PROFESIONALITAS GURU = KETERAMPILAN MENGEMBANGKAN INTELEKTUAL SISWA
1. Kedudukan Peserta didik dalam pembelajaran
Sesuai dengan ketentuan umum UU SisDikNas pada pasal 1 ayat (4) Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Pengembangan potensi diri ini berkembang seiring dengan berkembangnya kepribadian baik dalam kecakapan maupun kemampuannya . yang didominasi dan dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu :
1. Faktor Herediter
Herediter; pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan yang bersifat kodrati, seperti : konstitusi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakat dan kecerdasan/ intellectualnya). Seberapa kuat pengaruh keturunan sangat bergantung pada besarnya kualitas gen yang dimiliki oleh orang tuanya (ayah atau ibu).
2. Faktor Environment;
Environment , adalah lingkungan tempat di mana individu berada dan berinteraksi, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah lingkungan belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pada pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan mampu membuat individu sebagai makhluk social karena kepergaulan satu dengan yang lainnya.
Selain itu lingkungan mampu membuat wajah budaya bagi individu , contohnya lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi diri manusia . dari Lingkungan pribadi seseorang dapat dibentuk , karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Peranan Lingkungan bagi individu, dapat sebagai :
(2.a) Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
Saat ini karena keberadaan tehnologi maka hubungan pertemanan dan kekeluargaan dalam pergaulan social dapat melalui berbagai macam tehnologi. Contoh : mailing list, chatting ,Yahoo Massangger ( YM) , twitter, Facebook, whatsApp, instagram dapat dipergunakan bersosialisasi dengan teman tanpa berkunjung ke rumah.
(2.b) Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.
Saat ini dengan mengerjakan tugas- tugas yang dianggap rumit sekalipun ternyata dapat di selesaikan dengan bantuan mesin pencari pada tehnologi khususnya internet.
(2.c) Rangsangan bagi individu . Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.
Dapat dikatakan dimana pada saat lingkungan mampu memberikan rangsangan yang pada awalnya dengan mencari dan menonton (membaca digital ) maka akan mempengaruhi individu untuk berpartisipasi atau bahkan mengikuti ataupun turut menciptakan sesuatu sesuai petunjuk yang di bacanya di mesin pencari.
(2.d) Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu memasang kipas angin sehingga dikamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan manipulation yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesuaian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya.
Dengan kata lain dapat diartikan bahwa peserta didik harus disiapkan sebagai insan yang mampu menerima perubahan social dan berperanan di abad 21 agar terbiasa menggunakan tehnologi dalam kehidupan sehari- harinya nanti.
3. Faktor Maturity
Maturity; atau kematangan yang meliputi (3.a) kematangan biologis yang mengacu pada tahap-tahap atau fase-fase perkembangan yang dijalani individu. Berawal dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktural pada diri individu, seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, otot, syaraf dan kelenjar. Dan (3.b) Kematangan psikis, seperti : kemampuan berfikir, emosi, sosial, moral, dan kepribadian, religius. Kematangan aspek psikis ini diperlukan adanya latihan dan belajar tertentu.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bertambahnya usia beriring dengan berkembangnya potensi diri. Kesadaran mengembangkan potensi diri turut mempengaruhi sejauh mana perkembangan kecerdasannya. Dalam bahasa lain intellectualnya berkembang sesuai lingkungan yang membentuknya. Sedangkan kematangan psikisnya terbentuk karena proses penyesuaian diri terhadap perubahan masa kekinian .
2. Pengertian profesionalitas guru
Dalam kamus lengkap Poerwadarminta : professional mengandung arti pencaharian yang mempunyai keahlian , misalnya tabib , hakim dan sebagainya . sedangkan menurut ensiklopedia Indonesia professional adalah seseorang yang melakukan olahraga dengan menerima pembayaran , contoh pemain olahraga sepakbola , tenis dan sebagainya, yang tingkatan permainnya sangat tinggi . lawan dari professional adalah amatiran.
Berdasar pada UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ,pada Bab I ketentuan umum, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sedangkan pada Bab III pasal 7 terdapat 9 prinsip profesionalitas yang dimiliki profesi guru yaitu :
1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan;
9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
Pada Bagian hak dan kewajiban di pasal 20 , dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, 2 kewajiban guru diantara 9 kewajiban yaitu :
1) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
2) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka unjuk kerja professional guru harus didasari dengan jiwa profesionalisme , dimana dengan jiwa ini akan senantiasa mendorong dirinya sendiri dalam mewujudkan guru professional. Jiwa profesionalisme sebagai motivasi intrinsic yang mendorong guru untuk mengembangkan dirinya mewujudkan professional yang jika dikaitkan dengan pembayaran , hal ini sebagai cashback dari apa yang sudah guru lakukan sebagai pelayan yang baik bagi peserta didik .
