Niswatul Mardiyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Uno Si Anak Kampung

Uno Si Anak Kampung

Tantangan hari ke-7

#TantangangGurusiana

Namaku Uno. Hobbyku makan. Biarpun buluku panjang aku adalah kucing kampung. Kenapa begitu? Ya karena aku tinggal di kampung. Bukan anak ras yang tinggalnya di kota dan makan mewah. Tiap hari mainku di kebun belakang rumah, makan juga cuma nasi sama ikan pindang, itu pun bagiku sudah mantap binggo! Makan dryfood kadang, kalau ada yang berbaik hati memberi.

Dulu emakku cuma kucing liar yang hidupnya ditendang sana sini, dipukul, kadang disiram juga. Kata mereka emak suka mencuri ikan, bukan ikan aja sih, ya tempe, ya tahu, semua-semua aja disikat sama emak, namanya juga lagi kelaparan. Emak mencuri bukan karena ingin kaya, foya-foya, cuma ingin mengisi perut biar bisa menyusui anak-anaknya, bukan kayak koruptor-koruptor di luar sana itu.

Sampai suatu ketika emak bertemu dengan keluarga sederhana yang hangat dan ceria. Salah satu anak dari keluarga itu bernama Ina. Meski dengan lauk seadanya, berbagi sedikit ikan pindang, Ina mau memberi makan emak di belakang rumahnya.

Sebagai ucapan terima kasih emak pun sering nangkepin tikus-tikus yang berkeliaran di rumah Ina. Itung-itung buat ganjel perut juga. Dan sebagai tambahan ucapan terima kasih dibawalah aku yang unyu-unyu ini bersama kedua saudaraku ke rumah Ina, ya entah hadiah atau bencana dalam benak Ina, karena aku yang sekarang makannya banyak.

Saat itu usiaku masih satu mingguan, mataku juga belum melek, aku dibawa ke rumah Ina. Aku hanya ingat emak menggendongku cukup lama sampai akhirnya berada di rumah Ina. Saat itu aku hanya merasakan alas tidurku yang biasanya dingin dan keras jadi empuk dan hangat. Meski hanya kain usang itu sudah sangat nyaman.

Aku memang harus banyak bersyukur, karena diluar sana masih banyak kucing-kucing liar yang tak seberuntung aku. Masih kecil kadang mereka harus terpisah dari induknya, kedinginan dan kelaparan padahal mereka belum bisa mencari makanan sendiri. Banyak yang jadi korban penyiksaan, ditendang, dipukul, disiram, bahkan ada yang dibakar hidup-hidup. Salah mereka apa? Hanya sepotong lauk tak akan membuat kalian jadi miskin.

Bagi para catlovers jangan protes juga ya kenapa makananku cuma dikasih nasi sama ikan pindang. Karena biarpun buluku panjang aku hanyalah kucing kampung, bahkan bapakku siapa aku gak juga gak tahu. Tinggal bersama Ina dari keluarga yang sederhana adalah pilihan kami. Tidak perlu makanan kucing yang mewah, perhatian dan kasih sayang yang tuluslah yang kami butuhkan. Aku pun sudah senang sekali bisa tinggal sama Ina. Menurutku uang memang bisa membeli segalanya, tapi tidak dengan ketulusan.

Bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantaaap

04 Aug
Balas

Terima kasih Bu..

04 Aug

Meong meong, duh gemesin...

04 Aug
Balas

Nggih Pak, lucu..

04 Aug

siapa yang nendang dan nyiram emak uno bu? tolong laporkan pak hansip kampun sebelah

05 Aug
Balas



search

New Post