NUR FAIZAH

Nur Faizah dilahirkan di Tuban tahun 1971 . Namun tumbuh dan dibesarkan di Kota Jombang Jawa Timur. Sejak 20 tahun yang silam sampai sekarang masih ...

Selengkapnya
Navigasi Web
CONTOH Naskah Ceramah Pendek Tentang Tahun Baru Hijriyah

CONTOH Naskah Ceramah Pendek Tentang Tahun Baru Hijriyah

H Ke-2

CONTOH MATERI CERAMAH PENDEK TENTANG TAHUN BARU HIJRIYAH

Assalaamu alaikum warahmatullaahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahirabbil ‘alamin

Allahumma sholli wasallim ‘ala Rasulillah Muhammadin wa alaa aalihi wa shahbihi ajma’in

Amma ba’du

Hadiri yang dirahmati Allah, perkenankan saya pada kesempatan ini menyampaikan materi tentang “Menyambut Kedatangan Tahun Baru Hijriyah”

Baiklah , hadirin yang dirahmati Allah, Mari sambut bulan Muharram dengan doa setiap awal bulan Allahumma ahillahu ‘alaina Bil yumni wal iimaan Wassalaamati wal islaam, Rabbiy wa rabbukallah.

Ya Allah, Jadikanlah hilal atas kami kebahagiaan dan keimanan Keselamatan dan keislaman, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu wahai rembulan. Atau bisa dengan redaksi yang lain.

Waktu terus berputar dan bergeser seiring dengan berputarnya matahari. Dari hari ke hari, minggu dan bulan, tak terasa kita sampai pada suatu putaran bulan Muharam yang merupakan awal dari putaran bulan dalam kalender Hijriyah.

Masih ingatkah, bapak ibu tentang sejarah ditetapkannya kalender hijriyah? Di era kepemimpinan Umar bin Khaththab RA dalam sebuah riwayat yang kemudian sampai kepada kita terjadilah satu peristiwa saat Khalifah Umar mengirim surat kepada gubernur Bashrah, Abu Musa al-As’ari. Amirul mukminin Umar mendapati satu utusan. Utusan ini datang, kemudian menyampaikan penjelasan dan klarifikasi kepada Umar bin Khaththab. Disampaikan oleh utusan ini wahai khalifah. Atatnarrisaalah maktuubun fiiha sya’ban(telah datang kepada kami surat yang tertera fi dalamnya bulan Sya'ban). Tapi tidak pernah ditampilkan sya’ban yang mana yang dikehendaki . Apakah sya’ban yang akan datang atau sya’ban yang kemarin yang mungkin terlewat saat surat ini datang. Kecerdasan Umar teruji di sini. Ketika menerima klarifikasi ini , Umar mengumpulkan para sahabat Nabi untuk mendiskusikan tentang penetapan kalender Islam. Terjadilah diskusi pola penamaan sekaligus penetapan kalender dalam masa keislaman. Dalam situasi pertemuan ini yang kemudian menjadi acuan kalender sedunia. Ada usulan

1. Berdasarkan kelahiran Nabi Muhammad SAW,

2. Berdasarkan wafatnya Nabi Muhammad SAW

3. Berdasarkan hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Yastrib/al-Madinah al Munawwarah.

Maka kemudian disepakti lah untuk menggunakan tahun hijrah Rasulullah sebagainawal tahun penanggalan Qamariyah pemeeintahan Islam saat itu. Dan kini digunakan untuk seluruh dunia Islam. Simbol perpindahan. Hijrah qalbu, hijrah sikap, amal, akhlak dari yang jelek menuju kepada yang baik..

Sedangkan Bulan yang dipakai awal urutannya adalah mulai bulan apa? Di awali Ramadhan/Rabiul awal/, Muharram ?

Usulan Usman dipilih, yaitu bulan “ Muharram” sebagai bulan pertama krn awal tahun sebelum islam datang dan krn sesudah terjadinya peristiwa besar. Meskipun Muharram bukanlah bulan dilaksanakannya hijrah Muhammad, tetapi penetapan Muharram mewujudkan perubahan baru yang lebih baik .