Pembelajaran yang baik pada saat ini belum tentu menjamin ke”baik”kannya pada masa depan . Kita telah memasuki abad 21 yang sering disebut “abad teknologi” sehingga mau tidak mau atau siap tidak siap guru harus memikirkan kembali inovativ pembelajaran yang bagaimana yang mampu mendorong , mengembangkan kecakapan peserta didik pada abad ini. Kapan Pengajaran yang berpusat pada guru ( Teacher center) tepat kita gunakan dan kapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik ( student center) perlu kita gunakan di kelas.
Tentu masing-masing pendekatan memiliki kekuatan dan kelemahan sesuai keterbedaan keadaan. Dilihat dari isi, instruksi , lingkungan kelas , penilaian dan tehnologi pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher center) saat ini menunjukkan beberapa pertentangan diantaranya :
(1) tidak semua peserta didik dapat belajar dengan baik dengan cara mendengarkan
(2) seringkali guru kesulitan mempertahankan minat peserta didik ( dari jam pertama hingga jam terakhir)
(3) Pendekatan ini cenderung tidak memberi peluang berpikir kritis bagi peserta didik, kalaupun ada hanya dalam jumlah sedikit.
(4) Pendekatan ini hanya mengasumsikan bahwa semua peserta didik belajar dengan cara yang sama dan tidak bersifat pribadi individu peserta didik.
Teori pendidikan lama : “bahwa para guru memegang semua pengetahuan penting , guru menyimpan , mentransfer pengetahuan ke dalam pikiran siswa mereka, dan siswa menerima, menghafal, dan mengulangi apa yang sudah diterimanya dan dipelajari dari guru” perlu kita renungkan kembali mengingat “Dunia “saat ini sudah sangat terbuka sebagai gelanggang social dan penemuan tehnologi yang mana hal ini tak terlepas dari kewajiban peserta didik sebagai individu pembelajar dalam konteks dunia dimana tempat mereka hidup, dengan segala permasalahan dan situasi-situasi yang nyata. Maka sudah saatnya guru professional adalah sosok yang mampu membelajarkan individu peserta didik dalam konteks dunia nyata tempat mereka hidup / kontrukstivisme, namun pada situasi tertentu pendekatan Teacher center dan student center dapat digunakan secara bersamaan dan saling menguatkan sehingga proses pembelajaran menjadi bermutu .
3. Keterkaitan Professional Guru dengan Pengembangan Intelektual Siswa
Pengembangan potensi diri peserta didik terkait perkembangan kecerdasan / intellectualnya dengan lingkungan kelas yang dirancang sekaligus difasitasi guru yang mampu mendorong peserta didik membentuk kematangan psikis dalam menghadapi tantangan atau menyesuaikan terhadap perubahan masa kini.
Proses pembelajaran agar mengarah kepengembangan kecerdasan peserta didik (intellectualnya) tak terlepas dari pendekatan dan strategi guru yang digunakan di kelas guna membantu mengembangkan pemikiran kritis dan kerjasama ( dalam istilah UNESCO , fungsi belajar yang hakiki salah satunya adalah untuk belajar hidup bersama ( To live together)) dan diantaranya adalah paradigma pendidikan yang dikemukakan mantan mendiknas kita Bambang Sudibyo yakni Olah pikir ( kecerdasan intelektual) dan , Olah raga ( kecerdasan sosial).
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses yang bermutu jika melibatkan dan menanamkan cara pemikiran yang lebih tinggi dan meningkatkan kerjasama antara peserta didik dalam pembelajaran – pembelajaran dalam kelas . Pada masa kini kemampuan guru merancang pembelajaran seperti yang dimaksud di atas membuktikan kecakapan dan keprofesionalannya .
Dalam hal meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi professional secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, maka guru dituntut menerapkan kecakapan teknologi utamanya dasar computer dan menggunakannya sebagai cara pendekatan baru pada pembelajaran di kelas seperti penggunaan dan pemanfaatan multimedia yang membantu merangsang ke-ingintahu-an , memusatkan, mempertahankan minat belajar peserta didik yang pada akhirnya turut mengembangkan kecerdasannya (intellectualnya) .
