Sudahkah Kita Menjadi Teladan?
Sudahkah Kita Menjadi Teladan?
Tantangan menulis hari 16
Teladan, sebuah kata dengan makna menjadi contoh. Sebuah kata yang ditujukan untuk orang-orang yang telah mampu memberikan contoh yang baik bagi orang lain. Keteladanan adalah sebuah prilaku yang diperlihatkan oleh individu kepada individu lain dengan harapan akan dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya setiap individu mampu menjadi teladan. Sebut saja dia, pembantu, petani, guru, pegawai pemerintah, anak sekolah, orang tua semua akan memberi teladan sesuai kapasitas masing-masing. Dan semua umat di atas dunia ini telah memiliki teladan yang tak pernah ketinggalan zaman, meskipun tekhnologi telah begitu canggih. Dia adalah Muhammad SAW.
Ketauladan Nabi Muhammad SAW mencakup semua sisi kehidupan. Keteladanan beliau bukan hanya dari sifat-sifat yang baik tapi dalam setiap prilaku yang ada pada dirinya telah menjadi teladan bagi keluarganya, sahabat-sahabatnya, lingkungannya, masyarakatnya, negaranya, bahkan bagi musuhnya.
Keteladanan sebenarnya adalah sebuah kewajiban. Kita berkewajiban memberi contoh terbaik buat orang-orang yang ada di sekitar kita, keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat kita bahkan negara yang kita cintai, yaitu Indonesia. Ketauladan yang baik , akan membentuk sebuah pribadi yang baik bagi orang-orang yang akan meneladani kita. Keteladanan adalah warna bangsa dan kehidupannya.
Pada zaman sekarang untuk siapakah kita memberikan teladan? Tentu saja bagi anak-anak kita. Mereka adalah generasi muda bangsa yang harus memiliki karakter yang baik dan kuat untuk menjawab tantangan zaman. Mereka adalah pemimpin masa depan yang akan mengganntikan kita hari ini. Ketika hari ini kita gagal sebagai contoh yang baik maka hancurlah masa depan mereka.
Semua kita adalah teladan. Tapi yang sering dituntut untuk jadi teladan hanya guru. Guru harus baik, rapi, tertib, berprilaku baik dan selalu mengikuti peraturan. Padahal pikiran demikian adalah pandangan yang salah. Semua kita wajib jadi teladan bagi anak-anak kita. Karena kita semua mampu jadi teladan .
Kita sering mengeluh karena sikap dan prilaku anak-anak kita. Kita anggap mereka telah salah didik. Kita merinding dengan kelakuan anak-anak sekarang. Mulai dari prilaku tidak terpuji sampai pada perbuatan kriminal yang mereka lakukan dalam usia sekolah. Kita semua bersalah dalam hal ini , tapi kita akan mencari kambing hitam. Dan orang yang paling enak untuk dijadikan kambing hitam adalah guru. Karena merekalah yang bersosialisasi dengan anak setiap hari. Kita lupa sebagian besar waktu anak adalah bersama orang tua. Namun kita tidak menyadari.
Kita lihat tontonan di TV, media on line . Tak satupun bisa dijadikan teladan. Tontonan yang ada merusak karakter anak. Kegiatan pejabat dalam berpolitik yang saling menjatuhkan, saling menuding dan saling menghujat bahkan saling berkelahi di lembaga yang seharusnya menjadi teladan yang baik seluruh rakyat Indonesia. Inilah contoh yang harus dilihat anak kita setiap hari.
Sinetron menampilkan peran-peran yang seharusnya menjadi teladan justru ditampilkan dalam peran-peran pandir dan tidak layak . guru yang pandir, polisi yang pandir, dokter yang pandir bahkan orang baik yang tak pernah beruntung dan orang jahat selalu beruntung. . Mereka ingin menghibur tapi tanpa disadarinya mereka telah membunuh karakter yang seharusnya menjadi panutan anak.
Kita lihat kegiatan pertelevisian di tahu delapan puluhan, sangat menyejukkan. Para pejabat akan tampil di TV untuk memberikan sambutan dan meresmikan pembangunan di mana-mana. Film-film memberikan contoh yang baik. Iklan-iklan tampil dengan bahasa yang baik dan sopan. Penyanyi tampil dengan lagu-lagu yang memiliki karakter. Bahkan peran pembantu akan memberikan karakter dengan bahasa yang sopan, patuh dan tulus dalam bekerja. Semua itu tak lagi kita lihat sekarang.
Kenapa semua bisa raib begitu saja? Tidak raib, tapi mungkin hanya mati suri. Kita masih bisa mengembalikan semuanya. Kita bisa menjadi teladan yang baik bagi semua generasi muda. Mari kembali memberikan contoh prilaku yang baik , kebanggaan yang tidak menyombongkan, kecintaan yang luar biasa pada keluarga, bangsa dan negara, bahkan sikap-sikap kecil namun memberi kebaikan.
Apakah kita sudah menjadi teladan? Mungkin sudah atau mungkin belum. Apakah ini sebuah kesalahan? Tentu tidak selagi kita mau memperbaikinya. Darimana kita perbaiki? Ya dari diri kita, dari hal-hal yang kecil dan dari sekarang. Mari optimis . Karena orang yang memberikan teladan akan tetap dikenang karena prilakunya yang diteladani. Dan percayalah ketika kita menanam kebaikan maka kita akan menuai kebaikan juga. Semoga kita semua bisa kembali ke posisi kita sebagai teladan yang baik, yang mampu di gugu dan di tiru oleh anak kita, keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat kita bahkan negara tercinta kita Indonesia.
Sungayang, April 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap nila. Pelajaran buat kita semua. Menulis terus ya dinda.
Mksh bnyk Uni. In sha allah ni, samo jo uni, ttp menulis. Salam literasi