NILMA HERRITA WISDA SYAM, S. Pd. M

Guru Biologi di SMAN 1 Sumatera Barat, tamatan Pasca sarjana BIOLOGI ITB. Terlahir sebagai orang Pariaman. Ibu dari 4 orang anak. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggapai Keindahan Abadi

Menggapai Keindahan Abadi

Air mata sucimu mengalir bagaikan anak sungai di pipi putihmu yang indah, permintaanmu memang berbeda dengan anak anak seusiamu sayang. Ada sedikit perdebatan yang membuat buliran buliran itu jatuh dari wajahmu. “Dila mau membahagiakan Ayah dan Bunda, kalau seandainya waktu Dilla tidak cukup maka akan tinggallah penyesalan Bunda. Dilla mohon Bunda, hanya 1 tahun waktu selepas SMA ini Dilla manfaatkan untuk mengahafal Kalam Illahi ini Bunda. Mohon doa ayah dan Bunda semoga cita cita untuk mengkhatamkan hafalan 30 juz ini tercapai”. Suamiku menyeringitkan dahinya, “ Satu tahun loh Dilla, itu waktu yang panjang, dan kamu tentu akan ketinggalan dari teman temanmu. Coba bayangkan ketika teman temanmu sudah wisuda, kamu masih kuliah. Mereka sudah bekerja kamu juga masih kuliah. Ayah hanya ingin kamu pikir masak masak, menghafal kan bisa kamu sambilkan dengan kuliah, toh sekarang hafalanmu sudah 10 juz. Lelaki paroh baya itu pergi meninggalkan kami dengan kebingungan.

“Bunda, mohon bantu Dilla, tangannya memegang tanganku dengan kuat, sambil diciumnya, airmata itu mengalir ditanganku”. Hatiku sangat pilu, di satu sisi aku mendukung keinginannya, tapi sisi yang lain, ayahnya tidak mengizinkan. Kuraih tubuhnya untuk kupeluk erat, “Cita citamu sangat mulia Nak... Insya Allah nanti Bunda akan bicara dengan Ayahmu. Dilla banyak berdoa ya, semoga Allah luluhkan hati Ayah.

“ Alhamdulillah,berkat niat suci itu Allah kabulkan doanya. Hari ini kami berada disini untuk menghadiri wisuda 30 juz Dilla. “ Fadhilla Syifa Azhar dengan hafalan 30 Juz, anak dari Bapak Azhar dan Ibu Husna Dewita predikat jayyid jiddan. Bulir bulir bening ini tidak dapat kubendung, teringat bagaimana gigihnya Dilla dengan hafalannya. Da dia berusaha untuk mengamalkan kandungannya. Aku serasa mendapatkan suatu penghargaan yang sangat fantastis sekali. Kutatap suamiku senyum bahagia dan bangga dengan pencapaian Dilla. Kami dipanggil ke atas panggung untuk menerima mahkota dari Dilla. Dilla meletakkan mahkota itu di atas kepalaku dan Ayahnya dengan senyum bahagia, sambil berucap “ Jazakumullah khairan katsiran Ayah dan Bunda, Dilla bahagia, semoga di akhirat nanti Dilla benar benar bisa menyematkan mahkota yang sebenarnya. Tangis Ayahnya pecah, dipeluknya anak gadis semata wayangnya ini dengan erat. Kami saling berpelukan bertiga di atas panggung. Tapi...tiba tiba tubuh Dilla seperti melorot ke bawah, Dilla tiba tiba pingsan... Innalillahi wa inna ilaihi rajiuuun, kalimat itu yang terucap dibibirku. Masih terngiang Dilla melafazkan kalimah syhadat di akhir hidupnya...Selamat jalan anakku, engkau sudah menggapai cita cita suci abadimu. Tunggu kami di akhirat kelak, tarik tangan kami jika kami tidak masuk ke surga Allah. Engkaulah harapan kami....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya

29 Jan
Balas

Alhamdulillah, Makasih Bunda Fitriany

29 Jan



search

New Post