OVERTHINKING
Aku pernah berada pada suatu fase dimana aku terlalu Overthinking.
Aku terlalu mencemaskan banyak hal; bagaimana masa depan anak-anakku kelak?. Apakah mereka kelak akan hidup layak dan baik-baik saja? Dapatkah mereka menggapai cita-cita dan impian mereka?
Aku juga mencemaskan perekonomian yang tak stabil serta mencemaskan kehidupan yang akan datang. Apakah esok aku masih sanggup membiayai segala kebutuhan hidup? Mampukah membayar biaya sekolah anak-anak? Sanggupkah aku menyekolahkan mereka hingga setinggi-tingginya?
Bahkan aku juga mencemaskan remeh-temeh dan hal-hal yang tidak penting seperti mencemaskan penampilanku yang mungkin tampak buruk di hadapan orang lain, mencemaskan pendapat orang lain tentang sifat serta kepribadianku atau mencemaskan pandangan orang lain terhadap kehidupan yang kujalani.
Aku juga kerapkali terlalu larut dalam kesedihan yang berlebihan. Merasa terlalu sedih ketika perangai anak-anak yang tak sesuai harapan, hingga seringkali aku membanding-bandingkan anak-anakku dengan anak-anak orang lain yang tampak sangat baik dan sholih sholihah di mataku.
Aku juga kerap kali merasa bersedih karena ucapan orang lain yang menyakitkan hati. Walaupun terkadang ucapan itu hanyalah candaan semata.
Selain sering terperangkap dalam kecemasan dan kesedihan, aku pun seringkali terlalu takut menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk, yang bahkan belum terjadi. Aku takut anak-anakku kelak tidak menjadi seperti harapanku, aku takut orang-orang yang kucintai membenci dan meninggalkanku. Bahkan aku takut terhadap hal-hal kecil yang kutahu hanya ada dalam pikiranku dan semua itu hanya semacam halusinasi.
Hingga pada akhirnya aku menyadari bahwa hal-hal tersebut sangat merugikan diriku sendiri. Membuatku tidak tenang menjalani kehidupan.Mengganggu kestabilan dan kesehatan jiwaku. Bahkan hal terseut mempengaruhi setiap keputusan dan langkah yang kubuat.
Kini pun aku menyadari bahwa menjalani kehidupan dengan penuh keikhlasan dan legowo adalah kunci untuk meraih ketenangan. Sebesar apapun kecemasan, kesedihan dan ketakutan itu, Rabbku, Allaah Azza wa Jalla sungguh jauh lebih Besar. Kasih sayangNya perlindunganNya, dan Petunjuk amatlah lebih Besar daripada semua perasaan-perasaan negatif itu.
Aku tak perlu mencemaskan pendapat dan penilaian orang lain terhadapku karena pada dasarnya baik-buruknya penilaian mereka tidak mendatangkan manfaat ataupun mudharat terhadapku. Yang terpenting adalah aku harus berjalan di jalur yang lurus dan yang harus menjadi perhatianku hanyalah pandangan dan penilain Allah Azza wa Jalla terhadapku.
Aku tak perlu terlalu bersedih terhadap apapun yang terjadi, sebab baik-buruk, bahagia-sedih, tawa-tangis, suka-duka akan berlalu pada akhirnya.
Aku tak perlu terlalu takut terhadap apa-apa yang akan terjadi di masa depan sebab kehidupan yang kujalani adalah skenario yang telah dituliskan oleh Allaah Ta’ala. Apapun yang telah, sedang dan akan terjadi adalah KehendakNya, bahkan dedauanan pun berguguran atas izinNya.
Dear diriku,
Tak ada jalan jalan yang selalu mulus seperti jalan tol. Pasti ada saja hal-hal diluar ingin kita, terkadang berbelok dan berliku, terkadang menurun atau mendaki, terkadang curam lagi terjal, akan tetapi itu bukan hal yang perlu ditakutkan secara berlebihan kan?
Jika engkau terus menerus didera perasaan ketakutan dan kesedihan yang tak berkesudahan itu, menunjukkan seolah aku lupa, bahwa aku punya punya Allaah yang Maha Kaya, Maha Mampu dan Maha Berkuasa; Tuhan yang akan senantiasa menjaga hamba-Nya. Maka menghambakan diri ini, bersujud dan di haribaanNya penuh kekusyukan akan membuat hatiku lega.
Dear diriku,
Semangatlah, engkau punya Allaah. Dan jangan lupa, libatkan Allah di setiap langkahmu, sekecil apapun itu.
.
.
📝Nurmalia Siregar
Pekanbaru, 19.07.2020
Sunday, 04.30 PM
.
.
.
Note: Sekedar tulisan, lahir dari ruang imajinasi dan terinspirasi dari banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kerenn Bun
Masyaallaah terimakasih bunda
Be your self ya Bun. Positif thinking dan lakukan hal yang lebih bermanfaat daripada memikirkan hal yang belum tentu terjadi nikmati hidup mu
Masyaallaah bunda. Syukron. Ini sebenarnya creative writing, lahir dari ruang imaginasi dan terinspirasi dari berbagai peristiwa yang terjadi di sekeliling kita.