Kueh Gambang
Tantangan Menulis hari Ke 160
Kueh Gambang
Kueh gambang ini di kampong saya biasa disebut “jojodog monyet”, tidak tahu mengapa awalanya dikenal dengan nama tersbut. Tetapi di lihat dari bentuknya yang lurus, setengah lingkaran jadi bisa dibandingkan dengan tempat duduk yang orang jaman dulu dipergunakan.
Kuehnya berwarna coklat, tidak mengembang karena terlihat dari teksturnya padat dan sedikit berongga di tubuhnya.
Karena teksturnya yang padat, kokoh tapi mudah dipatahlkan, setelah sampai di mulut adonan gula merahnya mendominasi rasa lainnya.
Produsen roti sudah jarang yang membuat kueh gambang ini karena mungkin nilai jualnya rendah, kurang laku. Sepertinya yang membeli biasanya kaum manula, karena sudah tidak ada giginya maka roti gambang lebih enak dikonsumsi dengan secangkir the hangat. Lembang.
Di sekitar rumah hanya ada satu tukang roti yang menjual kueh gambang yang lainnya tidak jual.
Ternyata perusahaan roti ini melestarikan resep leluhur karena walaupun daya beli masyarakatnya rendah tetap varian roti yang ini masih dibuat dan dijual.
Kueh gambang ini enak diminum sebagai teman ngeteh atau ngopi di sore hari.
Mengenang masa kecil dengan jojodog monyet
Depok, 20 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar