NILA HERYANI, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Keterpaksaan yang Mencandu

Keterpaksaan yang Mencandu

Keterpaksaan yang Mencandu

TMH ke 81

Tantangan Gurusiana

Ketika situasi terpaksa menjadi sebuah candu , berbagai peristiwa akan menjadi cerita yang menarik. Aku adalah seorang penulis pemula pada Media Guru Indonesia. Aku bukan seseorang yang punya seni tulisan seperti orang lain. Hanya seorang insan yang suka menulis dan menuangkan rasa yang aku punya dalam tulisan-tulisan itu. Tulisanku biasa-biasa saja, buktinya belum ada yang memiliki pembaca seperti tulisan teman-teman di Media Guru. Tapi aku tidak terlalu peduli dengan pembaca. Bagiku, ketika aku menulis, aku punya wadah untuk menyampaikan apa yang aku mau. Seperti, cerpen, cerpen anak, puisi, pantun, opini dan lainnya. Ketika orang lain membaca dan memberi komentar bagiku itu adalah sebuah peristiwa yang luar biasa.

Aku suka menulis sejak Sekolah Dasar. Tapi hanya menulis tanpa memiliki aturan penulisan yang baik. Melanjutkan pendidikan di sekolah berikutnya aku masih menulis, tapi hanya menuliskan apa yang aku suka. Sekali lagi tanpa aturan dan tak punya seni.

Ketika aku mengikuti Pelatihan Sagu Sabu di Kamenag Tanah Datar, baru aku mengerti bagaimana sebenarnya menulis yang baik. Tapi aku memang bukan penulis yang baik. Buktinya aku sering gagal dalam mengembangkan ide-ide yang seharusnya dipaparkan secara cemerlang. Aku tak putus asa, bagiku terus aja menulis, mudah-mudahan suatu hari nanti aku akan menjadi penulis yang baik seperti penulis pada umumnya.

Pada pelatihan itu kita dipandu langsung oleh CEO Media Guru bapak Muhammad Ihsan. Pada diklat itu kita ditantang untuk dapat mengeluarkan dan mengembangkan ide-ide yang bagiku sangat luar bisa. Kemudian juga dibimbing langsung oleh Mas Febri . Pada saat pelatihan itu aku benar-benar merasa begitu dipaksa untuk menulis. Namun lama kelamaan keterpaksaan itu menjadi Candu.

Pada saat ini aku telah melalui tantangan menulis sampai hari ke 80. Meskipun aku belum mendapatkan prestasi namun candu yang aku miliki semakin kental. Aku tak peduli dengan apapun, yang penting menulis, setiap hari. Ada saatnya aku merasa begitu terpaksa, namun aku yakin canduku lebih dominan dari sebuah keterpaksaan.

Aku bahkan menikmati sensasi penderitaan penulis. Seperti , ketika kita akan menulis semua ide hilang dan raib entah kenapa. Atau ketika kita sedang sibuk dengan suatu kegitan yang tidak menulis, ide itu bergerak liar di kepala. Dan itu menjadi sebuah ketagihan bagai candu dalam kehidupan menulisku.aku berusaha menata candu ini menjadi sebuah kebiasaan baik.

Sungayang, 10 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa semangat Ibu, nulis sdh menjadi candu

11 Jun
Balas

Makasih bun, support yg luar biasa

14 Jun

Mantap ibuk....sudah menjadi kecanduan menulisnya...

14 Jun
Balas

Semoga kehadiran bunda jd inspirasi buat kt semua

14 Jun

Candu itu ibarat virus dia menyebar tak terbendung. Ok, banget bunda!

11 Jun
Balas

Makasih hadirnya bun, salam literasi

14 Jun

Bodo amat lah kak. Mau ada folowe atau ndak yang penting kita coba untuk menulis apa aja yang mau kita abadikan . Klu kita banyak mikirkan , tata bahasa, pilihan kata, tanda baca.. waduh ngak jadi jadi nulis sambil jalan kita perbaiki

10 Jun
Balas

Bagi kita nulis dah...org baca alhamdulillah. Nggak baca biar aja. Nulis adalah ungkapqn rasa yg kt punya buk Las. Mending jadi tulisan daripada jd bisul..hehehe

14 Jun



search

New Post