#tantangan_menulis_gurusiana

#tantangan_menulis_30_hari

#tantangan_hari_ke_5

Istifadah sore hari

" Teh... Tehhh..... Puntennn " terdengar sebuah seruan di luar rumah. Segeralah aku membukakan pintu rumahku. "Muhun aya naon?" ku lontarkan sapaan untuk mengawali sebuah percakapan.

" kieu teh abdi bade ngagadekeun helm" aku langsung terdiam kebingungan. Niatnya datang ke rumahku hanya untuk menawarkan sebuah gadaian helm miliknya. " naha make jeng ngagadekn helm? Tanyaku. " ieu abdi teu aya cicis pisan kanggo meser susu pun putra". Tersirat sedih dan haru yang ku rasakan dalam hati. Dia adalah ardi temanku sewaktu di SMP memang kita tak cukup banyak komunikasi setelah perpisahan di sekolah dasar namun itu bukan sebuah alasan untuk tidak menjalin silaturrahmi.

Betapa kagetnya aku di sore itu. Seorang laki laki yang sudah menjadi ayah bagi anak anak nya harus rela menahan malu, tak mengeluh karena banyaknya peluh dan tetap berusaha dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Memang tak seberapa uang yang ia hasilkan dari menggadaikan sebuah helm miliknya hanya 100.000, tapi raut muka yang sebelumnya penuh dengan kebingungan seketika merekah sebuah senyuman, beribu- ribu terimakasih ia ungkapkan dengan terus berulang- ulang. Ia langsung berpamitan menuju sebuah tempat dengan lari dan bersemangat lalu di belikannya uang tersebut untuk kebutuhan anaknya.

Di sana aku berfikir, tak ada seorang ayah yang rela anaknya kelaparan, ia pasti mengorbankan segalanya asalkan anaknya bahagia, dan banyaknya orang orang di luarsana yang masih sulit dalam mencari sesuap nasi, sedangkan aku masih tetap berkeluh kesah atas apa yang di miliki masih selalu merasa kurang dengan apa yang Allah beri dan tak pernah bersyukur atas nimat yang tak terukur.

#tasyakur

#istifadah

#pelajaran dan hikmah