Cinta Dalam Diam
Memandangmu dari kejauhan, getarkan kalbu, damaikan jiwaku, namun..sekuat apapun aku mencintaimu, dirimu tetap tak bisa kuraih. Merindukanmu adalah deritaku, untuk tidak pedulipun aku tak mampu.
Logikaku ingin pergi, namun hatiku ingin bertahan.
******
Pagi ini aku bergegas menuju kampus karena 15 menit lagi perkuliahan akan dimulai. Sedikit saja terlambat maka perkuliahan dengan mata kuliah filsafat bersama bapak Profesor Doktor Basyiruddin ini akan gagal. Beliau terkenal disiplin tidak akan mengizinkan para mahasiswanya untuk berada di kelas mengikuti perkuliahan walau terlambat satu menitpun. Dalam kepanikanku tak sengaja menyenggol seorang mahasiswi sehingga beberapa buku yang dia pegang terlepas dari tangannya, serta merta dia pungut bukunya dan segera berlalu dihadapanku. Aku masih terpaku melihatnya sehingga minta maafpun tidak sempat kulakukan. Kubalikkan tubuh melanjutkan langkahku menuju kelas, namun dikakiku terasa ada yang mengganjal, ternyata buku mahasiswi tadi terinjak oleh sepatuku. Segera kuambil dan gegas aku menuju kelasku.
Kulirik jam dipergelangan tangan, alhamdulillah selamat, masih tersisa satu menit lagi sebelum kuliah dimulai.
Selama perkuliahan aku tidak bisa fokus mendengarkan materi kuliah. Bayangan mahasiswa tadi membuat konsentrasiku terganggu. Ah..kenapa pikiranku tertuju padanya? segera kutepis bayangannya.
Selama ini aku tak pernah memikirkan sosok wanita dalam kehidupanku. Selain karena kesibukanku dengan tugas-tugas kuliah juga kegiatan - kegiatan organisasi yang aku geluti sangat menyita waktuktu. Aku adalah tipe laki-laki yang idealis dan cukup agamis. Aku berfikir bahwa dekat dengan seorang wanita akan mengganggu aktivitasku dan tentu juga akan merusak hati.
Esoknya aku kembalikan bukunya yang tertinggal kemaren, lewat Anisah teman sekelasku aku mengetahui sedikit informasi tentangnya, gadis itu bernama Sarah seorang mahasiswi fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir semester 8 yang sedang dalam penyelesaian skripsi, sama denganku. Sementara aku fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam. Mungkin karena fakultas kami agak berjauhan aku tak pernah melihatnya.
Dari jauh kulihat dia memasuki perpustakaan, segera ku hampiri seraya mengembalikan bukunya. "Terima kasih" ucapnya singkat memandangku sekilas lalu menunduk. "Sama-sama" jawabku. Hanya itu yang terucap dari bibirku, lalu gadis itupun berlalu dihadapanku. Sebenarnya sangat banyak yang ingin kusampaikan tapi entah mengapa lidahku terasa kelu, aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku memang tidak biasa bergaul dengan teman wanita kecuali dalam kegiatan organisasi.
Sudah beberapa hari ini bayangan gadis itu menghantui pikiranku. Sudah beberapa kali pula tanpa sengaja aku melihatnya di perpustakaan dan di mushalla kampus. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan, aku tak punya keberanian untuk sekedar mendekati dan menyapanya apalagi untuk mengutarakan isi hatiku, namun sepertinya diam- diam gadis itu juga memperhatikanku, terbukti ketika pandangan kami bertemu seolah-olah hati kami merasakan kesejukan yang sama, lalu dia akan segera menunduk. Entah mengapa hatiku mengatakan bahwa dia adalah orang yang tepat sebagai pendamping hidupku kelak.
Waktu berjalan, Alhamdulillah hari ini aku di wisuda, hatiku berdebar tatkala melihat Sarah duduk dibarisan para wisudawan. Aku bertekad akan mengutarakan keinginanku untuk melamarnya nanti. Bayanganku buyar ketika MC memanggil namaku untuk maju kedepan untuk penyerahan ijazah dan pemindahan toga.
Setelah wisuda kebetulan ada pembukaan tes CPNS, aku mencoba untuk mengikutinya dan alhamdulillah lulus dan ditempatkan di sebuah kota kecil. Bayangan Sarah kembali menari - nari dalam pikiranku, " sebentar lagi aku akan melamarmu Sarah.." batinku dalam hati. Aku akan pulang pada liburan semester nanti.
Setelah pembagian rapor aku ingin segera langsung pulang, tapi kerena ada kegiatan loka karya selama tiga hari di sekolah terpaksa aku undur kepulanganku. Kepulanganku ini juga karena ada acara pernikahan kakak laki - lakiku yang memang direncanakan pada liburan ini supaya semua saudara yang jauh bisa berkumpul. Tak apalah sedikit terlambat pulang, yang penting pas hari resepsi pernikahan kakakku aku sudah sampai di rumah pikirku.
Dengan motor kesayanganku aku berangkat menuju kampungku yang memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan. Aku memang lebih senang kemanapun dengan motorku ini.
Sesampai di rumah ternyata tamu sudah ramai, segera kuparkir motor dan hendak masuk ke dalam rumah untuk menyimpan tas berisi pakaianku. Ketika aku menoleh kepada kedua pengantin yang sedang bersanding di pelaminan, betapa kagetnya aku melihat mempelai wanitanya. "Sarah.." ucapku lirih. Seketika dadaku berdegub kencang, nafasku tertahan. "Ah..tidak mungkin, apa mataku yang salah"? Kembali aku menoleh untuk memastikan, disaat yang sama pandangan Sarah juga tertuju ke arahku. Kami saling bertatapan, kulihat Sarah juga terkejut melihatku. Seolah-olah mata kami saling berbicara tentang beribu pertanyaan yang muncul di hati. Sesaat kemudian Sarah menunduk, dengan langkah lunglai aku masuk ke dalam rumah.
Hatiku hancur berkeping-keping, harapanku sirna seketika, rencana yang telah kususun rapi untuk melamarnya hanya sia-sia. Aku terlambat, dia telah dipersunting oleh kakakku sendiri.
Rasanya liburan ini sangat menyiksaku, apalagi setiap melihat Sarah di rumah ini. Aku ingin segera pergi, aku tak sanggup melihatnya lagi, sungguh aku merasa sulit untuk menata hatiku, walau kutau ini adalah takdir yang harus kuterima.
Setiap malam aku mengadu pada sang Maha Kuasa agar bisa mengikhlaskannya, aku pasrah, aku tak berdaya, walau berat aku harus bisa. Aku yakin Allah punya rencana lain yang lebih indah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alloh mengujinya dengan cinta yang tak tersampaikan.. Keren bunda.. Barokalloh
Benar pak...mohon kritikannya juga pak, soalnya baru belajar menulis. Salam literasi
Maaf ibu Kur Asriatun...ternyata bunda..
Maaf ibu Kur Asriatun...ternyata bunda..
Maaf ibu Kur Asriatun...ternyata bunda..