Adikku oh adikku
#8
***
Hari Minggu yang selalu ku nanti, kebebasannya begitu berarti, aku bisa bermain layangan dengan sahabatku Uky. Memetik jeruk Bali sesuka hati dan masih banyak aktivitas ku yang lain. Kegembiraan adalah harapan, namun terkadang ekspektasi tak sejalan dengan realita. Seharusnyaa Aku bergembira bersama teman-temanku, namun ada adikku selalu menggangguku.
Sudah beberapa hari Ibu sakit, kakak perempuanku masih belajar di pondok pesantren. Hingga akulah yang harus menjaganya, ada saja ulahnya, maklum adikku lincahnya tiada terkira, walaupun masih empat tahun usianya. Seringkali membuat jantungku berdegup kencang ketika tiba-tiba dia naik ke atas almari, bermain palu, hingga menyalakan lampu dengan memanjat televisi. Hadech.. "Ujaaaaaannnnn" teriakku. Dia hanya tersenyum kemudian menghampiriku. Ekspresi tak bersalah membuatku luluh. Tak tega, bagaimanapun dia adikku juga.
Hari ini aku mengajaknya ke rumah Uky, kami pun sibuk memetik jeruk Bali di belakang rumah Uky, pohonnya tidak tinggi namun buahnya banyak sekali. Kali ini aku bersama Ujan, Uky, Arva, Haki, dan juga Faiz. "Wah jeruknya banyak yang matang", kata Haki. "Aku saja yang memanjat" kataku, kami sering memetiknya. Karena kakek Uky, Pak Salim telah mengijinkannya. Kemudian aku yang memanjat, teman-teman sudah siap untuk menangkapnya. Maklum kami para calon juara, anggap saja itu bola. Suatu hari kami akan berlaga di liga dunia. Hehehe..akankah impian itu menjadi nyata?
Sampai di atas hanya ada beberapa yang matang, setelah ku hitung cukup untuk kami berlima. Aku petik semua, dan teman-temanku ikut mengambilnya, "ambil satu-satu, sisakan juga untukku" kataku sambil turun dari pohon. Ketika sampai di bawah, "lho mana bagianku" tanyaku. Semua menggeleng tak tahu, ternyata tadi Alvin datang, jiwa dermawan Ujan tak tertahankan, hingga jeruk Bali di tangan pun Ia berikan. "Aduh Ujannn-Ujaaan capek-capek memanjat malah tak dapat bagian" keluhku sambil menyeka air mataku.
Bersambung
Tulungagung, 6 Februari 2022 (H+8, Tagur 60 hari)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Manjat lagi aja hihi.... Ujan, gemesin deh kamu
Benar sekali, terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya
Ceita anak penuh keceriaan. Kern, sukses selalu Bu Nurdiana
Terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya Bapak. Aamiin doa yang sama
Ujan yang dermawan. Semoga jadi anak sholeh, yaa... Kisah yang apik, Bu. Salam sukses.
Aamiin, terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya Bunda.
Sukurin, eh syukuri saja. Kan jiwa dermawan? Masih bisa manjat lagi. Kalau untuk cerita anak, sebaiknya kalimat penutupnya diganti, jangan "gerutuan" seperti cerita di atas, Bu Nur. Salam sehat selalu.
Terimakasih untuk masukkannya. Aamiin. Doa yang sama untuk Bapak
cernak yang keren dan bernas. semoga ada rasa keihlasan . sehat selalu bunda Nurdiana.
Aamiin, terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya Bapak
mantap keren cadas...cernak keren menewen, nggemesin...salam literasi sehat sukses selalu mbak Nurdiana
Terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya. Aamiin salam Literasi kembali
Terimakasih untuk admin Gurusiana yang telah menayangkan.