#TantanganMenulisGurusiana Hari Ke-179

Menjenguk orang sakit merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan, karena dapat menjadi penghibur bagi orang yang sakit tersebut, dan memberi motivasi baginya untuk sembuh. Karena menjenguk orang yang sakit tersebut dapat menumbuhkan semangat, motivasi bagi orang yang sakit. Agama Islam sangat mengajurkan agar setiap orang buat berempati kepada sesamanya, seperti menjenguk ketika seseorang terkena bencana seperti sakit ataupun musibah kematian.

Sepulang kami menjenguk teman Aisyiyah yang sedang sakit, kami mampir untuk makan siang di sebuah rumah makan khas Jawa. Menu utama yang disajikan adalah ingkung ayam kampung dengan bumbu ndeso. Ingkung Ayam Kampung merupakan salah satu makanan khas Jawa yang berbahan dasar utama ayam yang dibumbui dan disajikan satu ekor utuh (tidak dipotong-potong perbagian layaknya sajian ayam yang umum ada di Indonesia). Ingkung dibuat dari ayam jago atau ayam jantan dengan umur tertentu.

Di daerah Ciamis Jawa Barat ingkung ayam disajikan hanya pada saat hajatan atau pesta pernikahan atau pun pesta khitanan. Sedang di Kulon Progo Yogyakarta, ingkung biasanya dihidangkan pada acara kematian. Filososfi asal kata ingkung adalah ing (ingsun) dan kung (menekung). Kata ingsun berarti aku dan kata menekung berarti berdoa dengan penuh khidmat.

Rumah makan ndeso ini bernama Kandang Ingkung Resto dan Kopi yang terletak di daerah perbukitan Jlitengan, Balecatur, Gamping, RT 1 RW 27, Sleman, Yogyakarta. Menu yang disediakan adalah paket ayam ingkung lengkap, yang terdiri dari ayam ingkung original atau goreng, nasi gurih, sayur jantung pisang, oseng-oseng godhong kates, sambal, lalap, dan bayam goreng. Ada juga menu garang asem ayam yang khas, karena di masak dengan dimasukkan ke bambu sebagai tempat pengganti panci. Camilan yang disediakan bakwan jagung dan pisang kepok goreng yang mantap.

Menarik untuk dicoba adalah menu minuman, selain minuman segar dan minuman rempah-rempah, ada pula minuman kopi dengan menuangkan racikan sendiri. Kopi yang tersedia adalah kopi robusta, kopi arabica, kopi gayo, ditambah dengan pilihan gula batu, gula jawa, atau gula pasir. Disediakan pula jahe bakar geprek serta potongan sereh dan jeruk nipis. Penikmat kopi bisa menuangkan langsung dari ceret yang berada di atas tungku kayu bakar ke dalam gelas dari cangkir enamel blirik yang jadul. Pengunjung boleh meminum kopi sepuasnya dengan membayar seikhlasnya, misal lima ratus rupiah atau seribu rupiah. Sungguh tempat yang ngangeni bagi para penikmat kopi tradisional, karena di minum sambil menikmati suasana pedesaan di restoran alam yang cukup luas dan terkesan ndeso.

Mengenai harga paket ingkung di resto ndeso ini cukup terjangkau bagi masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat. Kami berenam hanya membutuhkan satu paket ingkung seharga Rp 138.000,- dengan minuman kopi yang membayar dengan seikhlasnya. Jangan lupa mampir di perbukitan Balecatur, Gamping Sleman dikala bertandang ke Jogja Istimewa, dijamin akan puas dan tidak bikin kantong kering.