ASI
ASI
#Tantangan Gurusiana Hari Ke-5
Cerpen
Oleh : Ngudyo Rahayu saja.
Diambil dari kisah nyata.
Tepatnya 4 tahun yang lalu, Tina mengikuti Pelatihan Prajabatan di Surabaya. Pelatihan yang wajib diikuti oleh semua Calon Pegawai Negeri Sipil se-Propinsi Jawa Timur sebagai syarat diterimanya menjadi Pegawai Negeri Sipil, jika lulus. Tina sungguh bersemangat mengikuti kegiatan tersebut.
Namun saat itu Tina harus meninggalkan anaknya yang kedua, masih berusia 12 bulan dan harus diberi ASI setiap saat. Apa hendak dikata, pelatihan ini wajib hukumnya. Tidak bisa ditunda atau dibatalkan. Wah, bisa panjang urusannya. Akhirnya Tina pun berangkat. Meski sebenarnya, Tina sangat mengkuatirkan kondisi anaknya yang ditinggal paksa.
Hari pertama pelatihan sungguh melelahkan sekaligus menegangkan. Disiplin tingkat tinggi. Makan, mandi, tidur, baris, belajar, semuanya diatur. Tina sakit kepala. Tapi ada hal yang membuatnya lebih sakit. ASI-nya tumpah kemana-mana. Tentu ini bukan sesuatu yang tabu bagi orang yang berfikir positif dan wajar. Tina perlu memikirkan cara untuk meringankan sakitnya. Ya, Tina ijin ke pos kesehatan. Ia konsultasi ke petugas kesehatan yang bertugas disana. Setelah berbicara beberapa saat, lalu Tina ke belakang. Cukup lama Tina di belakang. Dan ketika keluar ia sudah membawa satu botol berisi ASI. Kemudian Tina bergegas ke kantin sebelah, menitipkan ASI-nya di freeser.
“Ya, Bu. Silakan!”, kata petugas kantin. Ah, lega. Tina kembali ke barisan. Teman-temannya iba melihatnya begitu, namun tetap harus dijalankannya.
Hari mulai sore. Peserta boleh istirahat hanya 15 menit. Bisa dibayangkan perilaku peserta setelah dikekang dari pagi hingga siang. Mereka berhamburan ke kantin. Tina pun perlu ke kantin, selain untuk sekedar minum, ia juga mau mengambil ASI-nya. Rencananya ASI tersebut akan diberikan ke petugas medis supaya diberikan pada anak-anak yang memerlukan di sekitar sana. Dari pada mubadzir.
“Bu, permisi, saya mau mengambil titipan saya’, katanya. Petugas kantin sibuk melayani peserta lain. ‘Ya, silakan diambil sendiri Bu!’, katanya.
Dan, ketika Tina membuka freezer itu, ternyata botol susunya tidak ada. Raib. Alhamdulilah. Siapa gerangan pelakunya. Oh NO!.
“Waduh, barusan ada seorang bapak yang katanya haus saya suruh ambil minuman sendiri. Wah, jangan-jangan ASI ibu diminum’, katanya denga agak bingung.
‘Oh tidak apa-apa, Bu. Itu juga mau saya kasih ke orang kok’, jawab Tina dengan santai. Dan sebenarnya ia sedang menahan tawa.
Nah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ayooo siapa yang minum ASI Tina? Keren bun
Kalau di agama islam, yang meminum susu ibu itu menjadi anak susuan, dan menjadi saudara sesusuan sama anak ibu
kisah nyata bu?
Iya pak. Tabu tidak pak. Jika tabu saya hapus saja pak. Takut saya. Tapi trimakasih kunjungannya, Bpk.Salam Literasi
menurut saya cerita tersebut kalau dibaca anak-anak akan tabu. tetapi bagi orang dewasa tidak
Ya, Pak. saya kok malah kebalik. Saya pikir kalau dibaca anak-anak tidak tabu, malah dibaca orang dewasa tabu. wkwkwkw.Saya siap dihakim pak CEO. Dan sudah saya ganti puisi pak. Tapi belum saya hapus. Enaknya dihapus tidak ya pak. Btw, trimakasih banyak koreksi dan kunjungannya pak.
Waduuuuh.....enak dong ...gizi yg istimewa..
Waduuhhhh gawat
Wduh jd saudara spersusuan dg anaknya nti
Lucuuu bunn......he..he,
dapat anak baru jadinya....he..he..he, sip kisahnya
Wah wah wahPasti awet muda bapak itu