Ada beberapa istilah yang dipakai orang dewasa sebagai aktifitas yang dilakukan orang dewasa yang anak terkadang belum faham maknanya apa. Dan kali ini saya berbagi cerita soal kata "rapat" yang dipahami anak sulung dan anak bungsuku saat pertama kali dengar kata "rapat".

Saat anak sulungku berusia 5 tahun dia bertanya abynya dimana. Saya jawab sedang rapat. Lalu dia tanydra rapat itu apa?. Saya jawab membicarakan sesuatu yang penting.. oh... Ucapnya. Saya sendiri yang menjawab malah bertanya di dalam hati, kok jawab oh.. emang dia faham?.. ya sudahlah saya kira pengalamn bertanya itu tidak akan terngiang di pikirannya.

Suatu hari dia minta izin ingin dianter ke rumah temannya. Saya tanya emang mau ngapain? Dia jawab mau "rapat". Waduh jawabannya bikin menggelitik. Lalu dia menjelaskan kembali, kemarin kata umy rapat itu membicarakan sesuatu yang penting, sekarang aa mau bicarakan sesuatu yang penting sama teman aa. Seraya mengiyakan keinginannya saya menahan tawa. Baiklah, saya akan lihat seberapa penting yang akan ia rapatkan.

Pas datang ke rumah temannya, saya ceritakan pada ibu temannya kalau dia mau membicarakan hal yang penting. Ibu temannya pun tsedikit menahan tawa. Karena bikin penasaran ternyata hal yang penting itu "layang-layang"... Jadi acaranya rapat dengan proyek "layang-layang". Baiklah, tidak apa-apa hari ini kau fahami makna kata ini sedikit nanti seiring usia dia akan faham yang penting rasa ingin tahunya tetap terjaga.

Hari ini pengalaman itu terulang pada si bungsu. Alhamdulillah sudah bisa adaptasi jika mau berangkat rapat dia mengizinkan. Meski masih usia 2 tahun, saya biasakan untuk minta izin dengan baik-baik. "Ade, umy rapat dulu ya, ade baik-baik di rumah". Dia pun karena sudah terbiasa, mengaangguk dan melambaikan tangan.

Siang tadi mendapat pemandangan yang gereget saat semua pengaman tentang kata rapat terekam. Terekam di pikirannya rapat itu umynya pergi bawa tas kemudian minta izin. Siang ini dia main peran, terus bawa tas kemudian menghampiri saya seraya berkata "Ade, ibu rapat dulu ya, ade baik-baik di rumah". Dalaam pikirannya kata rapat itu terucap saat ibunya minta izin berangkat.

Setiap anak memiliki cara pandang yang berbeda tapi semua anak punya rasa ingin tau yang tak terbatas. Rasa ingin tau anak menjadi terbatas manakala orang-orang di sekitarnya membatasi pengetahuannya. Sebagai contoh "kucing", ada orangtua yang menakut-nakuti anak dengan seekor binatang, bintang itu kucing misalnya. Maka anak tidak mau tahu seluk beluk tentang kucing karena kucing itu menakutkan.

Salam orangtua pembelajar

Tasikmalaya, 12 Februari 2021

Tantangan gurusiana hari ke-4

Nia Ramdaniati

Kepala TK Al-Musyawirin