Nurafiah

Bismillah, Berprofesi sebagai guru kimia di SMAN 6 Bulukumba Sulawesi Selatan, sejak tahun 2006 hingga saat ini. Mengabdi sebagai guru sangat menyenangkan jik...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARGA SI KEMBAR (Kimia Bercerita)
Mencoba menulis #menantangdirisendiri #tantangangurusiana Foto hanya pemanis

HARGA SI KEMBAR (Kimia Bercerita)

'HARGA SI KEMBAR"

Oleh: NURAFIAH

"Aku tak perlu menjelaskan diriku kepada siapapun, karena mereka pasti bisa membedakan kelas kita.." Ucap Intan dengan angkuhnya.Grafit hanya terdiam mendengarkannya. Dia membenarkan dalam hatinya.Ya.. Siapa sih yang tidak kenal dan ingin berteman dengan Intan?? Warnanya yang berkilau dan bentuknya yang indah membuat kelasnya sangat jauh berbeda dari Arang. Ya.., arang adalah nama panggilan untuk grafit, mungkin karena warnanya yang hitam dan bentuknya yang berantakan membuat dirinya lebih senang dipanggil Arang."Engkau tau kan Rang, aku selalu dikelilingi oleh Ibu-ibu sosialita yang di gedung-gedung mewah sana, Bahkan mereka selalu memperebutkan aku" Intan melanjutkan ocehannya sambil tersenyum penuh kemenangan."Iya, kamu memang terlihat sangat Indah dan berharga Tan, aku juga ikut senang punya adik seperti kamu" Arang menunduk sambil menepis jelaga hitam yang menempel di badannya.

Mereka hanya terpaut beberapa menit saat dilahirkan, tapi Intan sejak lahir memang memiliki struktur yang indah dengan posisi memanjang, badannya kelihatan semampai dengan bentuk yang vertikal, sehingga berkilau jika terkena cahaya.Sejak kecil mereka tinggal terpisah, Intan yang selalu jadi rebutan lebih senang bersama orang-orang kaya yang membelinya dengan harga fantastik. Sedangkan Arang cukup puas berada di desa, bersahabat dengan dapur para petani. Arang ditakdirkan berlapis dengan posisi melintang, terlihat begitu rapuh dengan kulit hitam legam, kadang hanya membuat perih mata mereka yang berusaha mendekatinya.Ibunya yang sedari tadi mendengarkan dari balik pintu, perlahan menghampiri keduanya. Sambil merangkul Arang dan Intan."Anakku, Ibu selalu bangga dengan kalian, melihat kalian tumbuh bersama adalah harapan Ibu selama ini" perlahan Ibu menyeka air mata yang mulai menggenangi sudut matanya."Saat kalian lahir, Ibu selalu berdo'a semoga kalian tumbuh dan bermanfaat bagi sesama, menjadi anak yang menyenangkan dan baik hati.""Dan Ibu senang melihat kalian tumbuh menjadi pribadi yang baik. Intan begitu kuat dengan strukturnya yang rapat sehingga bisa jadi pemotong kaca yang baik, pun bentuk yang indah menjadikan kamu permata yang begitu mahal...""Ibu bahagia sekali Arang terlahir memberi banyak manfaat untuk sekitar, engkau selalu bersahabat dengan para petani, tanpa sungkan berada di tengah-tengah mereka, menghangatkan malamnya dan menemai sepanjang hari mereka..." Ibu menghela nafas perlahan."Kalian berdua kebanggaan Ibu."Tapi dalam hidup ini Nak, Ibu sangat ingin kalian tumbuh menjadi anak yang selalu memberi kebahagiaan untuk sesama, yang kehadirannya selalu dinanti, tidak perlu menjadi rebutan yang justru membuat orang semakin serakah dengan harta...!"Intan tersentak. Perkataan Ibu serasa menamparnya.

dagunya yang selalu tegak dan cantik itu perlahan terkulai, sesaat ingatannya dipenuhi kejadian demi kejadian memilukan di depan matanya, saat orang-orang mengaguminya dan berusaha mendapatkannya.

Saat diirnya bersembunyi dari tangan orang-orang jahat yang ingin memilikinya.Intan teringat beberapa kali terjadi pertengkaran suami istri karena dirinya.

Saat itu sepasang suami istri berjalan di etalase perhiasan di Mall tempatku berada, memandangku dengan penuh kekaguman dan merajuk untuk mendapatkannya.

Tampak jelas wajah suami perempuan itu berubah pucat saat si istri mulai marah dan bergegas pergi ketika permintaanya tidak dipenuhi.

Suaminya berusaha membujuk istrinya dan menunjuk gelang emas yang ada di etalase sebelah.

Bukannya melunak, wanita ini malah lebih sengit lagi mengomel dan mengibaskan tangan suaminya yang mencoba merangkulnya menjauhi orang-orang yang mulai berkerumun di depan etalase itu. Setengah berlari wanita itu menuju eskalator yang tidak jauh dari tempat Intan, tapi naasnya tubuhnya kehilangangan keseimbangan saat kakinya terantuk di tangga itu, dan tubuhnya jatuh tejerembab di lantai bawah.

Orang-orang di sekitar menjadi histeris, tapi Intan malah tertawa sinis melihat kejadian itu.

"Kalo memang tidak mampu jangan coba-coba ke sini yaa..?" Gumanya sendiri.

Intan masih ingat dengan jelas senyum kemenangannya saat melirik gelang itu. "Aku memang tak sepadan dengan kalian ".

"Aghhh... " Tiba-tiba Intan merasa asing dengan dirinya.*Bersambung... !!!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, luar biasa. Tulisan yang sangat bagus. Mendalam, tapi mudah dimengerti. Bunda hebat.

17 May
Balas

Makasih bunda... Belajar nulis tapi msh ragu untuk publish di media. Mau ikUt tntangan harian Tp blm bisa fokus nih.

17 May
Balas



search

New Post