#TantanganMenulisGurusiana Hari Ke-196

Nabi Muhammad SAW pernah menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak membaca takbir pada malam hari raya, seperti dalam sebuah hadits yang berbunyi: “Perbanyaklah membaca takbir pada malam Hari Raya karena hal tersebut dapat melebur dosa-dosa”.

Sehingga malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha selalu semarak suara takbiran di kampun-kampung, di desa-desa, di jalan-jalan, dan di masjid-masjid atau surau-surau. Anak-anak banyak yang membuat lampu penerang sederhana dari bambu yang sering dinami dengan obor yang di beri minyak bakar. Namun seiring berkembangnya waktu, minyak obor berganti dengan penerang dari lampu warna-warni dengan energi baterai. Wujudnya pun bisa berfariasi dan menarik hati, ada ikan, bunga, masjid, rumah, bintang, boneka, pesawat, dan sebagainya tergantung kreatifitas para pengrajin pembuatnya.

Namun di tengah pandemi Covid-19 para muslimin diharapkan untuk melakukan takbiran di rumah saja, sambil mendengarkan atau menirukan takbiran dari pengeras suara masjid terdekat.

Takbiran pada Idul Adha disebut Takbir Muqayyad (Jurnal Presisi, 29/7/2020) yaitu takbir yang memiliki waktu khusus untuk pelaksanaannya. Dilaksanakan selama lima hari, mulai tanggal 9 - 13 Dzulhijjah (hingga ashar akhir hari Tasyriq 13 Dzulhijjah), dibaca setiap selesai shalat fardhu ataupun sunah.

اللهُ اكبَرْ، اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُوَللهِ الحَمْد

Artinya : Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, Tiada Tuhan Selain Allah segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji

Sumber foto: Jurnal Presisi