PERSEMBAHAN TERBAIK UNTUK YANG TERSAYANG

Menjadi seorang guru adalah cita-cita yang di idamkan sejak kecil. Dimana dengan menjadi guru kita bisa menjadi pendidik bagi siswa disekolah dan juga menjadi pendidik anak sendiri dirumah, karena ilmu yang didapatkan dibangku kuliah bisa kita terapkan juga dirumah untuk mendidik anak sendiri. Tetapi disaat kewajiban yang diberikan kepada kita tidak sesuai dengan harapan,maka akan timbul dilema dan pergolakan batin antara tugas sekolah dan tugas di rumah.

Sebagai guru dan juga ibu dari enam anak yang perbedaan usia yang sangat dekat, saya harus pintar membagi waktu antara kewajiban disekolah dan dirumah dengan baik. Bukan perkara mudah untuk bisa seimbang antara keduanya. Saya berusaha untuk seimbang, tapi tetap ada salah satu yang harus dikorbankan.

Untuk itu, saya meminta pengertian kepada suami untuk bisa mengerti peran dan posisi saya sebagai ibu rumah tangga yang bekerja. Alhamdullah suami memberikan dukungan penuh terhadap setiap keputusan dan apa yang saya kerjakan. Selain itu juga, saya meminta untuk dibantu oleh Asisten Rumah Tangga untuk membantu pekerjan saya dirumah dan suamipun menyetujui hal itu.

Saya bersyukur dalam menjalankan peran saya sebagai ibu yang bekerja dapat terlaksana dengan baik, walaupun jauh dari kata sempurna untuk menjadi istri yang baik. Anak-anak saya alhamdulillah bisa mandiri karena saya tidak bisa setiap saat mendampingi mereka.

Dengan segala permasalahan dan perdebatan batin yang saya alami ini, saya tidak pernah menyerah untuk bisa memberikan yang terbaik untuk siswa dan anak-anak saya dirumah. Walaupun tubuh ini lelah harus tetap bisa memberikan senyuman terbaik kita untuk orang-orang tersayang.