Galau
Galau Lanangku Gundah Jiwaku
Ramadhan At Taqi di Juli 2024.
Saat ini jam 2 lewat 11 menit tengah malam,mataku tak mau lagi terpejam.
Aku memang tidur lebih awal,selain capek ruar biasah karena seharian mengajar,penuh effort di terik musim panas ekstrim,juga kondisi jiwaku yang memang lagi labil sejak Adhan menginjakkan kakinya di SMANDARA.
Bujang lanangku sedang galau bin gabut.Masa-masa orientasi adaptasi serba barunya ternyata penuh tantangan.Teman-teman baru yang sudah pasti bermacam bekgraun lah,asrama yang memang sumpek penuh sesak karena membludaknya siswa baru.Plus budaya harus ngantri di kamar mandi.Cuaca tajam dari panas terik di siang hari dan super dingin di malam hari bikin kondisi jiwa dan perasaanpun bak rooler coaster.Suasana cam gini diperburuk kali oleh syndrom culture shock.
Budaya pondok yang selow,pelajaran yang tidak susah-susah amat,dispensasi telat yang masih bisa tawar-tawar plus plus ustad ustadzah yang rame dan renyah menyapa abege awal yang lagi demeen diperhatiin.Caper massal yang memacu adrenalin percaya diri.
Kini,dirinya sudah harus menerima kenyataan bahwa pra dewasa awal akan dimasukinya.Fase tabah dan tahan wajib disandangnya karena sudah siswa.Putih Abu-abu yang identik dengan kesenioran usia dan jauh dari baperan.Malu bila tidak mampu survaiv.
Diriku melayang ingat kenangan Ghazi awal bersekolah di Solo.Penuh semangat tak terbantah tak tercegah.Ke negeri seberang menuntut ilmu langsung pada sumbernya.Al Ustad Fatih Al Adnani,sang idola,penulis buku Akhir Zaman yang best seller ada di padepokan ponpes Darush Syahadah.Setelah disana ternyata keharuman hanya tinggal nama.Brosur sekolah yang hanya copas cetak ulang.Sayang....
Sang Mujtahid tak stand bye di sana.Sang Ustad sekarang keliling dunia.Tak bisa lagi menikmati majelisnya,nikmatnya melingkar mendengar tausiahnya di sana.
Yang ada kini hanya ustad2 junior dalam pengabdian.Yang bernas disekolahkan ke luar.Lah,santri dititip dengan tenaga amatirankah....?Wallahu'alam.Itu hanya nalarku saja.Terbukti Ghazi sering turun gunung ke kota ke Restoran Padang sahabat esempeku sekaligus orang kampungku.Apa namanya kalau bukan bosan dan tak betah gaes...
Santri tempatan yang masuk tanpa tes ketat lagi.Program sekolah yang tidak semilitan dulu lagi.Banyak ekskul yang kini ditiadakan.Yang tersisa hnaya susur pantai.Apaan,itu mah biasah.Sini juga adak.
Kekecewaan sulungku berakhir pindah sekolah ke Sumbar lagi.Tahun ajaran sedang berlangsung dan kosong belajar setahun usia.
Kini,kegalauan yang lebih kurang sama terjadi pada Adhan.Positifnya,sekolahnya dekat rumah.Kunjungannya dak harus nunggu sebulanan.Wiken bisa bawa cucian ke rumah.Tiap bulan bisa nginepan 3 harian.
Di asrama katanya heboh padahal
kata binsis nya jam 10 sudah wajib tidur.Antrian mandi lumayan.Di kelas ada makhluk baru bisa liat langsung.Kaum cewek yang selama ini haroom bertatap2.Kini mesti se grup dalam belajar.Wajah penuh jerawat bikin gak pede ketemu siapapun,kini mesti pasang muka besi bertemu pandang dengan para ceriwis ini.
Wah lengkap penderitaan nak bujang.
Gak nyangka bakal jatuh ketimpa tangga pulak.Efort si bro mesti berlipat2 besar untuk menetral gelombang rasa yang carut marut.
