Kau kan selalu di hatiku
Kau Kan Selalu di Hatiku
Fathan kembali membuka album kenangan yang tersimpan rapi di lemari kamarnya. Di pandanginya satu persatu wajah sahabatnya. Pandangannya terhenti pada wajah yang dulu sangat digilainya. Nilam Cahya.
"Aku udah janji sama diriku sendiri. Aku nggak mau pacaran selama masih sekolah, ucapku ketika Fathan bilang kalau dia suka padaku. Lagian kamu kan udah punya pacar, anak SMA 2, balasku lagi. Enak aja, mau jadiin aku yang ke dua."
"Aku serius Nilam. Aku putusin Rina sekarang juga",kata Fathan bersemangat.
"Terserah kamu. Yang jelas aku tetap nggak mau, pacaran sama kamu. Aku mau fokus belajar dulu." Nilam mempercepat langkahnya.
"Kalo gitu kita TTM ( Teman Tapi Mesra ) aja," Fathan kembali menjajari langkah Nilam yang berjalan ke ruang kelas.
"Enak aja,nggak ah, teman aja.Titik!," balasku.
Fathan benar-benar dibuat penasaran sama ulah Nilam. Dia merasa kalau Nilam juga suka sama dia. Tapi dia berusaha menyembunyikan perasaannya. Mereka udah dekat dari kelas dua SMA. Sejak mereka sama- sama ikut kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diadakan 2 kali seminggu. Mereka sering jalan kaki bersama teman-teman yang lain sepulang latihan.
Hari-hari Fathan terasa begitu indah dengan kehadiran Nilam. Dia ingin setiap hari menatap wajah Nilam dan menikmati senyum manisnya. Dia tak sabar menunggu malam berganti pagi agar segera berjumpa pujaan hatinya.
Nilam, gadis manis, berkulit sawo matang, body proporsional. dengan berat 52 kg dan tinggi 158 cm, teman sekelasnya, telah mengisi seluruh hati dan fikirannya sejK beberapa bulan belakangan ini.
Duduk di samping Nilam setiap harinya di dalam kelas ,membuatnya semakin tak bisa melupakannya. Jajan ke kantin jam istirahatpun selalu berdua. Tapi Nilam tetap tak mau menjadi kekasihnya. Padahal sinyal-sinyal kalo dia suka sama Nilam sudah sering ditebarkannya. Kurang apalagi? Perhatian? Aku yang paling perhatian sama kamu Nilam, batinnya.
Sudahlah. Yang penting aku selalu bisa bersamanya setiap hari. Yang penting dia nggak punya pacar. Yang penting dia selalu disampingku.
😍😍
Hari ini, guru Kimia mereka berhalangan hadir. Fathan duduk di samping Tia sambil mencatat tugas yang diberikan guru. Nilam sedang asyik ngobrol sama Silvi di bangku belakang. Sesekali dia bercanda dan membuat Tia tertawa. Fathan, Tia, silvi dan Nilam adalah sahabat karib. Mereka sering ngobrol dan kumpul-kumpul berempat ketika jam kosong atau jalan kaki bersama sepulang sekolah. Nilam yang sedang duduk di belakang mereka jadi uring-uringan melihat Fathan duduk disamping Tia. Apalagi melihat mereka bergurau sambil tertawa bahagia. Mukanya cemberut,ketika Fathan menoleh ke belakang. Fathan jadi serba salah.
Nilam berdiri dan berjalan ke arah jendela dengan muka yang masih cemberut. Membuang pandangan jauh ke depan. Dia kesal. Apa aku cemburu? Tia kan lebih dahulu menjadi sahabat Fathan,bisiknya.
Fathan menghampiri Nilam. Melihat pipinya yang cemberut membuatnya tertawa.
"Kamu tambah cantik kalo cemberut gitu," gombalnya. "Kamu cemburu ya? Karna aku duduk sama Tia?"
"Iiih, GR! Ngapain juga cemburu."
"Trus, kok mukanya gitu?"
"Biarin! Sana! Duduk lagi sama Tia,nggak usah dekat-dekat aku! "
Karna Fathan tak kunjung beranjak, Nilam menjauh dari Fathan dan kembali ke bangkunya, tepat ketika bel pergantian jam pelajaran berbunyi.
Fathan mengikutinya dari belakang sambil mencolek pundak. Nilam. Nilam menepis tangan Fathan. Indra teman sekelas mereka mulai bersuit-suit. Nilam tambah kesal dibuatnya. Jam pelajaran terakhir terasa lama buat Fathan, karna Nilam sedikitpun tak mau menoleh ke arahnya.
Sabtu sore, Fathan dan kesebelasannya bermain bola di lapangan di dekat rumah Nilam. Dia sudah menelfon Nilam tadi malam. Untunglah Nilam sudah tak marah lagi, dan janji mau jadi supporter kesebelasannya.
Pertandingan selesai sekitar pukul 17.00 sore dengan skor 3-1 untuk kemenangan kesebelasan Fathan. Fathan berjalan menghampiri Nilam. Dia ingin memperkenalkan sahabatnya, Wahyu, kepada Nilam. Mereka mengobrol dipinggir lapangan diselingi gurauan-gurauan wahyu dan fathan. Senja menjelang, Nilam pamit pulang ke rumahnya.
Suara deringan telfon terdengar dari kamar Nilam. Dia bergegas mengangkatnya. Ternyata wahyu menelfonnya dan mengajaknya jalan-jalan ke Danau Singkarak besok siang. "Why not?" jawabnya.
Wahyu semakin sering menelfonnya dari Padang,karna dia sekolah di SMA Adabiyah Padang. Dia selalu pulang ke Solok dua kali sebulan. Hubungan mereka semakin dekat,tanpa diketahui Fathan. Ketika Wahyu meminta Nilam menjadi kekasihnya, Nilam dengan senang hati menerimanya, karna dia juga merasa nyaman jalan bersama wahyu. Wahyu begitu perhatian dan sikapnya begitu manis. Nilam selalu memandangi foto-foto mereka berdua, saat rindu menderanya.
Akhirnya, Fathan mengetahui hubungan Nilam dan Wahyu. Dia merasa sangat kesal. Dua orang sahabatnya telah menghianatinya. Wahyu,sahabat sepermainannya dari kecil, menusuknya dari belakang. Dia merebut Nilam, gadis pujaan hatinya. Merebut Nilam? Bukankah Nilam hanya menganggapnya sebagai teman? Tak lebih! Tapi ini terasa sakit sekali. Dia yang selalu berusaha mendapatkan hati Nilam, harus mengakui kekalahannya. Padahal Nilam selalu bilang kalau dia mau fokus belajar dulu. Tapi buktinya? Pesona wahyu telah membuatnya lupa akan janjinya.
Fathan menyimpan kembali album kenangannya. Nilam masih bersemayam di relung hatinya yang paling dalam. Tak ada yang bisa mengeluarkannya dari sana, meskipun sekarang Aira telah menjadi teman hidupnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kisah yang keren bunda
Terima kasih ,bunda