Niliyanor Agustina.S.Ag

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

“PLPG OH PLPG

Hari ini disekolahku menjadi ketempatan rapat pertemuan bulanan kelompok kerja Gugus. Ada yang menarik yang menjadi pembicaraan teman-teman sebelum mulai acara, yaitu masalah PLPG yang harus dilewati oleh para guru sebelum mendapatkan sertifikat pendidik dan memperoleh sebutan guru profesi yang selanjutnya berhak timendapatkan tunjangan profesi.

Ternyata untuk tahun 2017 ini untuk mendapatkan sertifikat pendidik sangat sulit harus melalui pra PLPG, PLPG dan UTN, yang menjadi momok adalah UTNnya. Yang rame diperbincangkan teman-teman tadi tentang meninggalnya seorang peserta PLPG 2 hari yang lalu. Seorang guru yang bernama Widya Prasediyanti,S.Pd dari Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.

Bu guru Widya Prasediyanti,S.Pd mengalami pendarahan waktu mengikuti PLPG, saat itu dia tengah hamil 8 bulan. Ketika mengalami pendarahan dia dilarikan ke Rumaah Sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Sesampainya di Rumah Sakit karena kondiisinya mengharuskan dilakukan operasi sesar padahal jadwal persalinannya menurut dokter jatuh pada tanggal 17 Oktober 2017.

Operasi pun dilaksanakan dan Alhamdulillah bayi dilahirkan selamat namun sayang nyawa sang ibu tidak bisa diselamatkan, garis takdir mungkin sudah tertulis untuknya. Namun penyebab meninggalnya ibu guru tersebut masih menjadi perbincangan hangat dikalangan pendidik.

PLPG oh PLPG ini yang jadi perbincangan mereka..... akupun teringat kembali kejadian yang aku alami saat PLPG tahun 2007, pada saat itu aku dan teman-teman sesama guru honor belum tahu lagi apa PLPG? bagaimana prosesnya?. Dengan Bismillah kami ikuti saja karena pada saat itu PLPG yang pertama dan yang menentukan lulus tidaknya peserta sertifikasi yang dalam angan kami akan merubah nasib kami guru honor untuk mendapatkan kesejahteraan yang menerima gaji Rp.150.000 akan mendapatkan gaji Rp.1.500.000.

Banyak kejadian yang aku dan teman-teman alami, ada teman yang melahirkan di hari ke 5 Alhamdulillah anak dan ibu selamat dan sehat sehingga hari ke 7 dia masuk lagi untuk melanjutkan PLPG. Ada lagi teman yang sakit perut tidak tertahankan lagi dan akhirnya di larikan ke Rumah Sakit terdekat, setelah diperiksa ternyata dia terkena usus buntu dan operasipun langsung dilaksanakan. Besoknya juga langsung masuk lagi meneruskan PLPG. Kemudian ada teman yang terjatuh dan meneruskan PLPG dengan menggunakan kursi Roda, itu yang aku alami selama 10 hari mengikuti PLPG Namun Alhamdulillah kami lulus semuanya dan berhak mendapatkan sertifikat pendidik.

Tahun ke tahun terjadi perubahan kebijakan dan peraturan tahun 2015 untuk mendapat sertifikat pendidik sebagai syarat mendapatkan tunjangan profesi guru harus mengikuti PLPG 11 hari lalu disyaratkan mengikuti UTN(ujian Tulis Nasional) dengan bobot nilai minimal 43.

Tahun 2016 peserta PLPG merasa dipersulit lagi dengan dinaikkannya bobot nilainya menjadi minimal 80. Dan akhirnya banyak guru yang berjatuhan karena nilai UTN yang di tetapkan, kemudian diadakan ujian ulang UTN namun masih tetap banyak guru yang gagal.

Tahun 2017 ini disaat para pendidik disibukkan dengan yang namanya dapodik, absen online dan Sim PKB, pemerintah juga merubah aturan untuk sertifikasi guru dimana sekarang ada yang namanya pra PLPG selama 2 bulan. Setelah itu lanjut dengan yang namanya PLPG selama 11 harian , namun penentu kelulusan adalah UTN yang dilaksanakan pada hari ke 12 dengan bobot nilai yang sama dengan tahun 2016 yaitu 80. UTN menjadi momok bagi peserta PLPG karena angka yang terlampau tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Cerita kedua yang aku dengan hari ini adalah seorang guru honor yang sudah mengajar selama 16 tahun disebuah lembaga PAUD yang lumayan besar. Guru tersebut beruntung karena lembaga tempat dia mengabdi memberikan biaya untuk meningkatkan kompetensinya sampai selesai pendidikan SI, dan berhak mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini. Dan berkesempatan ikut PLPG untuk mendapatkan Tunjangan Profesi Guru, tiba-tiba berhenti mengajar dikarena setress sudah 2 kali ikut UTN namun belum juga lulus, Akhirnya si guru rugi sekolah juga rugi. Semua karena yang namanya” PLPG oh PLPG”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post