Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alumni FKIK’81! Setelah 492 purnama, 41 tahun kita tidak pernah bertemu dan bertegur sapa satu sama lainnya, akhirnya atas izin Allah Swt. bisa berkumpul kembali di Bandung. Terakhir kali kita bertemu di Tahun 1983 saat wisuda Diploma 2 di Bumi Siliwangi IKIP Bandung, saat kita semua masih segar bugar muda belia, sehat dan tulang belulang kuat.

Reuni bermakna sebagai sebuah kegiatan yang menyatukan kembali segenap komponen yang terpisah baik oleh waktu maupun tempat. Reuni menurutku sangat bermakna sebagai alat pemersatu sekaligus menyadari adanya sosok yang menyebabkan kita harus bersatu. Bersatu lebih punya makna karena adanya keberbedaan yang sudah ada dan harus ada. Idenya digawangi Mas Sutardi dan Kang H. Maman, namun keduanya pada hari H sakit jadi tidak bisa hadir.

Reunian kali ini cukup special, karena hampir dipastikan masing-masing diri tidak mengenal satu sama lainnya. Dengan rata-rata rambut yang sudah beruban dan wajah yang sudah ada keriputannya. Bayangkan saja 41 tahun tidak pernah bertemu, maka hari ini adalah momen yang sangat menyenangkan.

Berawal dari sapa menyapa dan saling memasukkan ke WAG FKIK ’81. Setiap hari selalu ada chat untuk kapan kita, bagaimana kita, dan obrolan lainnya yang menyenangkan. Akhirnya diputuskan untuk reunian di rumahku GBA Barat Kabupaten Bandung, supaya posisinya di tengah-tengah, walaupun agak masuk sedikit, tapi lumayanlah tidak perlu mengeluarkan biaya seperti kalau acaranya di hotel, di gubuk yang sederhana ini juga cukuplah untuk menampung 50 - 60 orang. Maka diputuskan oleh teman-teman bahwa reunian akan dilaksanakan tanggal 27 Februari 2022, pukul 09.00 sampai selesai.

Lembaran kenangan masa-masa kuliah dulu di jurusan Pendidikan Olahraga selama dua tahun terbuka kembali. Masa-masa 41 tahun ke belakang, kisah tentang dimarahi dosen karena kesiangan, tentang tidur ngorok saat kuliah, saat pingsan di kolam renang, kisah tentang darmaji (dahar lima ngaku hiji), kisah makan siang dengan harga seribu rupiah, dan seabrek cerita lainnya yang sangat menarik untuk dikenang.

Bicara tentang menu makanan, begitu berlimpah ruahnya, waaaah tidak terbayang sebelumnya, aku hanya menyediakan nasi, ayam goreng, mustofa, emping, dan sambal. Ternyata dari Ciwidey dibawakan lalapan waluh kecil, daun sampeu, daun gedang kulub, jadi tinggal diolah saja menjadi gulai daun sampeu. Padalarang dengan sirop melon, pudding, kulub suuk, roti unyil, dan peyek teri/suuk. Ujung Berung membawa risoles, lapis, kue ketan, dan asinan Malaysia. Karawang membawakan tarasi dan ikan asin khas daerahnya. Garut membawa dodol dan kerupuk kulitnya, Sumedang ada peuyeum ketan pakai ember. Dari yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu saking banyaknya buah tangan, ada bolu susu Lembang, combro, misro, kerupuk singkong, dan lainnya 😊

Yah, walaupun hari ini hanya bertemu dengan sebagian orang saja, tapi setidaknya bisa melepas kerinduan akan masa-masa mahasiswa dulu ketika masih kuliah. Reuni atau lebih kerennya silaturahmi kali ini diwarnai dengan saling tanya,

“mohon maaf siapa ini ya?”

“wah kita ujug-ujug sudah tua ya kitah, sehingga kita lupa siapa sih kamu?”

“eeeh Bro, kamu Usep ya? Tinggimu tetap sama dengan kegantenganmu!”

“Kang Iwan ya? Koq wajahmu tidak berubah sih, tetap seperti masa muda dulu.”

“eeeh kamu, tetap sama pendeknya dengan masa lalu, bedanya sekarang kamu agak melebar ke samping!”

“kamu Dani ya? Kumismu tetap seperti yang dulu, wakakkkk…!”

“pada ingat nggak, siapa aku ayooooo?”

“ssssttttt…. Itu siapa sih, lupa lagi euy aku!”

