, pernah saya alami. Semoga dengan mengingatnya, maka akan mengambil langkah yang baik untuk tindakan selanjutnya. Salam sukses dan tetap semangat buat Ustaz Nurokhim.

22 Jan
Balas

Saya baca tiap kalimat. Mengapa saya suka ? Karena tiap kalimat itu seperti apa yang saya alami menjelma menjadi tulisan. Mengenang yang sudah lewat perlu berjuang..apalagi menatap masa depan..perlu planning dan iktiar. Luar biasa Bapak...tulisan yang ringan namun berbobot.

22 Jan
Balas

mencerahkan, barokallah...

22 Jan
Balas



search

New Post