Merajut Asa di Ujung Senja (18)
Bismillahirrahmanirrahim,
#Hari ke-45
#Cerpen
Merajut Asa di Ujung Senja (18)
Ahad pagi yang indah. Matahari terasa hangat. Kicau burung bersahutan di atas pohon di sepanjang jalan desa yang dilalui. Sebuah motor yang dikendarai sepasang suami istri melaju santai. May memeluk pinggang suaminya, sementara Kemal terlihat berseri-seri. "Kita mau kemana sih, Kanda?" May masih penasaran karena tiba-tiba Kemal mengajaknya keluar di pagi hari. "Udaaah, nurut aja pokoknya rahasia" jawab Kemal tersenyum sambil melirik kaca spion. Di lihatnya jilbab istrinya berkibar tertiup angin.
" Kita belum dhuha lho..", May mengingatkan. "Iya sayaaang.., gak jauh kok tenang aja" Jawab Kemal makin membuat May bertanya-tanya. Motor pun terus melaju, kemudian berbelok di sebuah rumah mungil berhalaman cukup luas. Kemal menghentikan motornya dan berkata, "Alhamdulilah sampai, turunlah sayang..." May memandang suaminya dengan penuh tanya. "Rumah siapa ini, Kanda?" Diperhatikannya sekeliling. Tak nampak seorang pun, tapi keadaan rumah cukup bersih.
Tanpa berkata-kata Kemal menggandeng tangan istrinya dan membawanya ke depan pintu. Dia mengeluarkan sebuah kunci dari balik saku celananya dan menyerahkannya kepada May. " Ini rumah kita sayang, bukalah dengan menyebut nama Allah" ucap Kemal memandang mesra istrinya. "Assalamu'alaikum, bismillahi masyaa Allah laa Haula walaa quwwata Illa Billah" Kemal memberi salam dan berdoa yang diikuti dan diamini May. Dengan kaki kanan mereka masuk rumah itu. Kemudian mereka membaca ayat kursi dan bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. May melihat sekeliling ruang tamu yang sudah lengkap dengan seperangkat kursi tamu minimalis. "Kanda, sejak kapan kanda persiapkan semua ini?"
"Bagaimana suka nggak? Ayo kita lihat ruangan lainnya" Tanpa memperdulikan pertanyaan May Kemal membimbing istrinya berkeliling di rumah itu. Ruang makan, ruang tengah, kamar tidur dan dapur. Semua lengkap dengan perabotannya. May hanya mengikutinya sambil sesekali mengucap Alhamdulillah. Tetiba Kemal memeluk istrinya, dan melepas niqab yang dikenakan May. May pura-pura terkejut, "Eh mau ngapain nih kanda..." Kemal tertawa.
"Sini, naaah... di rumah ini nanti kamu bisa bebas tanpa niqab lagi sayang, dan .. aku bisa bebas menikmati wajahmu setiap saat" ucap Kemal mesra. Tiba-tiba May melihat jam dinding,
"Astaghfirullah, sudah jam sepuluh lebih kanda, dhuha kita..." May memandang suaminya. Kemal tak menyahut ditariknya bahu istrinya lembut, dibawanya menuju kamar "Ayuh..." Katanya. May keheranan biasanya Kemal tak pernah absen shalat Dhuha. "Jam segini kok ngajak tidur" pikir May. Di dalam kamar, Kemal membuka sebuah lemari, dan di sana terdapat dua buah sajadah, mukena, sarung serta seuntai tasbih dan dua buah Al-Qur'an. May tersipu karena telah berpikir suaminya telah melupakan waktu Dhuha. Mereka pun segera berwudhu di kamar mandi yang ada di dalam kamarnya dan melaksanakan shalat Dhuha bersama. Hidmat, khusuk. Dhuha kali ini dipenuhi doa-doa kesyukuran.
Ternyata selama ini Kemal telah mempersiapkan rumah tersebut tanpa sepengetahuan May. Bahkan Aisyah dan Abdel suaminya pun tidak mengetahuinya. Hanya Pak Harun dan Bu Is yang diberitahu dan diminta untuk merahasiakannya sementara waktu. Letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Pak Harun, jadi mereka bisa saling berkunjung kapan saja. "Jadi bagaimana nyonya, apakah anda puas dengan rumah ini?" Ujar Kemal bak seorang customer servis yang sedang menawarkan produknya. May tertawa,
"Alhamdulilah, tentu saja saya senang sekali Pak" May menimpali kelakar suaminya. Dan suami istri itupun tersenyum bahagia. "Insya Allah kita pindahan dua hari lagi ya..?" Ujar Kemal menciumi wajah istrinya penuh cinta. "Eh sudah siang nih, nanti ditunggu ibu sama bapak lo..." May mengingatkan suaminya yang seakan bahagia sekali. " Gak apa-apa aku tadi sudah pamit agar tidak menggangu kita hari ini...apa kamu lapar?" Kemal bangkit, dan melangkah ke dapur. Dibukanya lemari makan, dan makan siang mereka pun telah tersedia. May kembali terheran-heran. "Iiiih kanda ...
Jadi hilang deh ladang pahalaku hari ini.." ujar May sambil pura-pura marah. Kemal tertawa melihat ekspresi istrinya itu. "Jangan khawatir sayang.. cuma hari ini saja kok kamu gak masakin Kanda. Seterusnya kamu setiap hari akan selalu menjadi koki tercantik paforitku", ujar Kemal. May pun mengeluarkan masakan yang ada di lemari dan menghidangkannya di meja.
Menjelang senja May dan Kemal kembali ke rumah orang tuanya. Mereka nampak sangat puas hari itu. Perlahan Kemal memacu motornya. May melingkarkan tangannya di pinggang suaminya. Tanpa mereka sadari, dari kejauhan dua pasang mata tengah memperhatikan gerak-gerik mereka. Dua sosok pria nampak saling berpandangan dan berbisik-bisik.
Bersambung
Wringinagung, 8Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masya Alloh, keren Bunda
Terimakasih bunda
Makin penasaran dgn bisik-bisik yg belum terungkap. Keren Bu Nur.
Romantis sekali bu jd penasaran nih sukses slalu slm literasi
Terimakasih bunda Leni
Keren Bunda. SDH sy follow. Follback ya
Penasaran dengan yang selanjutnya. Keren bu. Salam sukses
Terimakasih bunda Yessy
Wah bersambung. Ada apa dg mereka yg berdua itu dg may, ya..??? D tunggu krlanjutannya bunda
Terimakasih bunda Elda
Hanya Allah yang tau apa niat sipembisik itu. Semoga tidak terjadi apa-apa pada hamba yang taat itu...
Kisah yang mengharukan. Ditunggu Bu lanjutannya
Terimakasih bunda. Insyaallah siap
Terimakasih bund siap bunda Samsimar
Alhamdulillah.Keren Bun. Ditunggu lanjutannya ya