Nurmalia Siregar

👤Guru bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Tambang Jl. Bupati Kec. Tambang kab. Kampar Provinsi Riau . 📝Menulis di akun media sosial: ✔Instagram ▶...

Selengkapnya
Navigasi Web
TENTANG TAKDIR

TENTANG TAKDIR

Pada takdir demi takdir yang telah ditetapkanNya di Lauhul Mahfudz tertulis skenario, alur dan lika-liku kehidupan kita yang di dalamnya ada episode demi episode yang mesti kita lakoni.

Episode demi episode itu akan di warnai oleh tangis-tawa, nestapa-sukacita, sedih-bahagia, datang-pergi; demikian terus menerus silih berganti tak henti-henti; hingga pada akhirnya kita kembali.

Dalam setiap takdir dan ketetapanNya diselipkanNya berbagai hikmah agar kita jadikan pembelajaran untuk menapaki hari-hari kedepannya.

Bahwa ketika kita menangis; kita dapat belajar bahwa betapa indahnya hari-hari penuh tawa yang pernah kita lalui.

Ketika kita bersedih karena kehilangan orang-orang kita cintai, kita dapat mengerti betapa berharganya kehadiran mereka dalam kehidupan kita.

Ketika kerasnya badai kehidupan menerjang dan memporak-porandakan jiwa dan raga kita, lalu kita pun menangis saat itu, namun kelak di kemudian hari kita akan menyadari ternyata itu adalah cara Allah untuk membentuk, mengasah, mengukir dan menempa kita sehingga menjadi manusia yang tangguh lagi perkasa.

Ketika orang-orang terdekat kita; kekasih, teman akrab atau sahabat karib yang teramat kita cintai dan sayangi tiba-tiba membenci, menjauhi dan meninggalkan kita, di sana kita bisa mengambil hikmah bahwa sejatinya cinta yang sesungguhnya itu hanyalah cintaNya; yang takkan pernah pudar dan sirna; seburuk apapun kita sebagai hambaNya.

Ketika kita jatuh ke titik terendah; kehilangan kemewahan dan kemilau harta benda sehingga yang tersisa hanyalah pakaian di badan! Lalu orang-orang yang dulu kita anggap teman atau sahabat tiba-tiba menghilang, maka di sana kita dapat menilai siapa sahabat kita yang sesungguhnya.

Kita pun mengambil pembelajaran bahwa persahabatan di atas harta dan kemewahan adalah persahabatan semu, selayaknya fatamorgana saja. Bahwa persahabatan karena Allaah; saling mencintai dan menyayangi karena Allah, saling menasehati dan mengingatkan karena Allaah, saling menopang dan mendukung karena mengharapkan keridhoan Allah adalah persahabatan yang sesungguhnya; persahabatan yang takkan lekang oleh waktu; abadi hingga jannah.

Maka, dapatlah kita mengambil hikmah dari kata-kata indah seorang sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tersebut di bawah ini:

"Aku tidak peduli atas keadaan susah dan senangku, karena aku tidak tahu manakah di antara keduanya itu yang lebih baik bagiku." - Umar bin Khattab

📝Nurmalia Siregar

Pekanbaru, 26.08.2021

Sunday, 03.15 PM

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post