Menangani Peserta Didik Berkebutuhan Khusus ( Pdbk) Dalam Kelas Seting Inklusif
( #TantanganGurusiana Hari ke 72 )
Materi ini adalah resume dari webinar yang saya ikuti. Yaitu Webinar series dengan tema Berbagi Berkarya dan Menginspirasi yang Diselenggarakan Oleh IGI Kabupaten Sintang dan Universitas Amikom Purwokerto di Live Streaming Youtube pada 24 Juni 2020. Saya sharing di sini dengan tujuan semoga bermanfaat bagi pembaca.
Narasumber: Dede Suryana, S.Pd. MM
Materi: Menangani Peserta Didik Berkebutuhan Khusus ( Pdbk) Dalam Kelas Seting Inklusif
Mendapatkan Pendidikan adalah hak setiap WNI. Walaupun anak tersebut memiliki kebutuhan khusus. Terkadang, dalam sekolah inklusif atau sekolah umum, ditemukan anak berkebutuhan khusus. Padahal jika ingin optimal,wali murid diberi pengarahan agar anaknya sekolah di SLB. Hal yang harus dilakukan guru untuk menolongnya adalah :
1. Melakukan Identifikasi, guru mata pelajaran bekerja sama dengan Guru BK dan Wali Kelas
2. Melakukan asesmen, misalnya kesulitan belajar yang dialami anak itu atau gerak motoriknya. Ada beberapa macam asesmen, misalnya
Asesmen perkembangan
Asesmen akademik, normal apa tidak.
Asesmen sosial, dilihat dari kemandirian sesuai usianya.
Setelah melakukan asesmen, akan didapat data objektif berupa gambaran kondisi anak tersebut. Asesmen digunakan sebagai bahan penyusunan pembelajaran, kekuatan dan hambatan yang dimiliki serta apa kebutuhannya. Terakhir adalah evaluasi, tindakan yang dilakukan dengan home visit ke rumah murid agar orang tuanya tahu.
3. Merancang Layanan Pembelajaran Inklusif, yaitu layanan yang bisa mengakomodir kebutuhan peserta didik termasuk anak yang berkebutuhan khusus (ABK). Yang bsia dilakukan guru yaitu pengamatan, tes, atau wawancara terhadap ABK. Setelah itu, bisa bekerjasama dengan psikolog, atau referral (alih tangan kasus) jika diperlukan misal ke SLB
Contoh hambatan yang merupakan ciri-ciri ABK
1. ADHD atau gangguan konsentrasi
2. Disleksia, kesulitan membaca di usia matang
3. Disgraphia, kesulitan menggambar di usia matang
4. Kesulitan berhitung sederhana di usia matang
5. Normal dari segi segalanya tapi special karena Sangat cerdas istimewa
Sekolah umum berbeda dengan sekolah inklusif. Sekolah inklusif adalah sekolah yang menerima peserta didik normal dan ABK dengan kategori tertentu.Bedanya, jiak di sekolah umum biasa ,siswa harus menyesuaikan kurikulum . Namun, di sekolah inklusif, sekolah harus menyesuaikan kebutuhan peserta didik terutama jika ada ABK nya, maka memakai kurikulum yang harus dimodifikasi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yg inspiratif Bunda cantikk... Luar biasa memiliki kemampuan yg lbh utk menangani anak2 ABK. Terima kasih berbaginya...
Tulisan yang inspiratif dan informatif. Senang membacanya. Semangat berkarya, Ibu. Salam literasi.
Tulisannya bagus bun.. Sukses selalu.... Salam literasi