“Tunggu Asri, Aku numpang mobilmu ya,” sambil terengah-engah Dani berusaha menghentikan langkah Asri. “Mobilmu kenapa?” tanya Asri. “Aku tidak tahu. Aku starter barusan tidak bisa. Padahal aku ada jadwal bertemu mahasiswaku pagi ini. Aku coba menghubungimu tidak bisa. Ya sudah aku kesini saja siapa tahu kamu belum berangkat,” kata Dani sambil tersengal-sengal. “Oh iya maaf semalam hp aku matikan,” jawab Asri. “Ayolah naik, nih kuncinya,” katanya sambil memberikan kunci mobilnya kepada Dani. “ Aku yang bawa ?” tanya Dani. “ Ya iyalah. Masa cewek yang nyupir cowok yang duduk manis,” jawab Asri seenaknya. Dani memasang wajah manyun sementara Asri tertawa kecil. Dani dan Astri hidup bertetangga sejak mereka kecil. Rumah mereka hanya berjarak lima rumah saja. Dari TK, SD sampai SMP mereka bersekolah di sekolah yang sama. Dani cowok yang sangat manis. Ayahnya yang beretnis Tionghoa dan ibu yang asli jawa menghasilkan perbaduan yang menawan. Meskipun berwajah tampan dan berperangai lembut entah kenapa tidak bisa membuat Asri jatuh cinta padanya. Mungkin karena karakter mereka yang berbeda. Asri perempuan muda yang mandiri, pekerja keras dan suka berpetualang. Sedangkan Dani pendiam dan lebih tertutup. Dia lebih suka menghabiskan waktu dengan buku-bukunya dan lebih menikmati novel daripada menonton film di bioskop. Atau karena sudah sangat mengenalnya sehingga bertemu dengan Dani terasa sangat biasa. Entahlah.