Bisa dan Biasa Membaca Sejak Dini
Saya pernah mendengar cerita dari teman, ada seorang pemuda yang membeli kopi, ia tahu nama kopi bukan dari tulisannya tapi dari kemasannya. Begitupun dengan produk lainnya saat belanja, tapi dia tau jumlah uang. Jadi, secara sepintas ia bisa belanja padahal dia tidak bisa membaca. Saat mendengar ternyata ia tidak bisa membaca di usianya yang produktif, saat oranglain bekerja dengan dunia yang tidak lepas dari aktifitas membaca, rasanya merinding. Zaman secanggih ini masih ada pemuda yang belum bisa membaca.
Kenyataan pilu ini sering ditemukan di sekitar kita tanpa kita sadari. Suatu ketika suami saya mengajar di sebuah SMP dan saat anak diberi tugas mengarang dilihat tulisannya seperti sandi rumput. Bukan hurufnya yang jelek tapi benar-benar sandi rumput. Setelah dilakukan wawancara dan pendekatan ternyata belum bisa membaca. Sedih rasanya menerima kenyataan anak seperti ini. Tapi kami lakukan pendekatan dan sebisa mungkin agar dia tidak merasa malu dengan temannya tapi tetap bisa membaca.
Yang ini pun rasanya pahit melihat anak yang akan masuk SMP karena orangtua memiliki masalah rumah tangga, dia enggan membaca karena ternya tidak bisa membaca. Pindah dari satu sekolah ke sekolah lain hanya rasa malu yang didapatkan.
Ini adalah sepenggal kisah beberapa anak yang kurang beruntung, tidak mendapat bimbingan inten ditambah tidak mendapatkan kesan menarik dari aktifitas membaca. Anak yang secara hubungan dalam keluarga tidak mendapatkan pengasuhan yang maksimal dan orangtua tidak berkesempatan mengasuhnya sehingga motivasi belajarnya sedikit berkurang.
Membaca bukan soal aktifitas melihat buku lalu melapalkan rangkaian kata kemudian memahami isi buku. Tapi persiapan agar anak senang membaca jauh lebih penting agar anak setelah bisa membaca mau terus membaca.
Banyak orangtua dengan susah payah mengajarkan anaknya membaca dengan cara memaksa. Mencari tempat les kesana kemari. Tanpa mereka menciptakan suasana dalam diri anak menjadi pembaca yang riang gembira. Alhasil, anak malah merasa aktifitas membaca itu hanyalah aktifitas yang membosankan.
Perlu ada pendekatan yang cantik agar anak suka terhadap aktifitas membaca. Soal kesan pertama belajar membaca juga sangat penting. Proses kegembiraan saat belajar membaca juga akan meningkatkan minat membaca. Dan yang tidak kalah pentingnya menciptakan suasana rumah yang anggotanya senang membaca.
Adek harus bisa baca kata mamah, tapi mamah enggak suka baca kata adek. Adek harus baca buku biar pintar kata ayah, tapi ayah hanya baca status media sosial saja. Adek harus baca buku banyak-banyak kata kakak, tapi kakak malah asyik membuat video saja. Nah, kan anak kecil pasti akan melihat apa yang orang dewasa di sekelilingnya lakukan.
Tasikmalaya, 15 Maret 2021
Nia Ramdaniati
Penggagas Metode Pembelajaran Membaca CAEM
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ulasannya
Sangat menarik ulasannya
Kereeen Bangets...
Keren banget Bunda ulasannya salam literasi dan izin follow