Nurhidayati Putri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MANSIRO, DULU & KINI

MANSIRO, DULU & KINI

#TantanganGurusiana Hari Ke-55

#MenantangDiriSendiri Hari Ke-55

 

MANSIRO; DULU & KINI

 

Sebagai anak-anak generasi 90an di kampung saya, tidak ada yang tidak mengenal 'mansiro'. Hampir setiap rumah gadang selalu ada kegiatan mengayam mansiro oleh kaum bundo kanduang. Hasil anyaman mansiro bisa berupa tikar atau 'kampia', sejenis tempat menaruh nasi ketika akan makan bersama.

 

Mansiro adalah jenis rerumputan yang berongga dan berbuku-buku. Setelah mencoba menelusuri google, saya menemukan nama bahasa Indonesia untuk tumbuhan ini. Batang mendong, itu namanya. Tumbuhan ini hidup di rawa-rawa. Terkadang tumbuh alami sebagai hama, atau memang dilestarikan untuk dipergunakan. Tingginya rata-rata 80 - 100 cm.

 

Setelah dipanen, mansiro atau mendong dikeringkan dengan cara dijemur selama 1 atau 2 hari. Setelah warnanya berubah menjadi kuning, mansiro ditumbuk dengan sejenis penumbuk kayu agar pipih dan tidak lagi berongga. Setelah itu, barulah mansiro siap untuk dianyam. 

 

Proses penganyaman mansiro membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Setiap helainya diatur agak membentuk pola tertentu yang teratur dan simetris. Kerapian dan kerapatan anyaman juga harus diperhatikan, agar hasil anyaman bagus dan indah.

 

Sekarang, hampir tidak ada lagi pengayam mansiro di kampung halaman saya. Namun hasil anyaman mansiro masih tampak dipergunakan sampai sekarang untuk perhelatan tradisional. Saya belum memiliki informasi daerah mana yang masih aktif mengayam mansiro. Karena kelangkaannya, anyaman tersebut dijual dengan harga yang cukup mahal di pasaran. Terkadang saya menemukan mansiro dianyam berupa dompet, tas kecil, atau kotak pensil dengan warna yang menarik. Mansiro sudah mengikuti perkembangan zaman, rupanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya kira bahasa indonesia nya bakal jadi: "mensira". Wkwkwkwkkw

30 Jun
Balas



search

New Post