Merajut Asa di Ujung Senja (19)
Bismillahirrahmanirrahim,
#Hari ke-47
#cerpen
Merajut Asa di Ujung Senja (19)
Malam itu selepas isya, seluruh anggota keluarga pak Harun tengah berkumpul di ruang tengah. Bu Is nampak asyik dengan kain dan benang sulam yang dipegangnya, katanya mau buat urung bantal dan guling bayi calon cucunya. Pak Harun masih memegang tasbih menyimak acara berita terbaru di TV. Aisyah duduk bersebelahan dengan Abdel sambil melihat-lihat iklan pernak pernik bayi di gawainya. Perutnya nampak mulai membuncit. Di sebelahnya Kemal duduk bersama May.
"Bagaimana Nak, apa kamu suka tempatnya?" Bu Is bertanya sambil memandang May. Kemal memandang May dan mengedipkan sebelah matanya kepada istrinya. Aisyah yang melihatnya sontak menghentikan kegiatannya. Dengan keheranan dia memandang ibu, kakak dan istrinya bergantian. "Eh ada apa nih kok main kedip-kedipan gitu kak?" May tersenyum memandang ibu mertuanya, "Alhmdulillah, saya suka Bu, bagi saya itu sudah lebih dari cukup". Aisyah memandang kakak iparnya makin penasaran, "Kak May, apa sih yang kalian bicarakan?" Kemal tertawa lepas, dia marasa senang melihat ekspresi adiknya itu. "Apa sih kamu tuh kepo...tau?" Kemal menunjuk adiknya. Ibu dan bapaknya hanya tersenyum geli melihat tingkah adik beradik itu.
"Jadi gini Aisy, tadi pagi Kakakmu mengajakku melihat ...." Belum selesai May bicara tiba-tiba Kemal meletakkan jati telunjuknya di bibirnya, "Sssstt .... jangan kasih tau sayang, biar dia makin penasaran !" May menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dia berkata, "Kanda...kasihan tuh Aisy..."
" EHeemmm...." Tiba-tiba Pak Harun mendehem Aisyah bangkit mendekatinya. Sambil memegang lengan bapaknya manja dia bertanya,
" Pak, apa yang disembunyikan dari Aisy Pak?" Abdel suaminya hanya tersenyum melihat tingkah istrinya. Pak Harun tertawa melihat anak bungsunya itu.
"Jadi gini kakakmu dua hari lagi mau pindahan ke rumah baru mereka..."
"Haaaah?" Aisyah terkejut.
"Biasa sajalah... jangan melotot gitu" ujar Kemal masih tersenyum.
"Ga papa sayang, nanti kita main tiap hari ke sana" ujar Abdel sambil tersenyum. "Eh enak aja ganggu tau?"
Kemal melotot kepada adik iparnya. Dan pecahlah tawa mereka.
Suasana bahagia mewarnai pagi yang cerah itu. Di rumah Pak Harun terlihat sibuk sejak pagi karena acara pindah rumah Ustadz Kemal . Dia sengaja menjemput Bu Hamidah yang telah dianggapnya sebagai mertua. May memeluk Bu Hamidah dengan erat, maklumlah mereka jarang bertemu. Dengan mengucapkan salam dan melangkahkan kaki kanan mereka masuk rumah baru itu sambil berdoa. Kemudian dibacakan Alfatihah, ayat kursi, Al-Ikhlas,alfalaq, Annas dan shalawat. Sore harinya Kemal mengundang tetangga kiri kanan untuk sekedar beramah tamah memperkenalkan diri dan istrinya. Diantara orang-orang yang hadir, nampak para ibu berbisik-bisik membicarakan May yang tak melepas niqabnya. "Apa dia gak ada hidung?"
"Dia cacat kali..." May yang sempat mendengar bisik-bisik mereka hanya tersenyum. Dia melayani para tamunya dengan ramah dari balik niqabnya.
"Aisy, menginaplah malam ini ya?" May berkata kepada Aisyah. "Nanti ada yang terganggu lagi..." Jawab Aisyah.
"Ah jangan hiraukan kakakmu itu. Dia kan suka bercanda.
"Iya bantuin beres-beres gitu", Kemal tersenyum menggoda adiknya. "Iihhh, jahat banget sih, masak orang hamil suruh kerja" Aisyah dan May tertawa.
"Ayo pulang sayang, ku perlu istirahat loh..." Abdel tiba-tiba mendekati istrinya. Aisyah menggamit lengan suaminya sambil berpamitan. "Bu, saya pulang dulu Aisy perlu istirahat", Abdel minta diri kepada ibu mertuanya. "Baiklah, sebentar lagi ibu menyusul, hati-hatilah Nak" ujar Bu Is. Setelah mengucap salam mereka berdua pun berlalu. Malam semakin larut, satu satu para tamu berpamitan. Bu Is dan Pak Harun pun pulang dengan mobil mereka.
Tinggallah Kemal dan May di rumah itu. Suasana malam semakin sepi. Mereka berdua segera menutup semua jendela dan mengunci semua pintu.
"Sini sayang.... Duduklah sebentar", ujar Kemal kepada istrinya sambil merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Diraihnya jemari istrinya, diusapnya lembut. "Mulai besok, ada Munah yang akan bantu-bantu di sini. Dia itu adik iparnya Pak Karjo pekerja bapak"
"Maksud kanda adiknya Bu Mirah..." May tersenyum mendengar ucapan suaminya. "Sebenarnya tidak perlu kanda, May bisa sendiri kok. Insya Allah masih kuat" May memandang Kemal mesra. "Gak papa niat kita sambil membantu perekonomian mereka kok, dia membiayai tiga anak yang masih kecil-kecil. Itupun karena dia menawarkan diri. Akhir-akhir ini suaminya tidak begitu sehat katanya."
"Oh kasihan sekali kanda, baiklah kalau begitu...."
Di luar, jalanan depan rumah Kemal sudah semakin sepi. Tak ada lagi kendaraan yang melintas. Setelah mendirikan witir tiga rakaat, Kemal dan May pun terlelap dalam buaian mimpi indah. Tiba-tiba, gubrakkk ... Suara seperti seseorang terjatuh mengejutkan tidur May. May membuka mata dilihatnya suaminya tertidur sangat pulas. Dia merasa tak tega membangunkannya. Perlahan dia bangkit mendekati jendela, disibaknya tirai. Sambil mengucek kedua matanya dilihatnya sekeliling, hening. "Ada apa sayang?" Tetiba Kemal telah berdiri di belakangnya. "Entahlah kanda, sepertinya May dengar benda terjatuh"
Kemal beranjak hendak mengambil senter ketika didengarnya ada suara motor distarter tak jauh dari rumahnya. Kemal menyibak tirai kaca jendela lebar-lebar. Sebuah motor melaju sangat kencang dikendarai dua orang terlihat menjauhi rumahnya.
Bersambung
Wringinagung, 10 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siapa penendara motor malam malam? Idiiih mulai horor niiihhj
Wah siapa jadi penasaran, barakallahu fiik
Wah.. siapa itu.. penasaran bun.. ditunggu lanjutannya.. salam sukses selalu
Waduhh apa itu?