Mapel yang selalu ada tugas dan projek dan itu ontime pulak.Ada banyak LKS yang harus di isi dan itu segera.Dikebut,dikejar.Bahkan mungkin belum paham satu mapel,langsung berganti dengan mapel lain yang menuntut keseriusan dan fokus yang lumayan besar sama.
Mtk,bahasa inggris,ipas juga mapel normatif adaptif lain yang seabrek di SMA.
Ini sekolah umum,bukan lagi madrasah dimana mapel umum jelas akan lebih banyak.Bukan melanjutkan pelajaran pondok,namun nol kilometer.Pantaslah Kak Tet seniorku di pesantren ramadhan unggulan berkali-kali mewanti-wanti agar anak2 pondok bagusnya melanjutkan ke madrasah juga jangan ke umum cam SMA.Keok mereka mengikuti sekolah umum.Shock menghadapi "ketidaktoleransian"dunia umum terhadap "kesleboran" budaya pondok yang lebih banyak permisif terhadap pelajaran2 umum.
Nah,sekarang realitanya demikian.
Apa boleh baut haah gaess...
Galau bertindih2.Jiwa anakku belum mampu fleksibel menghadapi.
Bujangku yang tiba2 makin lama makin terasa introvert menurutku siiih.Dia lebih suka sendiri,tidak agresif nyari temanan.Lebih nyaman working individually sementara kurikulum dan sekolahnya menjebaknya dalam projek dan kerja kelompok.Aku mengerti itu.
Dimanakah letak pembelajaran terdiferensiasi itu? Tes diagnostik?.Anak diajar berdasarkan cara dan gaya belajarnya?Memahamkan mereka suatu ilmu menurut kemampuan individu yang jelas pasti berbeda.?Mereka harus mastery learning,..? Kalau gak tuntas juga mau diapain,dibengkelin seperti sekolah2 bagus yang ada klinik belajarnya ?Merdeka Belajar yang kini banyak sekali moda flatform nya?
Duuh,salut aku pada guru cegepe dan gepe.Yang jelas portofolionya dahsyat semoga juga berbanding lurus dengan aksi nyata nya.Akunya yang tidak suka ber ai ti ,sejak angkatan awal sudah nolak ikut CGP ini.Bagiku,aksi di lapangan jauh lebih besar manfaatnya daripada berlama-lama di teori kihade ini.Entah karena siswaku adalah orang2 kejuruan ya,mereka butuh ilmu praktis yang nyambung dan langsung bisa di bawa ke DUDI ; dunia usaha dunia industri.Kami kaum praktisi yang aksi lebih dominan daripada portofolio.
Ah,ini ada unsur emosional ya. Saya sensi dengan label guru teladan.Bagiku teladan diatas portofolio gada artinya.Gada manfaat kalau hanya jago lomba2 online atau hebat dalam soft dan hardcopy perangkat ajar.Dinobatkan jadi GP oleh penjabat daerah hanya seremonial dokumentasi Cabdin.Kami di sekolah malah ketawa2 setelah seniorku dinobatkan jadi GP malah ada yang PP pengajar praktik.Saya dan beliau ketawain diri sendiri karena semua kesuksesan ini adalah rekayasa.Kunjungan guru pamong bisa disetting,nilai juga bisa diatur.Vidio dan penyutingannya bisa di setting.Siswa di kelas bisa dikondisikan.Memfollow aksi nyata sama2 kompak di grup2 sekolah.
Ah,aku tidak suka.
Aku maunya ada ilmunya,praktekkan segera,evaluasi dan..bagi.Semua demiiiii kebaikan murid;istilah baru di kumer sebagai pengganti istilah peserta didik.Katanya kata Kihade,pendidikan ituenghamba kepada murid.Ekstrimnya,guru yang butuh siswa untuk belajar dan mau belajar.Wow,keren memesona dan terdengar sungguh ikhlas.Makasih ya Pak Kihade.Semoga ilmu yang bermanfaat.
Rumahku
29.Juli 2024
03.24 dinihari
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar