NURdiana, S.Pd

Selalu berpikiran positif, menumbuhkan perbuatan dan hasil yang positif pula. Nama Nurdiana, simpel namun penuh makna, mengandung doa dari orang tua, nama pangg...

Selengkapnya
Navigasi Web
Adikku oh adikku
Mimi

Adikku oh adikku

#8

***

Hari Minggu yang selalu ku nanti, kebebasannya begitu berarti, aku bisa bermain layangan dengan sahabatku Uky. Memetik jeruk Bali sesuka hati dan masih banyak aktivitas ku yang lain. Kegembiraan adalah harapan, namun terkadang ekspektasi tak sejalan dengan realita. Seharusnyaa Aku bergembira bersama teman-temanku, namun ada adikku selalu menggangguku.

Sudah beberapa hari Ibu sakit, kakak perempuanku masih belajar di pondok pesantren. Hingga akulah yang harus menjaganya, ada saja ulahnya, maklum adikku lincahnya tiada terkira, walaupun masih empat tahun usianya. Seringkali membuat jantungku berdegup kencang ketika tiba-tiba dia naik ke atas almari, bermain palu, hingga menyalakan lampu dengan memanjat televisi. Hadech.. "Ujaaaaaannnnn" teriakku. Dia hanya tersenyum kemudian menghampiriku. Ekspresi tak bersalah membuatku luluh. Tak tega, bagaimanapun dia adikku juga.

Hari ini aku mengajaknya ke rumah Uky, kami pun sibuk memetik jeruk Bali di belakang rumah Uky, pohonnya tidak tinggi namun buahnya banyak sekali. Kali ini aku bersama Ujan, Uky, Arva, Haki, dan juga Faiz. "Wah jeruknya banyak yang matang", kata Haki. "Aku saja yang memanjat" kataku, kami sering memetiknya. Karena kakek Uky, Pak Salim telah mengijinkannya. Kemudian aku yang memanjat, teman-teman sudah siap untuk menangkapnya. Maklum kami para calon juara, anggap saja itu bola. Suatu hari kami akan berlaga di liga dunia. Hehehe..akankah impian itu menjadi nyata?

Sampai di atas hanya ada beberapa yang matang, setelah ku hitung cukup untuk kami berlima. Aku petik semua, dan teman-temanku ikut mengambilnya, "ambil satu-satu, sisakan juga untukku" kataku sambil turun dari pohon. Ketika sampai di bawah, "lho mana bagianku" tanyaku. Semua menggeleng tak tahu, ternyata tadi Alvin datang, jiwa dermawan Ujan tak tertahankan, hingga jeruk Bali di tangan pun Ia berikan. "Aduh Ujannn-Ujaaan capek-capek memanjat malah tak dapat bagian" keluhku sambil menyeka air mataku.

Bersambung

Tulungagung, 6 Februari 2022 (H+8, Tagur 60 hari)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Manjat lagi aja hihi.... Ujan, gemesin deh kamu

06 Feb
Balas

Benar sekali, terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya

06 Feb

Ceita anak penuh keceriaan. Kern, sukses selalu Bu Nurdiana

06 Feb
Balas

Terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya Bapak. Aamiin doa yang sama

06 Feb

Ujan yang dermawan. Semoga jadi anak sholeh, yaa... Kisah yang apik, Bu. Salam sukses.

06 Feb
Balas

Aamiin, terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya Bunda.

06 Feb

Sukurin, eh syukuri saja. Kan jiwa dermawan? Masih bisa manjat lagi. Kalau untuk cerita anak, sebaiknya kalimat penutupnya diganti, jangan "gerutuan" seperti cerita di atas, Bu Nur. Salam sehat selalu.

06 Feb
Balas

Terimakasih untuk masukkannya. Aamiin. Doa yang sama untuk Bapak

06 Feb

cernak yang keren dan bernas. semoga ada rasa keihlasan . sehat selalu bunda Nurdiana.

06 Feb
Balas

Aamiin, terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya Bapak

06 Feb

mantap keren cadas...cernak keren menewen, nggemesin...salam literasi sehat sukses selalu mbak Nurdiana

06 Feb
Balas

Terimakasih untuk kunjungan dan apresiasinya. Aamiin salam Literasi kembali

06 Feb

Terimakasih untuk admin Gurusiana yang telah menayangkan.

06 Feb
Balas



search

New Post