Ada di antara kita yang sejenak bertafakur untuk bermuhasabah atas bertambahnya usia, karena dengan bertambahnya usia berarti berkurang kesempatan untuk hidup di dunia ini. Allah menciptakan kita hidup di muka bumi ini bukan untuk sia-sia. Allah menciptakan kita adalah dengan tujuan yang jelas. Kita mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia tiada lain hanya untuk beribadah kepadaNya. Allah berfirman di dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 “wamaa hkhalaqtuljinnja wal insa illaa liya’buduuni” (Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu (beribadah kepadaKu). Bagi seorang yang beriman kepada Allah, ia akan memanfaatkan kehidupan dunia ini dengan sebaik-baiknya untuk bekal dan sarana menuju kehidupan setelah kematian. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hasyr, Ya ayyuhalladziina aamanuuttaqullaha waltandzur ma qaddamat lighad. Wattaqullaaha innallaha khabiirum bimaa ta,maluun (Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat) dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan )(Al-Hasyr: 18).

Lalu bekal apa yang akan kita bawa menuju kehidupan yang penuh dengan kebaikan tersebut? Dengan hartakah? Pangkatkah yang kita banggakan? Atau keturunankah? Saya keturunan raja, bangsawan atau kyai. Ternyata bukan itu semua, sebab Allah Maha Kaya, Maha Berkuasa dan Maha Suci tidak memandang yang lain dari hambaNya kecuali taqwa hambaNya. Sebagaimana Allah ingatkan dalam firman-Nya,

artinya, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu”.

Jelas bagi kita bahwa bekal yang harus kita persiapkan tiada lain hanyalah taqwa, karena taqwa adalah sebaik-baik bekal dan persiapan. Allah berfirman dan mengingatkan kita semua dalam surat Al-Baqarah, artinya, “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal”. (QS. Al. Baqarah: 197).

Dan kata Al-Wiqa’ yaitu segala sesuatu yang digunakan sebagai pelindung. Itulah arti takwa secara bahasa. Sedangkan takwa menurut syariat para ulama berbeda pendapat, namun semuanya bermuara pada satu pengertian, yaitu seorang hamba melindungi dirinya dari kemurkaan Allah, dan juga siksaNya. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarangNya

Sehingga seorang disebut muttaqin, selalu berusaha sungguh-sungguh berada dalam keadaan taat secara menyeluruh, baik dalam perkara wajib, nawafil (sunnah), meninggalkan kemaksiatan berupa dosa besar dan kecil. Serta meninggalkan yang tidak bermanfaat karena khawatir terjerumus ke dalam dosa, itulah cakupan takwa sebagaimana dimengerti oleh salafush shalih.

Apa yang akan didapatkan oleh orang yang bertaqwa?

1. “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (At-Thalaq: 2-3).

2.“Itulah Surga yang akan kami wariskan kepada hamba-hamba kami yang selalu bertakwa” (Maryam: 63).

Demikianlah kita sebagai hamba Allah, sudah semestinya dalam menghadapi bulan Muharam ini dengan bertafakur, sudah sejauh mana persiapan kita menghadapi kehidupan yang abadi tersebut. Yang terkadang kita begitu bersemangat dan penuh antusias meraih kehidupan dunia yang fana ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Billahittaufiq walhidayah. Wassalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Jombang Jawa Timur 20 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan bermanfaat. Sukses selalu. Salam literasi

20 Aug
Balas

Terima kasih

20 Aug

keren Bu

26 Aug
Balas

Trims

30 Aug

Terima kasih sudah berbagi ilmunya. Sangat bermanfaat. Sukses dan sehat selalu

20 Aug
Balas

Sama sama

21 Aug

Terima kasih Bunda ...sangat bermanfaat...salam kenal

20 Aug
Balas

Terima kasih

20 Aug

Mantap.... keren tulisannya bu

23 Aug
Balas

Jehehe, terima kasih, Pak

24 Aug

Ibu terima kasih..tulisannya sangat bermanfaat

23 Aug
Balas

Terima kasih , Bu Maria A

24 Aug



search

New Post