#TantanganGurusiana Hari Ke-53

#MenantangDiriSendiri Hari Ke-53

MAYA

31 Desember 2019

Gemuruh hujan menderu di atap rumah, tidak berhenti semenjak sore. Sudah tengah malam. Maya manarik selimut hingga ke dada. Dingin. Kehangatan malam tahun baru seperti tahun-tahun sebelumnya tidak bisa dirasakan warga Jakarta, termasuk dirinya. Kota ini diselimuti beku. Sebeku rasa yang ia dapati di dalam dada.

Telepon dari kampung seminggu yang lalu memusnahkan semua impian dan harapan Maya. Johan, nama lelaki itu. Lelaki yang digadang-gadang akan menjadi suaminya. Lelaki matang dan mapan yang mencari istri. Ayah dan Ibu meyakinkan Maya bahwa ia lelaki terbaik. Menyuruhnya berhenti bekerja, dan segera pulang ke kampung halaman.

01 Januari 2020

Maya menyeret kopernya melewati gang sempit kontrakannya. Sesekali menghindari becek dan genangan air sisa hujan semalam. Sedikit pilu mengingat mungkin ini kali terakhir ia menapaki gang yang selalu ia lewati 7 tahun terakhir. Sampai di depan gang, taksi online yang ia pesan sudah menunggu. Maya segera naik.

Maya turun persis di depan terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Ia turun setelah membayar ongkos taksi. Driver dengan sopan dan ramah membantunya menurunkan koper. Maya mengecek e-ticket di dalam smartphonenya. Meyakinkan dirinya kalau dia datang tidak terlalu cepat. Masih ada waktu baginya sekitar 1,5 jam sebelum boarding. Maya melihat sekeliling. Mencari tempat dimana ia bisa bersantai sejenak.

Sebuah tepukan di bahu mengagetkan gadis itu. Ia terkesiap. Tidak awas akan kemungkinan seseorang mengenalnya di bandara ini. Ia berbalik. Sejenak kehilangan kata-kata sebelum menyapa lirih lelaki di hadapannya.

"Haris?"

(bersambung)