LEBIH DEKAT DENGAN PSIKOTERAPI VS BIMBINGAN KONSELING (1)
LEBIH DEKAT DENGAN PSIKOTERAPI VS BIMBINGAN KONSELING (1)
Oleh : Nina Dewantari
#TantanganGurusianake40
#Kolom
Bagi seorang konselor atau guru BK (Bimbingan dan Konseling), wajib hukumnya memahami ilmu perilaku manusia dengan berbagai pendekatan. Lalu bagaimana dengan profesi psikolog? Bukankah memiliki tuntutan yang sama? Apa perbedaan dari keduanya?
Banyak orang bertanya apa perbedaan dari profesi psikolog dengan psikoterapi sebagai senjatanya, vs konselor atau guru BK dengan teknik konseling sebagai senjatanya. Psikoterapi dan konseling dalam layanan bimbingan konseling, merupakan aktivitas pemberian bantuan psikologis kepada seorang individu yang memerlukannya. Banyak kemiripan teknik atau pendekatan antara psikoterapi dengan teknik konseling yang digunakan oleh guru BK. Bagaimanapun juga psikologi merupakan rumah besar, induk pengetahuan dari bimbingan dan konseling.
Masing-masing profesi psikolog dan konselor sama-sama memahami dan menggunakan pendekatan psikoanalisa, behavioristik, humanistik maupun gestaalt dalam menganalisa perilaku klien. Namun dalam penerapan terapi atau proses layanan bantuan memiliki perbedaan, dilihat dari kasus yang dialami oleh klien. Dalam kegiatan pemberian bantuan kepada klien, psikolog lebih familiar dengan istilah terapi, untuk konselor atau guru BK lebih familiar dengan istilah layanan.
Dasar awal konseling adalah filsasat manusia. Dasar psikoterapi adalah individual deferences, keunikan setiap individu dengan dasar-dasar psikologi kepribadian dan psikopatologi (gangguan kejiwaan). Meski pada perkembangan ilmu pengetahuan, konseling pun juga memanfaatkan perkembangan teori kepribadian dalam konteks ilmu perilaku.
Menurut Mappiare (2004), konseling yang dilakukan oleh konselor atau guru BK merupakan bagian kecil dari psikoterapi. Konseling lebih mengarah pada penyebab awal masalah, yang kemudian dengan penggunaan teknik layanannya mengarah pada pengembangan-pendidikan-pencegahan untuk klien. Berbeda dengan psikoterapi yang lebih mengarah pada psikopatologi atau gangguan psikhis yang dilakkan terapi untuk penyembuhan-penyesuaian atau adaptasi.
Pada dasarnya tujuan dari psikoterapi dan konseling sama, namun berbeda dalam proses pencapaiannya. Jika psikoterapi proses terapinya dengan membedah psikhis dan “otak”, maka proses konseling lebih mengarah pada identifikasi diri klien dengan menemukan kekuatan positif yang dimilikinya, untuk lebih dikembangkan secara maksimal agar memiliki kehidupan yang efektif.
Misal disekolah saat dilakukan assesment ditemukan masalah pada peserta didik berupa kurang percaya diri, malas belajar, prestasi rendah, takut berpendapat, kurang disiplin, suka menyendiri, suka menyakiti teman atau bullying dapat dibantu oleh guru Bk dengan menggunakan beberapa teknik konseling atau pendekatan yang didasarkan dari teori psikologi. Namun penekanannya lebih pada layanan bantuan kepada peserta didik untuk menemukan kekuatan positif atau kelebihan dirinya. Untuk selanjutnya oleh guru Bk dikembangkan dengan teknik-teknik konseling agar klien dapat berkembang secara maksimal. Misal menggunakan Teknik Self Instruction, Self Talk, Psikodrama, Afirmasi Positif dan lain-lain disesuaikan dengan masalahnya.
Namun jika dalam layanan bantuan ditemukan bahwa peserta didik tersebut mengalami masalah yang lebih berat, seperti bullying suka menyakiti teman atau bahkan menyakiti diri sendiri yang mengarah pada hal membahayakan, sebaiknya dilakukan layanan referral atau alih tangan kasus kepada psikolog. Sebab harus dicari lebih dalam masalah psikhis yang mendasari perilaku tersebut. Mungkin peserta didik mengalami depresi, kecemasan berlebih, fobia dan lain-lain.
Sangat jelas perbedaannya, jika konseling fokus pada pengembangan diri, pendidikan dan upaya pencegahan bagi klien. Sebaliknya psikoterapi fokus pada penyembuhan dan adaptasi klien hingga mencapai mental yang sehat. Dilain kesempatan, penulis akan menyampaikan contoh kasus dan teknik yang digunakan dari psikoterapi dan konseling, berdasarkan pengalaman yang pernah penulis lakukan.
Lasem, 1 Agustus 2020
Jangan lupa follow jika suka karyanya, salam literasi.
Ditunggu kritik dan saran. Terima kasih
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kayaknya aku juga perlu layanan, terutama kalau tanggal satunyas hari Sabtu....
Hihi gajian JD tgl 33 nggih bu
Yes...mantab bunda BK.Lanjutttt
Akar masalah di era milenial kesehatan mental mulai dari yg ringan sampai berat ....menurut aku...debu jalanan ...lanjut mbak
Siapppp...
Sipppp... Lanjutkan
Siappp