Nita Andriani

Seorang ibu rumah tangga yang berusaha menjadi guru bagi anak-anak. Menambah aktivitas dengan menjadi guru di sebuah SMK di Siak Sri Indrapura....

Selengkapnya
Navigasi Web
Positif dan Negatif Pandemi

Positif dan Negatif Pandemi

Tujuh bulan terakhir kehidupan kita memang benar-benar berbeda dengan biasanya. Pandemi ini memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap dinamika kehidupan. Hiruk pikuk jalanan dengan kemacetannya seolah menuai solusi karena manusia mengurangi aktivitasnya di luar rumah. Pasar–pasar menjadi sedikit lengang karena orang mulai beralih untuk bertransaksi secara online. Serta tidak sedikit perusahaan atau pabrik yang mengurangi karyawannya karena berkurangnya omset untuk membayar upah atau gaji. Pun begitu dengan sektor pendidikan. Sekolah terpaksa ditutup karena dikhawatirkan menjadi celah penyebaran virus. Proses pembelajaran berubah begitu dahsyat. Tidak ada yang menyangka pandemi ini akan berlangsung begini rupa.

Sebagai seorang guru, saya sangat sedih. Kondisi ini mungkin secara tidak langsung memaksa kita untuk melek teknologi. Kita yang tadinya masih berada di zona nyaman dengan menjadi guru kuno, mengajar hanya bermodalkan apa yang kita dapat sewaktu berada di bangku perkuliahan bertahun-tahun lalu dan merasa tidak perlu untuk memahami perkembangan teknologi. Kini, senang atau tidak kita terpaksa untuk mulai belajar. Memanfaatkan perkembangan teknologi yang mungkin dulu kita abaikan. Mulai memaksa diri untuk bersama-sama dengan siswa memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan teknologi digital tersebut. Ada begitu banyak platform pendidikan yang ditawarkan mampu menfasilitasi pertemuan virtual siswa dan guru untuk keberlangsungan pembelajaran. Semua terasa sangat menyenangkan. Tanpa repot melakukan perjalanan ke sekolah, yang selama ini diwarnai dengan kemacetan atau fenomena guru bekerja lainnya, siswa dan guru bisa melakukan pembelajaran bahkan hanya dari kamarnya masing-masing.

Namun disadari atau tidak ternyata ada begitu banyak dampak negatif yang mungkin masih sedikit kita sadari. Baik selaku guru maupun dalam posisi kita sebagai orang tua siswa. Interaksi yang begitu intens dengan smartphone yang menjadi perantara pertemuan maya kita dengan peserta didik, ternyata memberi ruang yang lebih bagi siswa berinteraksi dengan dunia tanpa batas. Mereka bebas berekspresi menggunakan smartphonenya dalam waktu yang cukup lama. Bahkan terkadang tanpa pengawasan dari orang dewasa (orang tua). Sehingga kita menemukan peserta didik kita dalam ruang WAG mapel atau kelasnya mengungkapkan ungkapan-ungkapan yang tidak sepatutnya keluar dari lisan seorang pelajar. Intinya kondisi pandemi ini akan mempengaruhi moral atau akhlak anak – anak kita ditahun mendatang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantab bu

16 Oct
Balas

Makasih ibu. Masih belajar

19 Oct

Luar biasa bu

17 Oct
Balas

Terima kasih pak....

19 Oct



search

New Post