(#TantanganGurusiana Hari ke 67 )

Materi kesepuluh dari Diklat Peningkatan Kompetensi Keahlian Mahir Tenaga Pendidik Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Cabang Surabaya adalah:

Penanganan Adiksi Game Online

Pemateri : Narasumber Utama Diklat ini, Bpk Wiryo Nuryono, M.Pd

(Dosen BK UNESA)

Beliau merupakan salah satu dosen saya Ketika saya menempuh PPG di UNESA beberapa tahun silam. Dalam diklat ini, beliau memberikan contoh kerangka pedoman wawancara dan skala adksi game online di grup telegram. Nantinya, instrument ini bisa dikembangkan oleh guru BK untuk disebarkan kepada siswa jika diperlukan.

Dampak positive game jika waktunya tepat

-Koordinasi mata dan tangan

-Kemampuan visual

-Refreshing

-Mengembangkan optimism

Dampak negative game online berlebihan

-Gangguan tidur

-Konsentrasi menurun

-Mudah marah dan tersinggung

-Penundaan tugas

-Berpikir irrasional

Aktivitas mengurangi kecanduan game sebaiknya:

Menarik secara mental

Memberikan efek refreshing

Terlibat dalam Interaksi Sosial Nyata

Dari hasil diskusi di grup, peserta yang merupakan guru BK banyak bercerita bahwa murid-muridnya yang mengalami kecanduan game online (main non stop) ternyata di rumah umumnya dibiarkan saja oleh orang tuanya yang memiliki pola asuh permissive (serba boleh) . Tidak ada ketegasan maupun arahan dari orang Tuanya untuk membentuk pola yang baik sehingga ego anak sangat tinggi. Bisa dibilang, siswa-siswa ini korban dari pola asuh orang tuanya. Karena factor pertemanan dan lingkunagn berpengaruh tapi tak sebesar pengaruh yang timbul jika orang tuanya mau peduli mengarahkan anaknya.

Disinilah peran Guru BK untuk membantu mengurangi adiksi siswa yang kecanduan game online. Setiap pendekatan konseling individu memiliki perangkat untuk membantu kecanduan game. Salah satunya misalnya berbincang santai dengan orang tua murid yang anaknya kecanduan game. Pemateri memberikan ide untuk disampaikan ke ortu tersebut :

Bagaimana jika ortu dan anak menyepakti bersama.. misalnya tidak melakukan aktivitas menggunakan HP jam 19.00-21.00. Selama 2 jam tersebut betul betul fokus ortu bersama anak dan keluarga. Berikan reward dan demikian juga jika anak melanggar ada sanksinya. Misal hape disita ortu dan hanya diberikan sesaat jika ada tugas dalam pemantauan ortu.