Berhenti Sejenak
Hidup ini tak ubahnya sebuah kendaraan yang sedang melakukan perjalanan, semakin lama berjalan akan semakin mendekati terminal tujuan, tetapi terus berjalan bukanlah sebuah kebaikan, tidak hanya melelahkan, mengurangi umur kendaraan namun juga rawan akan kecelakaan. Itulah sebabnya ia butuh istirahat walau hanya sesaat untuk relaksasi memulihkan energi, perlu juga memeriksa barangkali ada komponen yang perlu direparasi, atau ada yang tak berfungsi sehingga perlu diganti. Itulah sebabnya berhenti sejenak adalah pilihan yang bijak.
Kendaraan kita manusia adalah waktu yang terus melaju, ia adalah saksi yang selalu menemani sepanjang hari, sedang kita sang pengemudi yang pegang kendali, kita mesti mengatur saat berjalan dan menghentikan kendaraan. Disaat berjalan haruslah mentaati peraturan, disaat berhenti haruslah menepi di tempat sepi. Dalam waktu sehari semalam, disana ada waktu berhenti yang mesti ditepati, disaat berhenti ini adalah waktu untuk relaksasi, sekaligus merenungkan diri apa yang telah dan akan dijalani, jika sudah berada dijalan kebenaran kita pertahankan, sebaliknya jika berada pada posisi salah diperbaiki. Barulah perjalanan kehidupan dilanjutkan.
Jalan kehidupan ada kalanya landai yang membuat orang lalai. Adakalanya pula meninggi yang menuntut kita berhati hati, tetapi adakalanya turunan yang membuat kita hilang kesadaran. Disinilah pengemudi kendaraan yang harus pintar memainkan peran agar perjalanan hidup selamat sampai tujuan. Jalan kehidupan yang landai sering membuat kita santai, karena semua serba ada, semua keinginan menjadi kenyataan, segala rencana terwujud dengan cara mudah dan sederhana, diposisi ini kita harus mewaspadai diri. Disaat hidup diposisi di jalan mendaki, sangat menguras tenaga, bukan hanya melelahkan namun juga melengahkan, kebenaran dan kesalahan berhimpitan. Disinilah nyali diuji. Disaat ada di posisi di turunan, kita sebagai pengemudi kehidupan dipaksa berpikir jeli, karena kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi, pengemudi terkadang hilang kendali. sering kali rem tak berfungsi. Inilah posisi yang paling berbahaya, karena yang perkasa sering tak berdaya, yang pintar dipaksa tidak benar, semua perilaku ada dalam kendali dan bimbingan setan. Sehingga kecelakaan dan kehancuran menjadi tujuan akhir perjalanan kehidupan.
Dimana posisi kita saat ini kitalah sang pengemudi, yang bertanggung jawab mengendalikan kehidupan untuk masa depan, jalanan yang landai, turun maupun mendaki akan kita alami namun yang pasti kitalah sang pengemudi, ada saatnya dipacu terus maju, ada saatnya pula harus ditahan untuk menghindari kecelakaan kehidupan. Semakin jauh berjalan akan semakin dekat menuju akhir kehidupan, Teruslah berjalan namun satu saat perlu berhenti sejenak.
Balung 6 Nopember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Inspiratif, rest area. Bagai koma dalam kalimat ya Pak Nurkholis. Jazakallah
Betul. Reflection utk melihat yg Alan dan sudah dijjalani. Terima kasih sdh membaca. Semoga berguna
Berhenti sejenak untuk menapak dengan pasti. Pilihan yang bijak, keren Pak ulasannya. sukses selalu. salam.
Tulisan yang mencerahkan. Sehat dan sukses selalu, Pak.
Paparan yang sangat keren luar biasa pak. Salam kenal dan literasi follow back ya pak. Tetap semangat dalam berkarya dan berbagi....
Salam kenal juga Terima kasih sudah membaca semoga berguna
Terbayang perjalanan yang terkadang penuh rintangan di jalan berlumpur dan licin saat itu mau mengajar di daerah pedesaan yang masih mencari murid dari rumah ke rumah (oh jadi bernostalgia)
Paparan yang sangat keren pak. Salam kenal dan literasi follow back ya pak
Tulisan yang Wah... Tersirat makna... Kita hanya pengendara yang harus memiliki arah tujuan, dan ketika lelah berhentilah sejenak... Untuk mengumpulkan perbelalan...Salama santun salam sukses.. Salam Literasi...
Terima kasih sudah membaca. Semoga Berman fast. Sala
Betul. Idealnya begitu. Terima kasih
"Berhenti sejenak adalah pilihan yang bijak". Ungkapan ini sangat bermakna. Berhenti untuk menata kembali strategi dan refleksi apa yang sudah terjadi, dan bagaimana sebaiknya ke depan. Sukses Pak Kholis. Tulisan yang sarat makna.
Terima kasih Salam kenal dan sukses utk semua