Neneng Tuti Yuniarti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMPERINGATI HARI BAHASA INDUNG

MEMPERINGATI HARI BAHASA INDUNG

Basa téh cicirén bangsa, leungit basana ilang budayana, ilang budayana tumpur bangsana," merupakan satu ungkapan tentang berapa pentingnya bahasa Indung khususnya bahasa Sunda . Artinya Bahasa itu ciri bangsa,hilang bahasanya ,hilang pulang budayanya,hilang budayanya hancur bangsanya. Miris sekali. Oleh karena ini penulis bahas kembali tentang Hari Bahasa Indung yang jatuh tanggal 21 Februari 2022 besok.

    Sebagai mana telah penulis jelaskan pada artikel terlebih dahulu. Bahwa Bahasa Indung diperingati sesuai dengan pernyataan bahwa UNESCO menetapkan tanggal 21 Februari sebagai International Mother Language Day atau Hari Bahasa Ibu Internasional. Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu berarti menempatkan bahasa Sunda sebagai bahasa utama yang digunakan masyarakat Sunda, baik di lingkungan pergaulan tertentu maupun di internal keluarganya.Organisasi internasional yaitu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, atau disingkat UNESCO, menetapkan hari penting pada 21 Februari. Tidak banyak orang yang tahu bahwa setiap tanggal 21 Februari yang akan datang  terdapat hari penting yang dirayakan tiap tahunnya. Organisasi internasional ini mengukuhkan Hari Bahasa Ibu Internasional pada 17 November 1999 silam dan telah diperingati setiap tahun sejak tahun 2000. Sementara bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan Bangsa Indonesia.

     Setahu penulis peringatan Hari Bahasa Indung biasanya diperingati UNPAD setiap tahunnya begitu pula UPI yang dulu kita kenal IKIP. Di sana ada jurusan Sastra Sunda di UNPAD dan jurusan Bahasa dan Sastra Sunda di UPI setelah lulus berhak mengajar pelajaran bahasa Sunda walau sebenarnya guru bahasa Sunda khususnya kota Bogor kekurangan. Namun semua tergantung dari pengangkatan guru bahasa Sunda dari Dinas Pendidikan Jawa Barat. Penulis juga tahun 2006 pertama kali pelajaran bahasa Sunda masuk ke SMA ,penulis diikutsertakan pelalihan Kurikulum Mulok di Bandung sepulang dari Diklat penulis menjadi Ketua MGMP bahasa Sunda disampaikan 2012.  Dengan masuknya pelajaran bahasa Sunda ke SMA semakin semarak Pasanggiri dilaksanakan dari TK daerah hingga provinsi meliputi Pasanggiri Biantara ( pidato), Pupuh( menyanyikan kawih Sunda), Dongeng ( mendongeng), Maca Sajak ( membaca sajak), nulis sareng maca Aksara Sunda( menulis dan membaca Aksara Sunda) dan  Ngarang ( mengarang dalam bahasa Sunda) kota Bogor telah 3 kali berturut turut dapat kejuaraan kebetulan penulis sebagai oposisi ( pelatih dan pembimbing dari kota Bogor) dari TK SD,SMP dan SMA sekarang tinggal kenangan. Walaupun Bogor itu terjebak bahasa Sunda tidak sehalus Bandung dan Cianjur namun tetap dewan juri telah memahami posisi bahasa Sunda di Bogor. Bogor berada diperbatasan dengan Jakarta sehingga dampaknya terasa bahasa Betawi atau Jakarta masuk ke Bogor .istilah Bogor dijeka dengan " Heuras Cokor,Heuras Genggerong". Kasar. Namun Bogor mempunyai sejarah yang mengukir di Jawa Barat yaitu " Pajajaran". Lain waktu penulis akan membahas materi "Sejarah Bogor" namun sekarang fokus ke bahasa Sunda ,budaya Sunda dan etos orang Sunda. 

 

    Bahasa Sunda atau bahasa Indung  merupakan bahasa orang Sunda atau bahasa Indung. Orang Sunda wajib memelihara atau melestarikan bahasanya.  Dengan cara bagaimana Melestarikan Budaya Daerah diantaranya : 1. Memperhatikan dan mempelajari budaya daerah. 2. Menggunakan pakaian adat, sesuai dengan acara-acara tertentu. 3. Mempelajari dan memakai bahasa daerah di lingkungan keluarga. 4. Mengadakan dan turut serta dalam kegiatan lomba/pentas seni di daerah sekitar.