Dengan demikian guru masa kini harus mengetahui lebih dari satu cara untuk mengajar di kelasnya dan pada saat yang bersamaan juga mampu menggunakan lebih dari satu pendekatan . Bahkan mampu mengembangkan literasi dalam berbagai bidang terkait dengan pembelajaran sekaligus mencerminkan sejauh mana guru mampu merespon keadaan yang sedang terjadi .
Tugas keprofessionalan guru saat ini menyangkut penguasaan pengetahuan , keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai yang sering disebut kompetensi guru. Dalam hal kompetensi pedagogic guru berkewajiban (3.1) menyusun dan merencanakan pembelajaran, (3.2) melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta (3.3) menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; Sebagai pelayan guru turut berkewajiban dan berusaha mengembangkan potensi diri peserta didik melalui proses pembelajaran yang telah dirancangnya .
4. Beberapa model pembelajaran yang dapat mengembangkan Intelektual Siswa
a. Model Penugasan
Petunjuk Pembelajaran yang berkaitan dengan model penugasan seperti pada tabel 4.a.1 di bawah ini :
No.
Tugas operasioanal yang dilaksanakan peserta didik
Pengembangan Intelektual peserta didik yang diharapkan oleh guru
1
Mengerjakan tugas-tugas rumit dan penuh tantangan yang mengharuskan peserta didik berpikir tentang pelajaran secara mendalam dan mengatur cara belajarnya sendiri.
Akuntabilitas dan kemampuan ber-adaptasi :
ü Menjalankan tanggungjawab pribadi dan fleksibilitas secara pribadi
ü Menetapkan, dan mencapai standar dan tujuan untuk diri sendiri maupun orang lain
2
Bekerjasama dengan teman, guru dan para pakar atau nara sumber dalam tugas-tugas penting yang menggunakan pemikiran tingkat tinggi
Kecakapan berkomunikasi :
Memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan , tulisan, dan multi media
3
Menggunakan teknologi untuk membuat keputusan / kesimpulan , memecahkan masalah atau menciptakan gagasan / ide baru
Melek informasi dan Media :
Menganalisa, mengakses, mengelola, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam berbagai bentuk dan media
b. Model pendekatan Teacher center
Petunjuk Pembelajaran yang berkaitan dengan model pendekatan Teacher center seperti pada tabel 4. b.1 di bawah ini:
No.
Aktifitas peserta didik
Pengembangan Intelektual peserta didik yang diharapkan oleh guru
1
Peserta didik menerima informasi dari guru
Kemampuan untuk mendengarkan dan ber-empati pada orang lain (Listening to others with understanding and empathy)
2
Belajar dengan memulai sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya dan mengikuti intruksi guru
Peserta didik menerima materi sebatas dan sesuai tingkatan yang diberikan guru
3
Lingkungan kelas dikondisikan tertib , sunyi dalam proses pembelajaran dan setiap peserta didik bekerja secara individu
Peserta didik berpikir dalam lingkungan kelas yang telah dimanipulasi guru
4
Mengerjakan ujian kertas/ tertulis secara individual dengan materi yang ditentukan guru, dengan hasil bagus dan menyenangkan guru, atau demi mendapat hadiah / pujian.
Peserta didik termotivasi untuk mendapatkan nilai yang bagus/ atau dengan jawaban yang benar
5
Peserta didik memahami tayangan berteknologi melalui keterangan, demontrasi, dan penggambaran yang diberikan guru
Peserta didik mendapat informasi terbatas, dengan cara yang sama
c. Model pendekatan Student center
Petunjuk Pembelajaran yang berkaitan dengan model pendekatan student center seperti pada tabel 4. c.1 di bawah ini:
No.
Aktifitas peserta didik
Pengembangan Intelektual peserta didik yang diharapkan oleh guru
1
Peserta didik mencari dan mendapatkan akses informasi dari media dengan kualitas yang berbeda-beda
1. Melek informasi dan Media
2. Kreatifitas dan Keingintahuan :
ü Mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru
ü Bersikap terbuka dan responsive terhadap perspektif baru yang berbeda
2
Membangun kembali pengetahuan yang pernah dan sudah didapatnya
Pengarahan kepribadian :
ü Memonitor pemahaman diri dan mempelajarinya
ü Menemukan sumber-sumber belajar yang tepat
ü Mentranfer pembelajaran dari satu materi ke yang lainnya.
