Seperti Mimpi

TMH ke 82

Tantangan Gurusiana

Laki-laki muda itu menatap bulan yang hampir penuh di teras belakang rumahnya. Diantara cahaya bulan yang terang benderang bertaburan ribuan bintang-bintang dengan segala pesonanya. “Alangkah indahnya cahaya bulan malam ini”, katanya dalam hati. Dia melamun sendiri sambil menatap keindahan bulan. Cahayanya yang indah mengingatkannya pada pujaan hatinya, yang selalu hadir dalam busana seperti ratu, mekar dan panjang. Wajah yang selalu dihiasi senyum seindah bulan purnama.

Dalam lamunan itu ia merasa ada tangan lembut menggenggam tangannya. Wajah bulat purnama bersandar di bahunya. Menempel manja sambil tersenyum manis padanya. Ia terkesiap, namun hanya sekejap ketika sebuah telunjuk menempel di bibirnya meminta ia tidak bicara. Ia diam, dan menatap wajah cantik yang ia puja lahir bathin. Ratu cintaku akhirnya kau datang bisiknya penuh rindu. Perlahan ia buka pelukannya dan wajah bulat purnama itu larut dalam pelukannya. Berdua mereka menatap bulan yang terlihat begitu indah.

Ketika mentari menyengat kulitnya, ia terkejut dan memanggil pujaan hatinya. Semua hening dan tak satupun tanda-tanda bahwa ada orang di dekatnya, apalagi dalam pelukannya. Ia menatap langit dan berkata pada awan. Kenapa kau pergi tanpa pernah pamit ratu? Tiba-tiba ia sadar, ia bicara sendiri. Sambil menutup wajah , "apakah aku sudah gila, bathinnya. Namun di antara silaunya cahaya mentari ia lihat ratunya mengecupnya dan melayang bersama bias cahaya. Wajah cantik itu akan selalu hadir di setiap lamunannya, menggodanya dan Ia tersenyum, dan akan selalu tersenyum, bahkan sambil bercanda sendiri . Dan semua orang akan menatapnya penuh tanda tanya. S3lalu begitu..

Sungayang, 11 Juni 2020