Hahaha…ternyata setelah 41 tahun wajah kami masing-masing sudah berubah menjadi aki-aki dan nininini. Sangat kaget dengan perubahan pada wujud kami 😊

Setelah pukul 10.01 acara dimulai. Bertindak sebagai pembawa acara Teh Dedeh, lalu sambutan oleh Kang Iwan, kemudian sambutan dari Kang Tatang dan Kang Aman yang sudah sukses menduduki jabatan di kursi structural. Beliau berpesan bahwa silaturahmi ini harus terus dilanjutkan, karena sebagai seorang muslim, Allah Swt menganjurkan kepada setiap hamba-Nya untuk senantiasa menjaga silaturahmi terhadap sesama, sebab ada banyak keutamaan menjaga silaturahmi yang akan diperoleh oleh setiap hamba Allah.

Lalu giliran berbagi pengalaman, aku menceritakan story yang membanggakan sebagai seorang alumni FKIK ’81 yang sekarang sudah menjadi Pengawas Mata Pelajaran PJOK di Kabupaten Cianjur dengan usia pensiun di 65 tahun. Perjalananku yang panjang dan berliku, menaik dan menurun. 01 Januari 1985 diangkat menjadi CPNS di Kabupaten Cianjur, sehingga tahun 2000 menjadi Guru Teladan di Provinsi Jawa Barat, tahun 2010 Kepala Sekolah Berwawasan Lingkungan di kabupaten, dan tahun 2018 Pengawas Berprestasi Tingkat Nasional dengan hadiah yang diberikan tahun 2018 short course ke Univ. Chiba Jepang, tahun 2019 di Univ. Jiangshu China, Awal tahun 2020 Seminar di Seameo Thailand, tahun 2014 dan 2015 short course ke Singapura, dan tahun 2019 menjadi Narasumber di negeri Jiran Malaysia serta berkeliling Indonesia sebagai Narasumber dari Kemdikbud sejak tahun 2013 sampai saat ini.

Selanjutnya acara diisi Tausyiah dari Kang Ustadz Sobarsana Olahragawan yang Shaleh (ternyata dari guru PJOK pun bisa jadi da’i kondang di Kabupaten Garut, Barakallah fii ilmi Kang Sobarsana). Tausyiah yang disampaikan bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan umatnya untuk senantiasa berbuat baik. Amalan dalam Islam tidak hanya berupa ibadah shalat baik wajib maupun sunnah, puasa, zakat dan sebagainya. Melainkan juga tersenyum dan menjalin tali silaturahmi. Menjalin silaturahmi adalah cara mewujudkan ukhuwah Islamiyah dan dapat dilakukan dengan cara mengunjungi sanak keluarga, tetangga, dan teman. Hikmah silaturahmi selain membuat orang lain yang kita kunjungi merasa senang, silaturahmi memiliki banyak keutamaan. Orang yang suka mengunjungi sanak saudaranya serta menjalin silaturhami akan dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya. Sebagaimana hadist Rasullullah SAW yang berbunyi “Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” dan hal lainnya yang berkaitan dengan aqidah Islamiyah dibahas pula.

Terakhir doa yang disampaikan Kang Nana si ganteng kalem. Semoga saja apa yang kita niatkan bersama akan Allah kabulkan. Aamiin Allahumma Aamiin.

I hope so … dengan tempat yang sangat sederhana jauh dari bermewah-mewahan, tapi tujuan silaturahmi kami hari ini sangat bermanfaat daripada hanya sekedar acara ketemuan saja, di sini kami saling mendoakan untuk teman-teman yang sudah dipanggil Allah terlebih dahulu ("Ya Allah, ampunilah dosanya, limpahkan rahmat kepadanya, hapuskanlah segala kesalahannya, muliakanlah tempatnya, lapangkanlah pintu surga baginya, maafkan segala kekeliruan semasa hidupnya,") dan kepada teman-teman yang saat ini sedang sakit ataupun yang sedang isoman (Semoga Allah angkat segala penyakitnya).

Terima kasih kepada teman-teman semua, yang sudah membawakan oleh-oleh makanan untuk dimakan bersama dan sisanya dibagikan kembali sebagai buah tangan untuk anak-anak dan istri. Kalau ada kesempatan, in syaa Allah kita pasti akan bertemu lagi. Barakallah buat kita semua, semoga dipenghujung usia ini, kita semakin shaleh dan shalehah, sehingga saat dipanggil oleh pemilik-Nya kita semua husnul khatimah. Aamiin

Teruntuk sahabatku tercinta: Kang Iwan, Kang Usep, Kang Tatang, Kang Dedi, Kang Asep, Kang Aming, Kang Nana, Kang Zaenal, Kang H. Ate, Kang H. Kusnawan, Kang Hamdani, Kang Budi, Kang Muhtedi, Kang Aman, Kang Hasan, Kang Edi, Kang Dadan, Teh Dedeh, Teh Rini, Ambu Idah, Mbak Wasiroh, dan teman2 lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih karena Anda semua, maka Reuni ini dapat terwujud 😊

Penulis adalah Pengawas SMP Disdikbud Kab. Cianjur yang juga Alumni D2 FKIK ‘81 IKIP Bandung