3
Lingkungan kelas adalah tempat kerja yang hidup dengan berbagi dan berbagai aktivitas serta tingkat keramaian yang tinggi sesuai materi yang dipelajari
Tanggung Jawab social :
ü Bertindak dengan mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih besar
ü Menunjukkan prilaku yang beretika secara pribadi baik di kelas atau hubungan antar teman sebagai masyarakat pembelajar
4
Mengerjakan tidak hanya jenis tes tulis dengan mengetahui criteria materi yang akan diujikan, dinilai disertai komentar balikan dari guru , teman, dan berkesempatan menilai pekerjaannya sendiri.
Metakognisi ( Thinking about thinking) :
ü Mengembangkan suatu rencana kegiatan
ü Mengingat rencana dalam jangka waktu tertentu, mengevaluasi setelah selesai
ü Sadar akan tindakan seseorang dan pengaruhnya pada orang lain serta lingkungan
ü Cakap menjelaskan strategi dalam pengambilan keputusan
5
Peserta didik menggunakan berbagai teknologi untuk meriset, berkomunikasi, dan menciptakan pengetahuan
Berpikir, berkomunikasi disertai keterangan , ketelitian dan kebenaran (Thinking and communicating with clarity and precision ) : Bekerja dan berusaha keras untuk berkomunikasi dengan hati-hati, teliti , benar baik lisan maupun tertulis
5. Kecakapan Professional Guru yang diperlukan ketika Kepenasaran Intelektual Siswa berkembang
Dalam memfasilitasi pembelajaran , guru harus berusaha membangkitkan , mengembangkan dan mempertahankan keingintahuan atau kepenasaran intelektual peserta didik .
Untuk membantu usaha tersebut di atas ada 6 kecakapan yang dikembangkan Intel corporation 2011 (hal152 s.d 157) yang dapat dirangkum sebagai berikut : (1) kecakapan mendengarkan dan berbicara (2) kecakapan memberi petunjuk (3) kecakapan memantau dan mengamati (4) kecakapan bertanya (5) kecakapan mendorong semangat (6) kecakapan menyela .
a. Hal penting dalam meningkatkan kecakapan mendengarkan dan berbicara
Untuk meningkatkan kecakapan mendengarkan dan berbicara dengan peserta didik sebagai pertimbangan dapat dilihat pada table 5.1 di bawah ini :
Untuk dikerjakan
Untuk dikatakan
Beri contoh perilaku yang diharapkan
Guru mendengarkan saat melihat seseorang bicara
Perkuat perilaku dengan menunjukkanya
Guru berbicara kuat sehingga setiap peserta didik bisa mendengarkan
Ingatkan peserta didik agar menggunakan kecakapan mendengarkan dengan baik
Guru mendengar dengan memandang peserta didik yang sedang berbagi informasi atau ide/gagasan
Jika Peserta didik tidak mendengarkan pandulah apa yang harus mereka kerjakan
Sebagai contoh : “ angkat tanganmu agar dia tahu bahwa kamu tidak mendengar perkataannya “
Nyatakan kembali apa yang sudah dikatakan oleh peserta didik tertentu agar memperjelas dan penting untuk digunakan
Sebagai contoh : “ Andi , apa yang kamu katakana tentang program yang kamu ajukan akan menjadi yang terbaik dan termurah, teman yang lain ingin tahu mengapa demikian. “
Beri tanggapan yang positif maupun negative
Sebagai contoh : “Teman kalian sudah memberi gagasan baru , ada lagi yang ingin mengusulkan gagasan yang lain ?
Dorong peserta didik untuk merinci lebih lanjut
Sebagai contoh : “ ada lagi yang ingin menambahkan “
Sertakan semua peserta didik
Sebagai contoh : “ siapa lagi yang ingin bertanya ?
