#tantanganharike_60 #tantanganmenulismediaguru "Jika engkau bukan anak raja, dan bukan anak ulama besar, maka menulislah!" (Imam Al-Ghazali) Mengikuti tantang menulis 30 hari awalnya terasa berat bagi yang menganggap menulis suatu beban. Bagi yang menganggap bahwa menulis adalah sesuatu tang sulit untuk dilakukan. Namun, tidak bagi kawan-kawan yang menjadikan menulis sebagai kebutuhan. Tiada hari tanpa menulis. Walau hanya sekadar menulis quote. Hingga 30 hari terlewati dengan enjoy. Belajar bagaimana menulis telah menjadi sebuah kebutuhan. Serasa ada yang kurang jika tak menulis dalam satu hari. Lantas, apa yang telah didapatkan selama 30 hari tersebut? Secara tidak sengaja, peningkatan diksi dalam menulis kian kaya. Kecepatan menangkap ide kian terasah. Tak perlu lagi menangkap ide dengan mengerutkan dahi untuk memulai menulis. Hari ini tak terasa kita telah sampai pada hari ke-60. Moga lanjut sampai hari ke-90. Suatu kebahagiaan bagi penulis yang mampu menyelesaikan tantangan menulis. Secara tak langsung, tantangan ini telah mengasah kita untuk cepat tanggap dalam menangkap ide dan mengeksekusinya menjadi tulisan yang layak untuk dikonsumsi khalayak ramai. Karena menulis yang sesungguhnya merupakan suatu ibadah dan penyembuhan. Lalu, bagaimana jika tulisan belum masuk kategori ibadah dan penyembuhan? Mari, kita perbaiki lagi niat. Bahwa menulis itu adalah sebagai sarana ibadah. Sebagai ladang dakwah untuk menyampaikan hal-hal yang bermanfaat untuk pembaca. Begitu juga dengan hal penyembuhan. Bahwa menulis merupakan salah satu cara untuk penyembuhan jiwa yang sakit. Penulis boleh saja menuliskan hal2 yang buruk. Namun, tetap ada rambu2 yang harus dipatuhi. Dari sekian banyak rambu2 menulis yang diberikan para pakar, bahwa saat menulis hal yang sangat perlu kita perhatikan adalah gunakan bahasa yang santun, sopan dan smart untuk dibaca. Sehingga memberikan rasa nyaman kepada pembaca saat menikmati tulisan kita. #virusbahagia #menulisitusedekah