"Buuuu...tolong bawa ember ke sini," terdengar suara pak Su memanggil dari luar.

"Ember apa?"

"Ya ember."

Aku langsung keluar tanpa memedulikan perintah pak Su.

"Wadawww....kenapa ditumpahin di sini ayah," pekikku histeris.

Aku histeris karena melihat karpet diruang tengah sudah basah. Rupanya plastik yang digunakan pak Su untuk membawa ikan dari pemancingan tiba-tiba sobek. Sehingga air dan ikannya tumpah di ruang tamu.

Aku bergegas ke dapur mengambil ember. Dan tak lupa membawa kain pel guna membersihkan air.

"Awas kamu ikan," ucapku rada mengancam.

"Ya maaf, Uni. Aku ngg sengaja." Jawab ikan dari dalam ember.

"Ya, aku maafkan. Tapi kau pertanggungjawabkan apa yang telah terjadi."

"Trus mau Uni apa?"

"Akan aku jadikan kau menjadi sup ikan terlezat untuk makan malam nanti."

"Asiaaap denga ikhlas, Uni. Jangan lupa baca bismillah untuk memotongku."

"Wokey,"

Perdebatan antara ikan dan Uni berakhir dengan damai. Ember yang berisi ikan dibantu pak Su mengangkat ke belakang.

Sementara pisau dan bumbu sup siap menunggu ikan di dapur.

Tak menunggu lama. Ikan yang tadinya melenggak lenggok kegirangan sekarang sudah menjadi beberapa bagian.

Semua bahan telah selesai dirajang. Wajan juga tak kalah semangatnya. Ia sudah menunggu dengan siap siaga di atas kompor rinai.

"Cepat masukkan minyak, Uni," suara wajan begitu bersemangat.

"Asiaaap..."

Tak menunggu lama. Sup ikan dengan rasa tanggung jawabnya sudah terhidang di meja makan.

Aku memneri tema masakan kali ini *Sup Ikan Kaldu Cinta Taburan Bumbu Tanggung Jawab*