 

    Lalu kenapa bahasa Indung ( Sunda)  harus dilestarikan  karena Bahasa Sunda sebagai satu identitas kesundaan memang seharusnya dipelihara,karena salah satu ciri bahwa bangsa Indonesia sangat multikultural. Dengan keberagaman yang dimiliki bangsa ini, kita tidak usah kebakaran jenggot, kalau generasi muda Sunda banyak yang berbicara dengan bahasa betawi ( ibu kota Indonesia). Merasa minder dengan menggunakan bahasa Sunda. Bahasa Sunda kaya ragam bahasa karena Ragam Budaya Sunda – Budaya Sunda adalah budaya yang memang berkembang dan menetap di dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal sebagai budaya yang menjunjung tinggi sopan dan santun. Ciri khas masyarakat Sunda dalam melakukan interaksi dan komunikasi antar sesama sering kali menggunakan bahasa punten dan mangga. Ini bahasa halus yang digunakan dalam ragam bahasa dialog komunikasi  sesama orang Sunda.  Seperti halnya dalam bahasa Jawa juga memiliki tingkatan atau ragam bahasa juga jadi penggunaannya disesuaikan dengan siapa yang diajak bicara,situasi dan keadaan. Jika dalam bahasa Jawa ada status sosial tertentu yaitu dikalangan keraton.Bahasa Sunda tidak ada. Bahasa halus,bahasa sedang ( menengah) dan bahasa kasar.

 

    Sekarang budaya Sunda. Budaya Sunda adalah budaya yang memang berkembang dan menetap di dalam masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal sebagai budaya yang menjunjung tinggi sopan dan santun. Lazimnya, karakteristik dan kepribadian masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang ramah-tamah, murah senyum, lemah dan lembut, periang, serta sangat hormat kepada orang tua.

 

      Suku sunda memiliki slogan sekaligus menjadi filosofi hidup masyarakatnya, yaitu ‘Soméah Hade ka Sémah’ berarti ramah, bersikap baik, menjaga, melayani dan menjamu, serta menyenangkan semua orang. Hal itu yang menjadikan bentuk pengaplikasian masyarakatnya pada setiap perilaku dan tindakan interaksi atau komunikasi, baik di lingkungan setempat maupun luar.

 

     Ciri khas masyarakat Sunda dalam melakukan interaksi dan komunikasi antarsesama sering kali menggunakan bahasa punten dan mangga. Istilah punten sendiri memiliki arti kerendahan hati, sementara istilah mangga merujuk pada bentuk mempersilakan, penawaran, ajakan, serta permohonan.

        Etos dan watak budaya Sunda telah diterapkan sejak zaman Salakanagara. Dalam bahasa Sunda sendiri, Salakanagara adalah Kerajaan Perak, kerajaan Sunda tertua di Nusantara. Melalui etos dan watak yang telah berlangsung lama itu, masyarakat Sunda menjadi sejahtera dan makmur selama kurang lebih seribu tahun lamanya.

 

Etos dan watak budaya Sunda yang telah diterapkan sejak lama, di antaranya.

 

1.Cageur ( sehat)

Cageur berarti sehat yang mana dalam hal ini ialah sehat, baik secara jasmani maupun rohani, sehat moralnya, sehat pikirannya, sehat dan memiliki pendirian, sehat dalam bertutur, berbahasa, serta bekerja.

 

2. Bageur ( baik)

Bageur berarti baik yang mana baik antarsesama, andil dalam memberikan bantuan, seperti bantuan dalam moral baik, pikiran, dan materi, tidak pelit pada sesama, tidak tinggi emosional, penolong, ikhlas dalam melaksanakan serta mengamalkannya (tidak hanya diucapan saja).

 

3. Bener ( benar)

Bener berarti benar atau tidak berbohong yang mana dalam hal ini tidak sembarangan dalam melakukan pekerjaan, suatu amanat, lurus dan baik dalam menjalankan agama, melatih dan memimpin dengan baik, serta tak merusak lingkungan alam.

 

4. Singer ( cermat dalam bekerja)

Singer berarti wawas diri, teliti atau cermat dalam bekerja, memprioritaskan orang lain terlebih dahulu sebelum diri sendiri, menghormati pendapat atau gagasan orang lain, penuh dengan rasa kasih sayang, tidak tersinggung dan marah apabila dikritik, akan tetapi menerima dengan lapang dada.

 

5. Pinter ( pintar) Pinter berarti pintar, pandai, atau cerdas. Hal ini berarti mengerti dalam hal ilmu agama hingga ke akar-akarnya, dapat beradaptasi antarsesama, mampu menyelesaikan permasalahan dengan cakap dan bijaksana, serta tak meletakkan kecurigaan pada orang lain.

 

    Ternyata jika dikupas dari bahasa Sunda ,orang Sunda ternyata banyak ilmu yang dapat kita petik sebagai pedoman langkah kita dalam hidup berdampingan dengan orang lain ( mahluk sosial) maka pantaslah budaya Sunda perlu dilestarikan karena memiliki nilai-nilai luhur yang tersirat di dalamnya. Dengan memperingati Hari Bahasa Indung Sedunia besok hari mari kita selalu menanamkan dan melestarikan nilai luhur bahasa,bangsa dan budaya Sunda di tanah Sunda ( Pajajaran) yang kita cintai ini.

Bogor, 20 Februari 2021 Tantangan ke 52 Media Guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bunda

22 Feb
Balas

Ulasan yg informatif B8nd. Salm literasi

21 Feb
Balas

Mantap Ulasannya, jika benar dipahami maka tidak perlu banyak bicara. Salam literasi dari Sumut, Medan

21 Feb
Balas



search

New Post