Perjalanan awal tahun 2021 penuh dengan hal-hal yang tidak terduga. Mengikuti program sagu sabu online salah satunya. Siapa yang menduga, program yang selama ini dilakukan denganbertatap muka langsung, hanya bisa aku pandangi saja bewaranya. Belum pernah bertemu bewara yang menunjukkan penyelenggaraannya di Bandung. Semua diselenggarakan di luar kota. Sedih. Tapi apa daya, diri ini belum bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang penyelenggaraannya di luar kota dengan alokasi waktu lebih dari satu hari. Ibuku lebih membutuhkan kehadiranku disampingnya.

Masa pandemi yang efeknya identik mulai dari keterbatasan aktivitas manusia hingga ekonomi masyarakat yang morat marit, ternyata memiliki hikmah disebailknya. Teknologi informasi yang semakin canggih memberikan peluang yang semakin memperkecil kekhawatiran dalam melalui rentang masa tersebut. Bayangkan jika pandemi terjadi namun teknologi informasi masih konservatif. Lebih mengkhawatirkan bukan?. Apalagi jika disentuhkan dengan dunia Pendidikan.

Kembali lagi ke topik awal, sagu sabu yang seharusnya dilakukan secara luring bahkan akan lebih menohok maknanya jika dilakukan dengan face to face, ternyata dengan kemasan online masih menawarkan sejuta makna. Aku bisa ikut jadi peserta tanpa mengurangi semangat ingin menjadi seperti mereka yang telah mengabadikan namanya dalam sampul buku yang menjadi buah karya tangannya sendiri. Amazing kan. Kuasa Allah, siapa yangn bisa menebak?.

Ya, meski di awal 2021 ini banyak peristiwa menyedihkan terjadi namun semua itu aku jadikan pembelajaran untuk bisa menjadi manusia bermanfaat. Menjadi pribadi yang dengan ilmunya mampu menebar kebaikan dengan berbagi pengetahuan, berbagi asa, dan berbagi pengalaman. Tidak mungkin semua itu akan terwujud jika perpaduan pikiran, hati dan coretan tangan tidak diguriskan dalam lembar demi lembar kertas putih. Semangat!