#TantanganGurusiana Hari Ke-56

#MenantangDiriSendiri Hari Ke-56

Belajar Cara HOTS dengan MIND-MAP

Oleh: Nurhidayati Putri

Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan mind-map atau peta pikiran. Mind-map ditemukan oleh Tony Buzan pada tahun 1970. Semenjak itu, mind-map sering digunakan pada berbagai bidang. Salah satunya adalah pendidikan. Mind-map sudah lama digunakan sebagai salah satu cara belajar alternatif. Kenapa alternatif? Dalam pembelajaran yang lama, peserta didik hanya mendengar, mencatat, dan menghafal materi yang diajarkan. Sementara dalam pembelajaran menggunakan mind-map (Mind-Map Based Learning), peserta didik diarahkan untuk mampu merangkai dan memahami esensi pelajaran secara mandiri.

Lantas, apa hubungan HOTS dengan mind-map? Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. HOTS tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Nah, dua kemampuan terakhir inilah yang ditemukan dalam pembelajaran berbasis mind-map. Di sini peserta didik diharapkan secara mandiri dapat menganalisis dan merancang sebuah peta pikiran sesuai dengan materi yang diberikan. Literasi juga turut andil dalam proses ini. Sehingga secara tidak langsung peserta dilibatkan dalam sebuah proses kompleks yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Peserta didik tentunya tidak dapat langsung 'diceburkan' ke dalam perancangan mind-map tanpa aba-aba. Guru perlu memberikan pemahaman kepada mereka kenapa perlu menggunakan mind-map dan bagaimana teknisnya. Apa kelebihannya, dan sebagainya. Dengan metakognisi seperti itu, peserta didik dapat dengan lebih berupaya untuk memahami bahan literasi yang diberikan dan menciptakan mind-map sesuai dengan tujuan pembelajaran.