Applikasi yang Melelahkan
Hari ini cuaca sangat cerah, tidak ada bayang gelap awan diatas langit, namun tidak secerah hati kami para guru yang telah selesai melaksanakan ujian semester atau ujian kenaikan kelas sebab untuk selanjutnya kembali berkutat dan standby dengan laptop dan internet.
Saatnya untuk menggunakan applikasi raport on line, dan menginput nilai harian dan nilai ujian semester siswa.
Yach... beginilah rutinitas setiap semester, memasuki dunia internet, dan kembali sibuk mengingat kembali langkah-langkah untuk operasional applikasi raport on line, sebab yang namanya applikasi pastilah dalam operasionalnya kita harus menguasai.
Disinilah masalahnya, karena aplikasi digunakan sekali 6 bulan, otomatis kembali belajar dan mengingat ulang cara operasional applikasi.
Permasalahan yang bisa membuat pusing terletak pada jaringan Internet yang digunakan. Karena semua guru menggunakan applikasi, otomatis Wi-Fi menjadi lemot dan applikasi jadi slow respon.
Disinilah bikin puyeng, disaat menginput sudah selesai pas menyimpannya, jaringan eror, dan akhirnya dan di save dan kembali menginput ulang kembali.
Belum selesai tuntutan raport on line, laporan E Kinerja tri Wulan 2 sudah menunggu harus dikerjakan pula. Semua bukti dukung dari aksi nyata yang telah dilakukan di upload.
Sudahlah pusing menyiapkan tugas raport on line , laporan E kinerja sudah menunggu pula. Pusing kalau dipikir-pikir dijaman milleneal ini, guru-guru disibukkan dengan applikasi.
Belum lagi aplikasi absen, applikasi pelatihan, applikasi kepegawaian, applikasi penilaian siswa, applikasi ujian dan tugas siswa, dan applikasi lainnya.
Jika disuruh memilih, bagi guru senior yang usianya 5 tahun menjelang purna bakti, mungkin mereka lebih memilih purna bakti lebih awal, agar bisa lepas dari berbagai applikasi yang melelahkan. Lelah pikiran, jika terkendala disaat menggunakan applikasi dan gngguan jaringan, lelah badan karena harus duduk berjam-jam di depan laptop beserta lelah mata yang berjam-jam melihat laptop.
Akhirnya timbullah kesimpulan, kalau lebih enak guru di zaman "Oemar Bakri" , kerjanya masih fokus mendidik siswa, bukan fokus dengan tuntutan applikasi. Semakin banyak applikasi semakin tinggi tingkat stress guru.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap semangat Bu.
Hahaha jamannya Oemar Bakri, guru ontelan membawa tas slempang usang, baju Safari dan berkopyah, menjadi guru sejati....Terima kasih bunda ulasannya sangat menginspirasi saya
Iyaaaa...bapak, hidup guru nyaman walaupun secara finansial kurang nyaman, tapi pengabdian benar-benar tulus untuk mendidik anak bangsa