Tegurlah peserta didik yang keluar dari jalur/ kesepakatan
Sebagai contoh : “ Mari kita temukan dan mencari pemecahan lain”
b. Hal penting dalam meningkatkan kecakapan memberi petunjuk
Guru professional perlu memiliki kecakapan dalam memberi petunjuk pada peserta didik , diantaranya adalah :
ü Memiliki tujuan yang jelas dan menunjukkan pemikiran guru seperti yang diinstruksikan
ü Menunggu dan memastikan bahwa peserta didik tenag dan siap sebelum menerima petunjuk guru
ü Memberi petunjuk baik secara tulisan maupun lisan
ü Memberi petunjuk selangkah demi selangkah untuk menghindari kebingungan peserta didik
ü Memberi contoh langkah yang diharapkan bagi peserta didik
ü Memeriksa pemahaman untuk memastikan bahwa peserta didik tahu apa yang diharapkan dari mereka
c. Hal penting dalam meningkatkan kecakapan Memantau dan Mengamati
Guru professional perlu memiliki kecakapan dalam memantau dan mengamati peserta didik , diantaranya adalah :
ü Selalu mengetahui apa yang diperbuat peserta didik
ü Berkeliling ruangan kelas dan mendengarkan percakapan / diskusi peserta didik
ü Mengambil atau membuat catatan ,
ü Bertanya
ü Membuat keputusan kapan harus menyela percakapan peserta didik
ü Mengakui bahwa setiap peserta didik itu istimewa
d. Hal penting dalam meningkatkan kecakapan Bertanya
Guru professional perlu memiliki kecakapan dalam bertanya pada peserta didik , diantaranya adalah :
ü Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh peserta didik
ü Mengajukan pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar
ü Mengajukan pertanyaan yang menggunakan : bagaimana…?, mengapa ? …. Atau yang mana ? …
ü Mendorong berbagi jawaban dengan teman dalam tim kelompoknya sebelum dibawa ke kelompok lain
ü Memanggil peserta didik secara acak dan mengijinkannya untuk memberi tanggapan
ü Mendengarkan secara aktif apa yang dikatakan peserta didik
ü Menghindari godaan untuk memotong atau memperbaiki kesalahan peserta didik dengan segera
ü Menahan diri dalam memberikan penilaian dan menanggapi dengan cara tidak menghakimi
ü Mengarahkan kembali jawaban yang salah
ü Menyuruh peserta didik merangkum gagasan peserta didik lainnya
ü Meminta kelanjutan seperti : “ kenapa ?...., bisa cerita lebih jauh lagi ? …, bisa sebutkan contoh lainnya?...
ü Mengundang peserta didik untuk membuka “pemikiran mereka” dan mendiskusikan bagaimana mereka sampai pada jawaban tersebut
ü Membiarkan peserta didik mengembangkan pertanyaannya untuk saling bertanya.
e. Hal penting dalam meningkatkan kecakapan Mendorong semangat
Guru professional perlu memiliki kecakapan dalam mendorong semangat peserta didik , diantaranya adalah :
ü Menjadi positif : “ kamu mengerjakannya sepanjang waktu “
ü Berfokus pada kekuatan : “ tambahkan rincian dalam rencana gambarmu”
ü Mendorong peserta didik untuk mengejar perbaikan : “ jika ini tidak memuaskanmu, apalagi yang bisa kamu tambahkan ? “
ü Spesifik di dalam mengisentifikasi perilaku yang diinginkan : “ terimakasih telah bersabar “
ü Mendorong usaha-usaha : “ perhatikan dan catat kemajuan-kemajuan yang sudah kalian buat”
f. Hal penting dalam meningkatkan kecakapan Menyela
Guru professional perlu memiliki kecakapan kapan harus memutuskan dan kapan harus menyela peserta didik , menyela diperlukan jika untuk :
ü Memberikan umpan balik selama mengerjakan proyek
ü Memberikan konfirmasi dengan cara yang masuk akal
ü Memastikan komunikasi terjadi dua arah
ü Mengembangkan hubungan yang serasi
ü Meningkatkan proses
ü Memastikan keadilan
ü Membantu memperjelas
ü Memfokuskan lagi tujuan yang diharapkan
ü Mendampingi dalam konflik
ü Mengingatkan kelompok akan peraturan dasar dan kesepakatan
Sebelum menyela pertimbangkan lebih dulu hal-hal :
ü Apa yang harus dikatakan
ü Bagaimana mengatakannya
ü Kapan mengatakannya
ü Kepada siapa mengatakannya
ü Mengapa harus mengatakannya
Professional guru yang dikembangkan terhadap kecakapan-kecakapan tersebut di atas setidaknya menjadi jawaban dan solusi terbaik sebagai usaha mengimbangi berkembangnya kepenasaran intelektual peserta didik. Pengembangan profesional guru menyangkut pula pada keterampilan melek teknologi. Selain keterampilan menggiring berpikir kritis , serta bagaimana bekerjasama dalam belajar dikelas atau di luar kelas.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar