Niliyanor Agustina.S.Ag

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MURID ISTIMEWAKU

Hana nama gadis kecil itu seorang gadis kecil yang berbadan kurus berjalanpun tidak begitu kuat dan selalu di gendong ibunya, kebersihannya terlihat kurang terawat. Hari itu dia datang bersama ibunya masuk keruanganku. Sesudah mengucapkan salam ibunya lalu mengutarakan maksud kedatangannya adalah ingin mendaftarkan anaknya di sekolah kami,lalu ibunya bertanya maukah lembaga kami menerima anaknya. Sejenak aku diam dan heran kenapa ibunya bertanya seperti itu, kemudian dengan senyum ku jawab pertanyaannya ibu tentu anak ibu diterima memangnya kenapa sampai ibu bertanya demikian? Kataku balik bertanya pada ibunya. Ibu Hana lalu bercerita keadaan anaknya yang walaupun sudah berumur hampir 5 tahun tapi belum bisa berbicara dengan benar, kemudian berjalanpun sering jatuh, dan sudah dua lembaga yang datanggi untuk mendaftarkan anaknya dan kedua lembaga tersebut menolak anaknya dengan alasan susah mengajarnya nanti. Aku terdiam dalam hati berkata .....Ya Allah ternyata masih ada hambamu yang membeda-bedakan saudaranya. Selanjutnya aku berkata pada ibnya Hana kalau percaya menitipkan anaknya pada kami insyaallah kami akan menerimanya dengan senang hati.

Hari pertama Hana masuk sekolah teman-teman di kelompoknya tidak ada yang mau dekat dengannya, mereka berkata Hana bau karena jari-jari tangannya selalu dimasukkan ke mulutnya selain itu dia juga sering ngecess atau ngiler. Aku merasa sedih dan memikirkan bagaimana perasaan ibunya melihat anaknya diperlakukan demikian.

Selesai jam sekolah aku memangil dewan guru untuk mengadakan rapat kecil membahas tentang murid kami yang bernama Hana. Aku katakan kepada mereka bahwa Hana adalah murid istimewa di sekolah kami. Aku minta dewan guru untuk mengkondisikan kelas bagaimana membuat Hana dan ibunya tidak minder.

Besoknya aku adakan pertemuan orang tua murid yang aku isi dengan Parenting Class dengan materi Anak berkebutuhan Khusus. Alhamdulillah ada hikmahnya juga aku mengikuti TOT pendidikan Inklusi sehingga untuk hal-hal yang mendesak seperti ini tidak perlu mencari narasumber luar.

Dalam pertemuan itu aku katakan kepada orang tua murid bahwa semua anak yang dititipkan Allah SWT kepada kita adalah amanah yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya bagaimanapun keadaannya. Semua orang tua senantiasa menghendaki anaknya terlahir sempurna dan pintar, namun jika diberi anak yang terlahir istimewa semua harus diterima.

Kepada murid-muridku juga aku katakan bahwa mereka tidak mau berteman dengan Hana? Mereka jawab bau. Lalu kukatakan sekarang bantu teman kamu Hana supaya tidak bau, mau tidak bantu bu guru ? ....serempak mereka menjawab mauuu. Lalu ku letakkan kotak tisu di samping Hana dan kepada teman yang di sampingnya kalau lihat Hana ngeler tolong dilapkan. Kebiasaan Hana adalah memasukkan semua jarinya kedalah mulut sehingga jarinya selalu basah. Pada murid yang lain aku inggatkan kallau melihat Hana mau memasukkan jarinya ke dalam mulut tolong di tangkap tangannya.

Alhamdulillah cara ini mulai menampakkan hasilnya satu semester jari tangan Hana sudah mulai kering tidak lagi basah, ngelernya juga berkurang. Pada ibunya juga aku inggatkan mulai di biasakan dia berjalan sendiri jangan di gendong terus. Bicara Hanapun sudah mulai bisa di tangkap walaupun belum bisa mengatakan ibu guru dia hanya bisa mengatakan ibu gulu.

Hari demi hari berlalu kalau ada kesempatan dibalik kesibukkan aku selalu mengamati perkembangan Hana, hasil coretan garisnya sudah mulai tampak. Hana sangat senang kalau di suruh menggambar, banyak cerita yang tertuang dalam sebuah gambar yang dibuatnya. Dengan semanggat Hana menceritakan coretan dalam gambarnya, walau dengan kata yang masih terbata-bata.

Sebagai murid yang berkebutuhan khusus Hana adalah murid istimewaku, yang sudah banyak mengalami perubahan dari yang belum lancar bahasanya setelah 2 tahun sudah lancar berbahasa, sudah tidak memasukkan jari kemulutnya lagi, sudah bisa berlari bersama teman-temannya.

Ada pertemuan tentu ada perpisahan dan tibalah waktunya aku harus berpisah dengan murid istimewaku untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya. Hanya do’a yang bisa aku panjatkan semoga di jejang pendidikan selanjutnya Hana bisa berhasil dan tidak ada lagi yang membedakannya, karena dia punya hak untuk belajar dan bermain bersama teman-teman seusianya.

Satu tahun berlalu ketika kenaikkan kelas Hana Juara I di kelasnya, berita ini aku terima dari guru kelasnya di Madrasah Ibtidaiyah setingkat Sekolah Dasar. Kebetulan wali kelasnya masih saudaraan denganku dia sering cerita kalau Hana adalah murid yang paling cerdas di sekolahnya.

Alhamdulillah puji syukur aku panjatkan kepada Allah SWT berkat karuniaNya lewat perantaraan kami guru-guru Hana Di Taman Kanak-Kanak sekarang dia mampu membuktikan bahwa dirinya bisa. Hana benar-benar murid Istimewaku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post