Obrolan Warung
Hari ke-69 #TantanganGurusiana
Bintang sedang asyik memilih sayur kangkung di sebuah warung. Walau pun baru pukul 05.30, suasana ramai, penuh dengan ibu-ibu yang belanja. Sebagian besar memakai masker. Tak terkecuali Bintang. Demi menghindari Covid-19, Bintang sengaja memilih menjauh dari kerumunan ibu-ibu. Bintang tidak keberatan dilayani paling akhir. Toh sebagian belanjaannya sudah ia pilih sendiri. Tinggal beli cabe, bawang, dan tomat saja.
"Besok, warung tutup ya." Ujar Teh Ida, sang pemilik warung.
"Kenapa, Teh?" Tanya Bu Retno, salah satu tetangga dekat rumahku.
"Tadi ada pengumuman, pasar akan ditutup selama 14 hari."
Ibu-ibu menjadi riuh, saling berkomentar. Ada yang keberatan, setuju, bingung juga bengong.
"Bagaimana kita makan nanti? Sayuran dan ikan sangat penting." kata Bu Retno lagi.
Bu Ani menjawab, "Belanjanya sekarang diborong saja, Bu. Jadi bisa untuk persediaan."
"Iya, kalau punya duit mah saya juga maunya begitu."
"Bener. Pantesan si Enci dari kemarin belanja banyak banget ke saya. Daging iga saja sampai beli 5 kilo." Teh Ida ikut menambahi
"Bebas kalo kaum kaya mah, teh. Yang susah itu, rakyat kecil." Celetuk seorang ibu muda berkerudung abu.
Bintang terdiam, ikut mendengarkan percakapan mereka. Sebetulnya ia juga merasakan kegundahan yang sama. Bagaimana nasib kami 14 hari yang akan datang? Menumpuk sembako saja kami tidak sanggup. Uang yang kami punya hanya untuk hari per hari. Belum lagi ditambah sang tulang punggung alias suami ikut libur, tanpa digaji.
"Jangan bingung. Masih banyak alternatif lain. Misal kita makan telur saja pakai kecap, bisa juga makan mie atau bihun. Kebun singkong saya beberapa hari lagi dipanen, insya Allah nanti saya bagikan ke warga walau pun tidak banyak." Bu RT ikut nimbrung.
"Wah, terimakasih sebelumnya, Bu RT. Alhamdulillah" ujar Bu Retno penuh syukur.
"Demi menghentikan penyebaran virus, kita harus sama-sama berkorban." Bu RT berkata dengan tegas, disambut anggukan para ibu-ibu.
Bintang menghela nafas. Andai saja ada kompensasi yang bisa kami dapatkan dari skema Lockdown. Pasti hati ini tidak akan segundah sekarang. Lihatlah negara Iran yang siap mencukupi kebutuhan pangan tiap-tiap rumah. Filipina juga melakukan hal yang sama. Bagaimana dengan Indonesia?
Ah, di mata kami sekarang, musuh terbesar bukan hanya Corona, tapi kelaparan. Semoga ada kebijakan yang memudahkan kehidupan rakyat dari pemerintah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tidak hanya di warung bun..di whatshap juga begitu bahkan ditambah video lucu. Semoga segera pulih seperti sedia kala
Aamiin. Betul, Bun. Terimakasih sudah mampir.