nurma syafrida

membaca mampu menguasai dunia, tapi menulis mampu mengembalikan ruh ke jasad yang telah mati sehingga engkau hidup kembali...

Selengkapnya
Navigasi Web
“HIJAU PUTIH PUTU BAMBU”

“HIJAU PUTIH PUTU BAMBU”

Kue putu atau puthu bambu merupakan makanan tradisional nusantara yang berasal dari Jawa. Kue ini dibuat dari tepung beras dengan campuran gula merah ditengahnya dan dikukus didalam lubang ruas bambu. Kue ini mempunyai khas bunyi “tut tut tut” setiap kali dikukus. Setelah dikukus, maka ditaburkan dengan parutan kelapa yang sudah diberi gula pasir dan sedikit garam sebagai penambah rasa gurih.

Aku sangat menyukai kue putu ini. Rasanya yang sangat enak dan manis yang menempel ini, ketika dimasukkan kemulut maka rasanya seperti pecah dimulut. Coba bayangkan bagaimana nikmatnya memakan rasa tepung beras bercampur gula merah yang meleleh ditambah gurihnya parutan kelapa. Akh…. Tak terbayangkan bagaimana lezatnya.

Aku mulai menyukai kue putu ini karena dahulu aku kerap mendengar suara khasnya itu setiap malam. Suara itu sudah jelas terdengar bahkan dengan jarak 500 meter. Masih jelas diingatanku waktu itu cuaca hujan rintik-rintik. Seperti biasa, setelah sholat maghrib aku belajar mengaji kerumah guruku yang jaraknya kira-kira 800 meter dari rumah kami. Kami pergi dan pulang dengan berjalan kaki. Hidup dikampung sangatlah susah, tiada kendaraan. Sepeda dayung saja belum ada, apa lagi sepeda motor.

Waktu itu aku dan kakak sepupuku pulang dari rumah guru mengaji. Keadaan malam saat Allah menurunkan rahmat-Nya itu membuat kami harus berjalan sambil berlari-lari kecil. Kami masih setengah perjalanan. Aku merasa telingaku sangat sensitif dengan bunyi kukusan putu bambu. Aku tiba-tiba berhenti. “ kak, …. Coba dengar, itu suara putu bambu kan?”. Lalu kakak sepupuku menjawab, “ apa iya? “. Sontak aku menjawab lagi, “ iya loh!”. Tak menunggu lama, aku langsung berlari sekencang-kencangnya untuklebih cepat sampai dirumah. Tujuanku hanya satu. Beli putu bambu. Ya, begitu lah aku. Untuk makanan yang paling ku sukai, bahkan aku tak peduli jika harus menangis terlebih dahulu agar mendapatkan uang untuk membeli putu bambu. Karena, aku tidak pandai membuat putu bambu. Jadi jalan satu-satunya untuk bisa memakan putu bambu itu dengan cara membeli. Bagiku, kenikmatan rasa putu bambu itu mampu mengalahkan nikmatnya red velvet, bahkan pancake durian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post