Ada-ada Saja
#Ada_Ada_Saja
By Mami vie
" Jeng Refni, udah denger belum."
" Denger apaan Bu Rosy."
Begitulah bu Rosy memulai gosip sore ini. Sebagai biangnya gosip bu Rosy mahir sekali mengajak siapa pun untuk betah mendengar kabar berita darinya.
Yang paling sering menjadi makanan empuk gosipnya adalah bu Siska. Ibu yang satu ini punya sakit kambuhan. Bukan karena sakit keturunan. Bukan pula sakit karena salah makan.
"Aku kok heran gitu ya, sama bu Siska. Sakit kok bisa diatur."
"Diatur gimana to bu."
"Dua bulan yang lalu, ia tiba-tiba demam panas karena mendengar suami Jeng Refni menukar mobil."
"Kok bisa begitu ya. Sebulan yang lalu secara nggak sengaja aku ketemu suaminya di puskesmas. Katanya lagi ngantarin bu Siska berobat."
"O, iya sebulan yang lalu itu asam lambungnya naik. Pemicunya ternyata karena Jeng Refni lo."
"Lo! Kok karna aku. Aku kan nggak ngapa-ngapain bu Siska."
"Hem, lupa ya! Bulan lalu kamu kan ganti pagar bambu rumahmu sama pagar besi."
"O,ya. Kok aku nggak tahu ya. Pagar itu kami ganti, karena kebetulan aja. Pagar lamanya udah hampir roboh. Daripada sering-sering tukar."
"Pantes aja, waktu itu ia lewat langsung buang muka."
Pembicaraan kami sore itu agak sedikit mengganggu pikiranku. Apa benar bu Siska sebegitunya. Lagi pula apa masalah bu Siska denganku. Kami sama-sama baru tinggal di komplek itu.
Pulang dari kantor sore ini, aku dicegat bu Rosy di jalan. Ia bercerita kalau suaminya bertengkar dengan bu Siska gegara saluran air yang mampet di samping rumahnya. Bukannya dengan sesama ibu-ibu bertengkar, eh ini dengan suami. Memang suami bu Rosy sudah beberapa bulan ini pensiun. Jadi otomatis ia hanya di rumah saja.
Yang membuat aku panas adalah cerita bu Rosy bahwa bu Siska ternyata sering ngegunjingin aku. Dia bilang aku ibu yang nggak perhatian sama anak. Peduli apa coba.
"Mah, bulan depan Papah rencana mau nukar mobil. Biar agak sedikit irit BBMnya," kata suamiku.
"Kok tukar lagi Pah. Aku nggak ada uang lo buat nambahin," jawabku sambil sedikit merengut.
"Mamah tenang aja, Papah punya uang kok, lagian nambahnya juga nggak banyak," suamiku meyakinkan aku.
"Iya deh terserah Papah, yang penting Mamah nggak ikut ngeluarin duit."
Benar saja, bulan depannya suamiku pulang kantor sudah membawa mobil warna putih. Memang mobil ini agak irit bahan bakarnya. Tempat kerja suamiku yang lumayan jauh membutuhkan bahan bakar yang banyak. Aku ikut senang.
Baru saja sampai di kantor, gawaiku berdering. Bu Rosy nelpon aku. Ia mengabari aku kalau bu Siska masuk rumah sakit pagi ini. Ia terserang strok berat.
Aku kaget luar biasa. Ah mudah-mudahan bukan karena suamiku mengganti mobilnya.
👻👻👻👻👻👻👻👻👻👻👻👻
Tamat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar