Gersang
Mentari tampak terbelalak
Sunyi membakar jalan setapak
Kaki santun berpijak
Di antara daun-daun berserak
-
Dahaga mencekik rongga
Kala gersang menerpa rasa
Secangkir rindu bahkan tiada
Memecah masa entah ke mana
-
Layu, kering, dan mati
Hilang asa enggan kembali
Mungkinkah tumbang tanpa semi?
Ataukah punah tanpa arti?
-
Ingat, tiada sulit bagi illahi
Pupuklah iman di taman hati
Hanya kasih-Nya mampu sirami
Sejukkan lagi hamparan sanubari.
***
Berau, 1 April 2021.
#Tantangan gurusiana, hari ke-327.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Balutan diksi Bu Novi selalu menawan. Sehat dan sukses selalu bu cantik
Terima kasih, Bu Elvina. Aamiin. Doa yang sama untuk Ibu.
Mantap puisinya, Bu Novi. Sehat dan sukses selalu.
Terima kasih, Bu Yuria. Aamiin.
Sajian diksinya Bunda memang keren. Salam sehat dan sukses Bunda.
Terima kasih, Bunda. Salam sehat dan sukses selalu.
Subhanallah, keren bun. Hati yang gersang segera sirna dengan cahaya ramadhan.
Terima kasih, Pak Ali. Insyaallah.
Puisi yang menawan. Salam sukses Bunda
Terima kasih, Ibu. Salam sukses selalu.