RUMAH EMAK
RUMAH EMAK
Oleh : Nina Dewantari
#TantanganGurusianake176
#pentigraf
Udara panas, seterik mentari yang kian garang di atas kepala. Rumah bambu yang katanya lebih sejuk tak lagi bisa meredamnya. Rasanya kipasan emak dari kardus bekas tak membantu apa-apa. Tetap gerah dan semakin membuat leher tercekik karena haus. Segelas es teh sangat istimewa bisa kuminum saat ini.
Rumah bambu yang kami tempati menempel di tembok perumahan, dengan pintu rumah menghadap ke sungai. Memang rumah ini berdiri dibantaran sungai, dibalik tembok perumahan warga. Jika musim hujan tiba, emak sering kali terjaga dimalam hari agar selamat dari banjir yang tiba-tiba menerjang. Impianku ingin tinggal di perumahan dibalik tembok ini, sepertinya nyaman.
Malam ini hujan deras, sungai hampir meluap. Aku memandanginya dari balkon rumah, berdua dengan emak. Iya, kami akhirnya bisa tinggal di perumahan. Rumah ini adalah bukti terima kasihku kepada emak untuk segala pengorbanannya. Impian kecilku lunas sudah. Rumah lantai dua, tepat dibelakang rumah bambu kami yang kini telah reot.
Lasem, 22 Des 2020
Ketika cinta kepada ibu,
Tak lagi bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Selamat hari ibu, Al Fatihah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siip Bu mantap tetap semangat salam sehat dan salam sejahtera Aamiin